Saat Shima lyra senja seorang dokter berbakat di rumah sakit ternama, menemukan suaminya berselingkuh dengan sahabatnya sendiri, dunianya hancur seketika.
Pengkhianatan itu tidak hanya merenggut pernikahannya, tapi juga rumah, nama baik, dan tempat untuk pulang.
Di titik terendah hidupnya, ia menerima tawaran tak masuk akal datang dari Arru Vance CEO miliarder dingin dengan aturan yang tidak bisa dilanggar. Pernikahan kontrak, tanpa cinta, tanpa perasaan. Hanya ada aturan.
Namun, semakin dekat ia dengan Arru, semakin ia sadar bahwa sisi dingin pria itu menyembunyikan rahasia berbahaya dan hati yang mampu merasakan semua yang selama ini ia rindukan.
Ketika pengkhianatan masa lalu kembali muncul dan skandal mengancam segalanya, Shima harus memilih: mengikuti aturan atau mempertaruhkan segalanya demi cinta.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ziafan01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ARYA CEMBURU ATAU IRI?
Arru melangkah di depan Shima, menunjukkan area kantor seolah memperkenalkan tempatnya, tapi tetap dengan aura yang tenang dan sedikit romantis. “Ini kantor saya. Semua ini adalah tanggung jawab saya, dan saya ingin Shima merasa nyaman di sini. Dia akan menjadi bagian dari hari-hari saya,” ujar Arru sambil menatap Shima sekilas.
Shima mengikuti langkah Arru, menunduk sopan saat memperkenalkan diri kepada beberapa manajer dan staf senior. Aura profesionalismenya terpancar, tapi ia juga belajar membaca isyarat Arru setiap gerakan, tatapan, dan bisikan lembut yang membuatnya merasa aman sekaligus terikat pada kontrak pernikahan mereka.
Beberapa staf mulai menatap mereka berdua, membisikkan bahwa pasangan ini terlihat sangat serasi, cantik dan elegan. Dalam hati, Shima tersenyum tipis. Ia tahu, meski pernikahan ini adalah kontrak dan penuh aturan, tapi untuk pertama kalinya ia merasakan bahwa langkahnya ke depan bukan hanya tentang menyelamatkan reputasi, tapi juga memulai babak baru yang memberinya kendali atas hidupnya sendiri.
Arru, sambil menutup langkah formalitasnya, membisik pelan ke Shima: “Hari ini hanyalah formalitas, Dr. Senja. Tapi percayalah… dunia akan melihat kita sebagai pasangan yang kuat.”
Shima hanya mengangguk, menahan senyum, dan menyesuaikan diri. Di balik itu, pikirannya mulai merencanakan strategi bagaimana ia akan tetap profesional, tapi juga mulai memantapkan balas dendam kecil terhadap Arya dan Laura yang dulu menghancurkan hidupnya.
Di rumah sakit, kabar tentang kehadiran Shima di kantor Arru menyebar dengan cepat. Arya yang sedang meninjau laporan pasien, secara tak sengaja mendengar beberapa staf dokter membicarakan hal itu.
“Apakah kalian dengar? Dr. Shima Lyra Senja sekarang ikut di kantor tuan Arru,” bisik seorang perawat muda.
“Ya ampun… jadi dia benar-benar calon istri Arru Vance?” balas yang lain, penuh rasa tak percaya.
Arya menelan ludah. Jantungnya berdebar, hatinya campur aduk. Ia merasa cemburu, penasaran, tapi juga sedikit takut. Ia membayangkan bagaimana Shima yang kemarin masih terlihat rapuh sekarang berjalan berdampingan dengan Arru, tampil percaya diri, profesional, bahkan elegan.
Laura yang duduk di dekatnya langsung menoleh, merasakan aura iri yang sama. “Lihat itu, Arya. Dia seperti tidak kehilanganmu sama sekali. Bahkan di sana, di depan semua orang… dia tersenyum, menyesuaikan diri, bermain peran seolah kau bukan apa-apa.”
Arya mengepalkan tangan, matanya menatap tajam layar laptop, tapi pikirannya hanya tertuju pada Shima. Ia merasa malu karena masih punya rasa sayang yang tak disadari, tapi Laura semakin menekan: “Kalau kau masih suka padanya, kau tidak menghargai aku sebagai calon istrimu, Arya. Percayalah, dia sudah pergi jauh darimu. Sebaiknya kita juga harus merencanakan pernikahan kita ”
Ucapan Laura seperti bara api di hati Arya. Ia menghela napas panjang, menundukkan kepala, tapi hatinya tetap panas. Shima yang dulu terlihat rapuh kini seolah tak tergoyahkan, dan itu membuat Arya semakin cemburu sekaligus kecewa pada dirinya sendiri karena belum bisa move on.
Sementara itu, staf-staf rumah sakit tetap membicarakan Shima dengan nada kagum: “Dia cantik, pintar, dan… terlihat sangat cocok dengan Arru. Tidak heran tuan Arru memilihnya.”
Di sisi lain, Shima yang berada di kantor Arru, tak tahu bahwa setiap langkahnya diikuti dengan tatapan penuh iri dari Arya dan Laura. Ia bermain peran sempurna, tersenyum sopan, profesional, tapi di hatinya sudah menyiapkan strategi kecil bagaimana perlahan-lahan ia akan mengembalikan kekuatannya, sekaligus memastikan Arya dan Laura merasakan apa yang dulu mereka buat padanya.
Di sini, dinamika balas dendam mulai terasa. Shima bukan lagi korban yang pasif. Ia sudah menjadi versi baru, lebih kuat, lebih percaya diri, dan setiap gerakannya di kantor Arru seperti mengirim pesan terselubung: ia sudah bangkit, dan permainan baru akan segera dimulai.
Siang itu, kantin rumah sakit penuh dengan hiruk-pikuk dokter, perawat, dan pasien yang menunggu. Shima duduk di salah satu meja, matanya sibuk menatap layar ponsel sambil memeriksa berkas pasien. Tiba-tiba, langkah Arru terdengar, tenang tapi pasti, dan segera ia muncul di hadapannya. Senyum tipisnya seperti biasa, dingin namun menenangkan.
“Makan siang sudah tersedia, Shima,” katanya sambil menyodorkan kartu. “Duduklah, aku yang bayarkan. Anggap saja hadiah untukmu… besok adalah hari pernikahan kita.”
Shima menatap kartu itu sejenak, jantungnya berdegup lebih cepat. “Terima kasih. Tapi… ini terlalu mewah,” gumamnya, menunduk hormat.
Arru mencondongkan tubuh, tatapannya tajam tapi lembut. “Mewah atau tidak, aku ingin kau nyaman. Jangan pikirkan uang atau hal lain. Duduk saja.”
Shima mengangguk, tersenyum tipis, mencoba menenangkan detak jantungnya. Mereka duduk bersama, dan staf di sekitar mulai berbisik-bisik, beberapa menunduk hormat saat melihat mereka.
Di sudut kantin, Laura menatap mereka dengan mata membara, bibirnya mengerucut menahan iri. “Lihat itu… Shima. Dia bisa duduk di samping Arru… seperti pasangan sejati. Padahal, Arya… kau harusnya lebih dekat dengannya,” bisiknya pada Arya.
Arya menatap tajam, kepalan tangannya menegang. “Diam saja, Laura. Jangan ikut campur,” jawabnya dingin.
Arru menoleh, melihat tatapan cemburu Laura dan Arya, lalu mengalihkan pandangannya ke Shima. “Jangan pedulikan tatapan mereka. Aku yang memilihmu, bukan mereka.”
Shima menelan ludah, hatinya campur aduk. “Aku masih tidak percaya ini… tapi harus kuperankan… besok hari pernikahan, tapi aku merasa… asing,” pikirnya sendiri.
Ia mengambil suapannya, menenangkan diri. Arru menaruh tangan di atas meja, sedikit mencondong ke arah Shima. “Coba tersenyum, Dr. Senja. Semua orang akan melihatmu sebagai wanita yang kuat dan cantik. Itu kau… itu kita.”
Shima menunduk, tersenyum tipis, merasakan detak jantungnya sedikit lebih cepat. Di sisi lain, Arya dan Laura saling menatap, jelas iri dan tidak bisa menutupi rasa penasaran mereka.
“Aku rasa… dia terlalu tidak nyaman di sisimu, Arya. Kau lihat kan? Jadi apa kau sudah memilih tanggal untuk pernikahan kita?” kata Laura, suaranya bergetar sedikit oleh cemburu.
Arya menegaskan dengan dingin, menahan amarahnya, “Sudah cukup, Laura. Fokus saja pada pekerjaan kita.”
Shima tetap tenang dan profesional, menatap Arru yang hanya tersenyum tipis. Aura mereka berbeda, penuh ketenangan dan chemistry yang nyata, meninggalkan Arya dan Laura dengan rasa iri yang semakin membara.
***
Pernikahan Shima Lyra Senja dan Arru Vance menjadi perbincangan bahkan sebelum hari itu benar-benar dimulai. Gedung berarsitektur klasik yang berdiri megah di pusat kota dipenuhi bunga putih dan kristal yang berkilau. Media hanya mengetahui satu hal: Tuan Arru Vance, miliarder paling tertutup dan dingin, akan menikah. Namun siapa pengantinnya tetap menjadi misteri yang membuat dunia bisnis dan medis berdesir penasaran.
Di balik pintu ruang rias, Shima duduk mematung. Gaun putih itu melekat sempurna di tubuhnya, terlalu indah untuk seseorang yang pernah kehilangan segalanya. Tangannya gemetar, napasnya tak lagi teratur.
Apa aku melakukan hal yang benar?
bikin mereka yg menyakiti melongo.
ketawa aja kalian sekarang sepuasnya, sebelum ketawa itu hilang dr mulut kalian.
OOO tentu tidak... dia bakal semakin kaya.
mending bergerak, selidiki Arya sama Laura.