Pembatalan perjodohan tiba-tiba oleh orang yang paling dicintainya, membuat dirinya sangat terguncang hingga sang ayah akhirnya memutuskan menjodohkannya dengan laki-laki yang pernah menolong dirinya. Yang tak tahunya laki-laki itu adalah teman semasa SMAnya. laki-laki konyol yang selalu mengganggu dirinya disekolah.
"Yang benar saja aku harus menikah dengan dia?" ucapnya dalam hati.
Bagaimana kelanjutan kisah mereka? akan kah cinta akan tumbuh dengan seiring nya waktu? ikuti kisahnya yuk...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu Lagi
Saat Awan ingin masuk kedalam toilet, tiba-tiba Bening menegurnya lagi.
"Hei apa yang kamu lakukan?! " tanya Bening ketus.
"Mau tidur" jawab Awan asal.
"Ya lu nggak liat dari tadi? mata lu kemana sih bu dokter...? " singgung Awan yang sejak tadi memperlihatkan peralatan kebersihan.
Bening nampak bingung.
"Ngapain kamu bersihin kamar mandi ini? " tanya Bening ketus lagi.
"Mau numpang mandi gue" Awan asal bicara lagi.
Tuan Fabian bahkan sampai tergelak saat mendengarkan ucapan Awan.
"Hei aku serius Awan.... kanapa sih dari tadi jawaban kamu nggak ada yang benar?! " Bening semakin kesal.
"Ya gue juga serius gue mau kerja tapi dari tadi elu ganggu gue terus, kenapa sih elu mau bantuin gue emangnya bersihin toilet?! " Awan sewot.
"Tapi bukannya kamu kerja di restoran semalam? " tanya Bening bingung.
"Itu semalam, lagi pula panjang cerita nya kalo gue cerita nanti elu tidur lagi, serasa di dongengin sama gue" asal bicara lagi Awan.
Tuan Fabian semakin tergelak.
"Iiihhh Ayah lihat tuh dia" Bening merajuk bahkan sampai menghentakkan kedua kakinya seperti anak kecil yang merajuk manja.
"Hahaha" Tuan Fabian malah tertawa karena sudah tak tahan lagi.
"Ihhh Ayah kenapa Ayah malah tertawa?!" Bening kesal-kesal manja.
"Udah-udah jangan nangis nih buat lu" tiba-tiba Awan memberikan sebuah permen lolipop pada Bening seolah merayu anak kecil yang sedang merajuk.
"Awan... ih... apaan sih lu nyebelin banget" Bening kesal dan malah melempar lolipop itu ke sembarang arah.
"Hahaha" Tuan Fabian semakin terbahak menyaksikan interaksi keduanya.
"Sudah Bening sudah... biarkan dia bekerja, kau juga apa tidak bersiap untuk bekerja? " ucap Tuan Fabian lembut.
Bening yang masih kesal pun berbalik badan sambil menghentakan kakinya, dan itu membuat Tuan Fabian tersenyum sambil menggelengkan kepala nya pelan, sedangkan Awan memungut permen lolipop yang berada di lantai dan mengantonginya di kantung celananya.
Awan pun masuk kedalam toilet untuk bekerja. sedangkan Bening pamit pada Ayahnya setelah petugas dapur mengantarkan sarapan pagi untuk Tuan Fabian.
Setelah selesai membersihkan toilet ruangan tersebut, Awan keluar dari sana dan pamit dengan sopan pada Tuan Fabian.
Tuan Fabian memperhatikan anak muda yang ada di hadapannya, entah kenapa terlihat begitu menyenangkan. Tuan Fabian akhirnya mengambil ponselnya yang terletak di nakas dia lalu menelpon asistennya.
"Syarif tolong kamu selidiki pemuda yang bernama Awan, kebetulan dia bekerja di rumah sakit ku sebagai cleaning service" ucap Tuan Fabian serius.
"Baik Tuan, oiya apa anda sudah merasa lebih baik saat ini? " tanya Syarif.
"Ya ini semua berkat anak muda itu, jadi secepatnya aku ingin kau mendapatkan data tentang dirinya" ucap Tuan Fabian serius.
"Baik Tuan" jawab Syarif dan tak lama Tua Fabian pun mematikan saluran telpon nya.
"Entah kenapa aku jadi tertarik dengan anak itu, apa lagi setelah melihat reaksi Bening saat berbicara dengannya, Bening seolah menjadi dirinya sendiri, berbeda bila dia bertemu dan berbicara dengan Bintang, huftt apakah ini petunjuk dari yang maha Kuasa pada ku? " gumam Tuan Fabian.
Satu jam kemudian.
Pak Syarif datang berkunjung ke ruang rawat Tuan Fabian, dia juga memberikan laporan tentang Awan, saat mengetahui indentitas Awan yang sebenarnya Tuan Fabian hanya tersenyum saja.
"Maaf Tuan sebelumnya, kenapa anda ingin mengetahui tentang anak muda ini? " tanya pak Syarif.
"Semalam dia yang menolong ku dan aku berencana untuk berterima kasih padanya itu saja" jawab Tuan Fabian.
Tanda tanya muncul di kepala Pak Syarif karena sungguh tak masuk akal hanya untuk berterima kasih saja bos nya ini sampai harus menyelidiki latar belakang orang yang menolongnya.
Tengah hari.
Bening berjalan kerumah rawat ayahnya, karena sedang beristirahat, dia ingin melihat keadaan ayahnya yang tengah di rawat saat ini di rumah sakit tempat nya bekerja.
Saat sampai di ruangan ayahnya dia melihat sang ayah sedang meeting melalui daring, Bening pun hanya menggelengkan kepala nya pelan karena bisa-bisanya sang ayah bekerja disaat dirinya sedang dirawat.
Tuan Fabian langsung mengakhiri meeting tersebut saat melihat raut wajah anaknya menapakkan ketidak sukaan.
"Kenapa sayang? " tanya Tuan Fabian lembut.
"Ayah kan sedang sakit kenapa tidak menyerahkan semua tugas ayah pada Pak Syarif? " Bening kesal.
"Iya maaf tapi tadi Pak Syarif ada pekerjaan lain yang ayah berikan khusus untuk nya, kamu kesini apa sudah selesai bekerja? " tanya sang ayah penuh kasih sayang.
"Aku istirahat dan menyempatkan diri kesini aku khawatir pada ayah" ucap Bening manja.
"Bening... apa kau yakin dengan keputusan mu semalam? " tanya Tuan Fabian lembut.
Bening hanya mengangguk saja.
"Yakin tidak menyesal? " tanya Tuan Fabian kembali.
"Ya ayah aku yakin, malah mungkin bila aku memaksakan Bintang menjadi suami ku kemungkinan aku yang akan menyesal" ucap Bening yakin.
Jadi semalam ketika Awan meninggalkan rumah sakit dan Tuan Fabian di pindahkan ke ruang rawat nya, tak lama Bintang dan orang tuanya datang karena mengkhawatirkan keadaan Tuan Fabian.
Tapi pada saat itu juga Bening memutuskan untuk membatalkan perjodohan ini, meski dirinya sangat mencintai Bintang, tapi dirinya sadar kalau selama ini Bintang tak pernah mencintai nya, sekeras apa pun dirinya berusaha untuk merebut hati Bintang, tak pernah ada hasil malah hasil yang sama yang dia dapat yaitu kecewa, kecewa dan kecewa hingga tadi malam adalah puncak kekecewaan Bening pada Bintang dan itu membuat nya akhirnya menyerah, dia tak ingin terikat lebih jauh dengan Bintang karena itu sama saja menyakiti dirinya sendiri.
"Baiklah kalau itu sudah menjadi keputusan mu" ucap Tuan Fabian bijak.
"Oia bagaimana kalau kau dengan teman mu itu saja? " tiba-tiba Tuan Fabian nyeletuk.
Bening bingung teman mana yang dimaksud ayahnya ini.
"Teman yang mana maksud ayah? " tanya Bening bingung.
"Itu si Awan... kau tak menjadi orang lain bila berhadapan dengan dia, ayah rasa kalian coc_"
"Tidak ayah?!" Bening langsung memotong ucapan ayahnya.
"kenapa harus pria yang otak nya kurang sehat seperti Awan sih?!"Bening kesal.
Tuan Fabian hanya tersenyum saja saat mendengar perkataan putrinya mengenai Awan.
" Kenapa ayah malah tersenyum seperti itu?! "Bening makin kesal.
" Tuh... kan baru juga ayah sebut namanya tingkah mu yang manja dan menggemaskan itu keluar"goda Tuan Fabian.
"Coba di depan Bintang kau itu selalu kaku bagaikan balok kayu sayang... kau sadar nggak sih? " tanya Tuan Fabian.
Bening terdiam seolah berfikir dan mencerna ucapan ayahnya. dan memang yang dikatakan ayahnya itu benar adanya dirinya menjadi orang lain bila di hadapan Bintang.
"Tapi jangan dengan Awan juga ayah" ucap Bening maja dan merajuk.
"Sudah ah... aku ke ruangan ku dulu,ayah jangan melakukan aktivitas yang melelahkan dulu ya... nanti setelah jam kerja ku selesai aku akan kesini lagi"dengan wajah cemberut namun menggemaskan bagi ayahnya Bening pun pamit.
Bening pun keluar dari ruangan ayahnya dan berjalan di lorong rumah sakit saat di lorong yang sepi dirinya tak sengaja berpapasan dengan Bintang, dirinya tak menghiraukan keberadaan pria tersebut.
Bintang yang merasa Bening bersikap lain padanya langsung mencegat jalannya.