David Ferrero
adalah seorang pengusaha muda yang berbakat dan tampan namun sayang ketampanannya tertutup oleh sikap dingin dan galaknya sebagai CEO dari Ferrero grup. sikapnya yang dingin membuat para wanita takut untuk sekedar menyapa atau meliriknya
Bela diana putri
adalah wanita sederhana yang berasal dari desa terpencil. bela memiliki karakter ceria, ramah dan sangat baik terhadap semua orang, walaupun bela berasal dari desa terpencil tapi otaknya sangat cepat tanggap dalam menerima sesuatu yang berkaitan dengan ilmu atau perusahaan. oleh sebab itulah bela direkomendasikan bekerja oleh kampusnya di perusahaan terkenal
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosma Yulianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
eps 3
"rifa apa kepintaran mu sudah mulai berkurang? kenapa kau mengirimkan sekertaris seperti ini padaku. carikan yang lain" ucap david
bela mengepalkan tangannya kesal karena david belum melihat kinerja nya tapi sudah direndahkan
"maaf tuan david jika ingin mencari sekertaris baru setidaknya kita harus menunggu selama tiga atau empat hari belum dengan interviewnya" jawab rifa mulai kesal dengan bosnya karena sudah berkali kali mengganti sekertaris setelah meninggalnya sekertaris lama
david memutuskan sambungan telpon dengan kesal dan menatap bela masih berdiri disana
"untuk apa kau disini, keluar" ucap david ketus
bela mengangkat kepalanya memberanikan diri menatap manik hitam milik david
"tuan muda yang terhormat bisakah anda melihat kinerja saya terlebih dahulu baru memutuskan apakah saya pantas atau tidak bekerja disini" ucap bela
"kau ingin mengatur ku?" tanya david sinis
"tidak tuan, tapi setidaknya anda melihat bagaimana kinerja saya untuk hari ini saja baru anda memutuskan" kata bela dengan berani
david berpikir sejenak bahwa dia harus melihat dulu kinerja gadis ini karena sekertaris baru akan direkrut setelah empat hari dan empat hari kedepannya david memiliki jadwal yang sangat banyak
"baiklah aku akan melihat bagaimana kinerja mu hari ini, ini berkas yang harus kau pelajari dan didalam flashdisk ini ada jadwal ku selama satu bulan kedepan lalu hafalkan itu" titah david menyodorkan berkas dan flashdisk
bela tersenyum manis melihat berkas dan flashdisk yang sudah ada ditangannya, dia sangat senang mendapat pekerjaan yang mengharuskan ia menghafal
"terimakasih" ucap bela tersenyum lalu keluar dari ruangan david
tapi bela berpikir sejenak dimana dia harus mengerjakan semua pekerjaan ini dia tidak tau ruangannya disebelah mana akhirnya bela memutuskan untuk kembali
"mm pak ruangan saya dimana ya" tanya bela berhati-hati
david sudah terlihat kesal dengan bela
"keluar dari ruangan ku belok kiri tepat disebelah ruangan ku adalah ruangan mu" jawa david kesal
"terimakasih pak" ucap bela
"Dalam waktu dua jam kau harus sudah selesai mengerjakan berkas berkas itu dan menghafalkan jadwal ku" ucap david
bela mengangguk dan keluar dari ruangan david lalu masuk keruangannya
bela melihat perlengkapan didalam ruangan itu sangat lengkap mulai dari buku buku yang tersusun rapi, meja kerja beserta komputernya sudah tersedia disana
bela meletakkan tasnya lalu mulai mengerjakan berkas berkas tadi. dalam waktu satu jam bela sudah selesai mengerjakan berkas berkas itu
dan sekarang pekerjaannya tinggal menghafal jadwal david, dia bukannya frustasi tapi sebaliknya dia malah senang
bela mondar mandir didepan meja kerjanya untuk menghafalkan jadwal dan benar saja dalam waktu tiga puluh menit bela sudah membuat jadwal david berada diluar kepalanya
bela segera keluar lalu masuk kedalam ruangan david untuk menyerahkan pekerjaan nya
tok,,,,,tok,,,,,tok
"pak bisa saya masuk" ucap bela dari luar
"mm"
ciih jawaban macam apa itu. batin bela
bela pun masuk kedalam ruangan david lalu menyerahkan berkas berkas itu
"ini pak saya sudah selesai mengerjakannya, bapak bisa periksa sendiri" ucap bela sopan
david mengambil dokumen itu lalu memeriksanya dan tentu saja dia puas dengan hasil kerja bela
"baiklah ini lumayan bagus" kata david meletakkan dokumen tadi
"lalu bagaimana dengan jadwal ku" ucap david tersenyum tapi bukan tersenyum manis melainkan tersenyum meremehkan kemampuan bela