Lisa terpaksa ikut kekampung suami nya setelah usaha mereka bangkrut total, namun setelah sampai kampung ia malah di buat tercengang melihat keadaan rumah yang di pandangan dia amat mengerikan sekali.
Di tambah setiap malam ia selalu bermimpi seram, kuburan yang ada di tengah rumah terasa sangat menyeramkan. kata Harun itu adalah kuburan Nenek moyang nya, jadi tidak bisa mau di pindah.
Mampu kah Lisa bertahan dari gangguan?
Atau Lisa akan menyerah akibat takut dan juga ngeri melihat penampakan!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27. Urut
Bukan main kesal nya Lisa sekarang setelah pulang dari rumah nya Laras, niat hati mau main agar ada yang mau menampung cerita nya tanpa harus mendebat diri nya. sebab Lisa adalah tipe orang yang keras kepala sekali seolah tidak bisa mau di kalahkan oleh siapa pun saat sedang bicara dengan orang.
Tapi sayang nya tadi lawan bicara dia adalah Purnama, selain keras kepala. Purnama juga adalah tipe wanita yang kasar dan garang, jangan pernah memancing nya dengan satu ucapan saja karena dia pasti akan mengamuk pada orang tersebut, sudah pasti turun tangan untuk membantai nya habis habisan dan Lisa sudah merasakan nya tadi.
"Sialan, pinggang ku sakit sekali. bangsat!" geram Lisa saat sudah di jalan.
Mau duduk di atas motor untuk pulang saja dia sudah kewalahan karena yakin sekali kalau pinggang nya keseleo, Lisa harus mencari tukang urut agar bisa duduk tegak lagi dan tidak sakit terus. mana ada tadi main main saat menghantam kan di lantai, jadi memang harus urut.
Laras juga tidak bisa lagi mau mencegah putri nya karena gerakan Purnama sangat cepat dan lincah, mau menghindar mana mungkin bisa juga. jadi ya cuma pasrah saja, selain pasrah dengan bantingan Purnama, Lisa juga tidak tau kalau Purnama adalah tukang banting yang sangat handal seperti itu.
"Eh kebetulan itu ada tukang urut, aku mampir lah karena aku bawa uang juga." Lisa berseru senang dan membelokan motor nya.
"Awas saja kau, pasti suatu saat aku akan membalas mu!" Lisa kesal sekali dengan sikap nya Purnama tadi.
Andai saja pinggang nya tidak sakit sekali maka sudah pasti dia akan membalas nya langsung, tapi tidak bisa membalas karena dia sakit pinggang sehingga mau tak mau yang cuma pasrah saja menerima bantingan. ada rasa heran juga karena Purnama punya kekuatan sekencang itu, padahal tubuh nya sangat kecil dengan pinggang yang begitu ramping seolah mudah patah.
"Assalamualaikum." Lisa berdiri di depan pintu sambil menatap sekitar.
"Walaikum sallam." sahut wanita yang sudah lumayan tua.
"Em saya cari yang bisa urut, apa di sini ada yang bisa urut pinggang?" tanya Lisa.
"Oh ayo masuk, Mbah yang mengurut orang." ajak Mbak tersenyum ramah mengajak Lisa masuk kedalam rumah nya.
"Urut pinggang saja, Mbah." Lisa mau duduk di lantai kelihatan sangat susah.
"Jatuh atau bagai mana? kok kayal susah sekali mau duduk!" Mbah menatap Lisa.
"Di banting orang, Mbah." Lisa kesal sekali saat menjawab nya.
"Yang benar, suami mu yang membanting ya?" Mbah kaget pula karena mengira Lisa di kdrt.
Lisa menggeleng dan dia segera berbaring telungkup, Mbah juga tidak lagi banyak tanya karena takut Lisa tidak nyaman apa bila memang ini ulah suami nya. dia mengambil minyak dan mengurut Lisa perlahan, bagian pinggang memang sudah mulai bengkak dan pasti ini keseleo karena hentakan yang amat sangat keras.
"Oh ini kalau sampai telat urut nya maka kamu tidak bisa jalan." ujar Mbah.
"Kurang ajar memang anak nya Laras itu!" kesal Lisa.
"Kenapa dengan Purnama?" Mbah kaget pula mendengar nya.
"Mbah juga tau dengan dia, apa memang sikap nya jelek dan rusak begitu?!" sengit Lisa penuh tanda tanya.
"Ada apa kamu sama dia, kok sampai bertengkar begini?" tanya Mbah hati hati agar Lisa tidak tersinggung.
"Aku tadi main kerumah nya dan dia langsung bicara sembarangan, aku melawan tapi langsung di banting! Laras juga sama sekali tidak memarahi anak nya, kurang ajar sekali." geram Lisa.
Mbah cuma menarik nafas saja setelah mendengar kan cerita Lisa yang menggebu gebu itu, dia adalah penduduk lama di sini sehingga sudah tau semua sikap para tetangga nya. apa lagi cuma Purnama saja, sikap gadis itu luar dalam pun dia sudah paham bagai mana karena Laras dan Mbah bisa di bilang cukup dekat satu sama lain.
"Aku doakan dia tidak laku kawin karena sangking galak nya, atau di perkosa orang!" geram Lisa mengeluarkan sumpah serapah nya.
"Tidak boleh bicara begitu, ucapan buruk itu akan kembali pada kita." nasihat Mbah.
"Habis dia itu loh gaya nya, mentang mentang cantik tapi lagak nya sangat keterlaluan!" Lisa masih saja kesal.
"Kita itu tidak bisa menilai orang dengan satu kali pandangan saja, kadang kita juga perlu melihat diri kita juga saat bersikap." Mbah berkata bijak.
"Ah kalau dia itu memang sikap nya jelek lah, aku bersumpah tidak akan pernah mau ketemu sama dia lagi!" Lisa menjawab sarkas karena begitu geram.
Mbah cuma menarik nafas panjang setelah beberapa kali mendengarkan jawaban nya Lisa, pantas saja dia sampai di banting dengan Purnama. wong ucapan nya juga sangat pedas, mana keras kepala juga sehingga kalau di beri masukan sedikit langsung di tolak mentah mentah hingga mental sangking tidak mau masuk nya kedalam pikiran.
"Mbah orang lama ya di sini?" tanya Lisa membuka obrolan lagi.
"Iya." Mbah sudah agak malas mau menanggapi obrolan nya.
"Kenal enggak sama Eyang Sundari?" tanya Lisa berharap jawaban nya akan beda dari Laras.
"Sundari? kenapa kamu tanya dia, ada hubungan apa!" Mbah langsung kaget mendengar pertanyaan nya Lisa.
Lisa saja sampai kaget mendengar nada suara nya Mbah yang mendadak saja bersemangat di sertai kaget juga, padahal tadi biasa saja saat ngobrol. tapi setelah mendengar pertanyaan nya, malah langsung bertanya dengan nada sangat kaget sekali.
"Saya istri cucu nya Eyang Sundari, kami juga baru beberapa hari pindah dan kami tinggal di sana." jelas Lisa.
"Oh pantes kamu asing ya, soal nya orang baru jadi belum tau banyak soal kampung ini." Mbah baru sadar.
"Emang di kampung ini ada apa saja, Mbah?" tanya Lisa penuh tanda tanya.
"Eh tapi kamu tinggal di rumah besar itu?" Mbah jadi kepo pula sambil menatap Lisa.
"Benar, usaha suami saya itu di tipu orang dan kami terpaksa pindah kesini karena ya ekonomi langsung anjlok!" jelas Lisa.
"Sudah berapa lama kamu di sana?" Mbah mulai tidak tenang.
"Belum ada seminggu, bahkan rumah nya saja belum ku bersihkan semua." jelas Lisa santai saja dan tidak tau kalau Mbah sudah cemas.
"Lebih baik kamu segera pindah dari sana." suruh Mbah.
Lisa kelihatan mulai tidak tenang juga karena ucapan Mbah juga mengarah pada hal yang tidak bagus, apa memang rumah besar itu menyimpan banyak misteri yang sangat sulit untuk di ketahui. apa lagi Lisa yang sangat awam, sudah tidak tau apa apa tapi kalau di beri tau malah ngeyel tidak karuan sehingga yang memberi tau malah naik darah.
Selamat pagi pembaca othor yang setia, alhamdulilah makin hari badan othor agak baikan. semoga kedepan nya main sehat dan enggak kumat kumat lagi sakit nya, sekarang cuma tinggal batuk dan dingin nya saja.
lalu kemana Elia?
keluar emas nya
ehh, bisa liat emas banyak
lanjut thor 🙏