NovelToon NovelToon
GAYATRI Ketika Cinta Tak Lagi Berharga

GAYATRI Ketika Cinta Tak Lagi Berharga

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Pelakor / Angst / Penyesalan Suami
Popularitas:6.5k
Nilai: 5
Nama Author: Hernn Khrnsa

Gayatri, seorang ibu rumah tangga yang selama 25 tahun terakhir mengabdikan hidupnya untuk melayani keluarga dengan sepenuh hati. Meskipun begitu, apapun yang ia lakukan selalu terasa salah di mata keluarga sang suami.

Di hari ulang tahun pernikahannya yang ke-25 tahun, bukannya mendapatkan hadiah mewah atas semua pengorbanannya, Gayatri justru mendapatkan kenyataan pahit. Suaminya berselingkuh dengan rekan kerjanya yang cantik nan seksi.

Hidup dan keyakinan Gayatri hancur seketika. Semua pengabdian dan pengorbanan selama 25 tahun terasa sia-sia. Namun, Gayatri tahu bahwa ia tidak bisa menyerah pada nasib begitu saja.

Ia mungkin hanya ibu rumah tangga biasa, tetapi bukan berarti ia lemah. Mampukan Gayatri membalas pengkhianatan suaminya dengan setimpal?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hernn Khrnsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

GAYATRI 20

 

Pukul 4 dini hari, mereka sudah siap memberi kejutan untuk Mahesa dan Gayatri. Mereka berdiri di depan pintu kamar. Kaluna bertugas untuk membawa kue, Wira dan Keandra membawa balon berbentuk hati sementara Sarita membawa nampan berisi bunga mawar. 

Sarita lebih dulu berjalan masuk, kemudian disusul oleh yang lainnya. Mereka berjalan mengendap-endap layaknya pencuri. Saat Wira menyalakan lampu dan berteriak, Mahesa dan Gayatri sontak terbangun dari tidurnya. 

“Ada apa ini? Kenapa kalian ke kamar kami sepagi ini?” tanya Mahesa seraya mengucek matanya pelan. 

“Iya, kenapa kalian ke kamar kami sepagi ini? Kue itu, dan balon-balon ini untuk apa?” tanya Gayatri ikut heran menatap semua anggota keluarga berada di kamarnya. 

“Kejutan!” seru Kaluna bersemangat. Ia mendekati ayah dan ibunya, “Selamat hari ulang tahun pernikahan!”

“Ayo tiup lilinnya!” tambah Sarita, ikut gemas. 

Meski sudah dikaruniai 3 orang anak dan menikah selama 25 tahun, Gayatri dan Mahesa tetap saja terlihat kaku di depan keluarganya, walau itu hanya sebatas meniup lilin bersama. 

Wira bertepuk tangan dengan heboh saat Mahesa dan Gayatri akhirnya meniup lilin bersama. “Semoga kalian selalu diberi kebahagiaan dan cinta kalian selalu merekah,” harap Wira, berbahagia untuk pasangan itu. 

Berbeda dengan semua orang, Keandra justru merasa tidak senang. Alih-alih ikut merayakan, ia justru fokus membaca ekspresi sang ibu yang terlihat tidak nyaman. 

“Hari ini kita harus membuat pesta untuk merayakan hari ulang tahun mereka,” ucap Sarita, memberi usul. 

Namun, Gayatri langsung menolak ide itu, “Tidak, itu tidak perlu. Untuk apa merayakan hal-hal semacam ini? Kita bukan anak-anak lagi, Bu.” 

“Hei, apa maksudmu itu? Memangnya pesta hanya diperuntukkan untuk anak kecil saja? Kita membuat perayaan ini untuk berbagi kebahagiaan dengan orang lain. Kalian sudah menikah selama 25 tahun, dan kalian pantas untuk merayakannya,” terang Sarita. 

“Tapi, Bu. Hari ini aku banyak pekerjaan, aku tidak akan punya waktu untuk—” 

“Untuk hari ini saja, Mahesa. Pulanglah lebih cepat, kalian harus merayakan hari ini bersama-sama. Jika bukan demi kami, setidaknya lakukan untuk Gayatri,” kata Wira, ekspresi wajahnya seperti tidak ingin menerima bantahan apa pun.

Sehingga, mau tak mau, Mahesa pun mengangguk. Ia tersenyum, namun raut wajahnya menunjukkan kebingungan lain. Jika ia harus berada di rumah hari ini, maka itu artinya, ia tak akan bisa memenuhi janjinya pada Nadya. 

Gayatri pun tak bisa menentang kehendak mertuanya, apalagi di saat ada Kaluna bersama mereka. 

“Apakah pernikahan ini masih pantas untuk dirayakan? Saat aku tahu hatinya bukan lagi untukku, aku merasa perayaan seperti ini tidak ada gunanya lagi,” gumam Gayatri. 

***

Siang hari itu, semua orang tampak sibuk, kecuali Gayatri yang hanya diminta untuk duduk diam tanpa melakukan apa pun. Perempuan itu hanya dimintai pendapatnya sesekali mengenai dekorasi, bunga ataupun masakan. 

Berbeda dengan Mahesa yang tampak sibuk dengan ponselnya, ia memilih untuk bekerja dari rumah atas permintaan sang ayah. Namun, yang sebenarnya terjadi adalah, ia tengah memikirkan cara agar bisa keluar dari rumah untuk melangsungkan pernikahan dengan Nadya. 

Di lain tempat, Nadya tak kalah sibuknya dalam mempersiapkan dirinya. Ia berdandan secantik mungkin untuk hari ini. Sejak pagi, ia tak henti-hentinya tersenyum, membayangkan momen sakral di mana ia dan Mahesa akan saling mengikat janji. 

Gayatri memperhatikan Mahesa untuk beberapa saat, mengingat kembali masa-masa di mana ia sangat mencintai pria itu. Tetapi, kemudian ia menyadari betapa bodohnya ia selama ini karena terlalu memuja Mahesa. 

“Tidak lagi, Gayatri. Tidak. Tidak ada lagi waktu untuk menyesali apapun,” bisiknya pada diri sendiri. 

Kemudian, Gayatri memperhatikan dekorasi rumah yang sudah dihiasi tirai dan rangkaian bunga demi merayakan hari ulang tahun pernikahannya yang ke-25 tahun. 

Andai ia belum mengetahui fakta pahit itu, hari ini pasti akan menjadi hari terbaiknya. Ia akan bersuka cita untuk merayakannya dengan penuh kebahagiaan. Ia akan menganggap perayaan itu sebagai kesuksesannya menjadi istri, ibu dan menantu yang baik. 

Namun kini, perayaan itu baginya, hanyalah serangkaian acara yang dibuat demi memenuhi ekspektasi keluarganya. Ia menarik napas panjang, segalanya jadi terasa berat baginya. 

Sementara Mahesa masih sibuk dengan laptopnya, tampaknya ia tak berbohong soal ia memiliki banyak pekerjaan. Ponselnya bahkan terus berdering sejak tadi, entah dari kolega ataupun dari Nadya. Gayatri tak yakin soal itu.

“Ibu,” panggil Keandra. 

Gayatri langsung menoleh. Ia tersenyum, berpura-pura terlihat bahagia, meski Keandra pasti tahu perasaannya kini. 

“Ibu baik-baik saja?” tanya Keandra, duduk di samping sang ibu. Sejujurnya, ia sudah mencemaskan sang ibu sejak pagi, tapi tak banyak yang bisa ia lakukan. 

Gayatri mengangguk, “Tentu saja, Ibu sangat baik. Ibu bahkan merasa bahagia mereka mau bersusah payah membuat perayaan seperti ini untuk Ibu. Bukankah ini hal yang bagus?” jawabnya tersenyum. 

Namun, Gayatri tak bisa membohongi putra keduanya itu seperti ia membohongi anggota keluarga yang lain. Senyum yang ia tunjukkan tak akan membuat Keandra yakin begitu saja. 

“Kau tahu, Nak? Saat Ibu menikah dengan ayahmu, Ibu merasa hari itu adalah hari yang paling istimewa dan membahagiakan. Saat itu Ibu berpikir, akhirnya Ibu menemukan seseorang yang pantas Ibu cintai, akhirnya Ibu menemukan pasangan hidup Ibu.” 

Gayatri kembali mengingat momen itu, tiap kali ia ingat hari pernikahannya, ia akan tersenyum, bahkan tersipu. Tetapi kali ini ia justru merasa sesak. 

“Sebaiknya kita bersiap, Bu. Pestanya akan segera dimulai,” ajak Keandra, mengulurkan tangannya. “Hari ini Ibu harus menjadi bidadari di rumah ini,” katanya berusaha menghibur.

***

Nadya berjalan dengan bangga saat memasuki aula hotel yang ia sewa sebagai tempat resepsinya. Tak banyak yang ia undang, hanya teman dekat yang sangat ia percaya. Ia begitu cantik dalam balutan gaun pengantin. 

Ia tersenyum lebar hari itu kepada semua orang yang hadir. Namun, senyumnya langsung sirna saat Mahesa tak kunjung datang, padahal mereka sudah sepakat untuk datang tepat waktu. 

“Ke mana dia? Kenapa belum datang juga? Jangan bilang kalau tiba-tiba dia berubah pikiran. Awas saja jika dia benar-benar membohongiku lagi, aku tak akan mengampuninya,” gumam Nadya, geram sekaligus panik. 

Ia tak henti-hentinya terus menelepon Mahesa, namun pria itu tak kunjung menjawab panggilannya, membuat Nadya semakin merasa kesal. 

“Benar-benar pria yang tak bisa dipercaya!” kesal Nadya, ia hampir saja melempar ponselnya sendiri. 

Bisik-bisik temannya mulai terdengar, Nadya terpaksa menghadapi semuanya sendirian. Ia memberi alasan kepada para tamu itu bahwa acaranya akan ditunda karena mempelai pria mengalami kecelakaan. 

Ia terpaksa memberi alasan seperti itu agar semua tamu itu segera pergi. Sekali lagi, Mahesa telah membuat Nadya kecewa dan menanggung malu. Ia menatap aula hotel yang sudah dihias demi memeriahkan pernikahan mereka. 

Tetapi, orang yang seharusnya menjadi pelengkap kebahagiaan itu justru tidak datang. Nadya meremas kuat gaun pengantinnya, menatap pemandangan di depannya dengan marah dan kesal. 

“Kau benar-benar menguji kesabaranku, Mahesa. Lihat saja, lihatlah apa yang akan kulakukan. Kau akan melihat kemarahanku yang sesungguhnya, Mahesa.” 

1
༄༅⃟𝐐.𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
kok saya pengen ikutan ngamookkk 😤
@◌ᷟ⑅⃝ͩ●Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ☘𝓡𝓳
Rasain tuh 😏
@◌ᷟ⑅⃝ͩ●Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ☘𝓡𝓳
Langsung shock berat 😔
Dwiann🌱
Greget banget sama Sarita dan Mahesa(⁠ノ⁠`⁠⌒⁠´⁠)⁠ノ
Dwiann🌱
Thor, sejak pertama kali saya membaca saya langsung terbawa cerita. Tetap semangat ya, Thor💪💐❤️
Ceu Markonah
bongkar kebusukan mahesa
༄༅⃟𝐐.𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
tanya gih ke anakmu
༄༅⃟𝐐.𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
ibukmu sudah lihat semua, dan kalau dia msh mau bersama bapakmu ya berarti gu oblok ehh
Uswatun Hasanah
tambah lagi thor 🙏🙏🙏
@◌ᷟ⑅⃝ͩ●Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ☘𝓡𝓳
bersiaplah Mahesa 😤
@◌ᷟ⑅⃝ͩ●Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ☘𝓡𝓳
berlari pergi
@◌ᷟ⑅⃝ͩ●Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ☘𝓡𝓳
benci tapi cinta 😏
@◌ᷟ⑅⃝ͩ●Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ☘𝓡𝓳
rasain 😏
@◌ᷟ⑅⃝ͩ●Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ☘𝓡𝓳
Kalian yg akan terkejut 🤭
@◌ᷟ⑅⃝ͩ●Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ☘𝓡𝓳
betul 👍🏻
@◌ᷟ⑅⃝ͩ●Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ☘𝓡𝓳
kita lihat apa Nadya bisa mengurus rumah dan penghuninya yg lain 😏
@◌ᷟ⑅⃝ͩ●Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ☘𝓡𝓳
betul 😌
@◌ᷟ⑅⃝ͩ●Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ☘𝓡𝓳
Anak dan bapaknya sama saja 😤
@◌ᷟ⑅⃝ͩ●Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ☘𝓡𝓳
Untunglah Shakira tidak seperti ibunya 😏
@◌ᷟ⑅⃝ͩ●Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ☘𝓡𝓳
Apa hubungannya,belum tentu orang yg pendidikan tinggi bisa mengurus keluarganya 😤
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!