Seorang pria yang rela dipenjara untuk melindungi seorang gadis teraniaya dan menjadi orang yang gagal dalam hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon @120, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tujuan hidup yang utama
Hana menemui seoyoung dan memastikan dirinya tidak terluka atas keputusan hana yang menguntungkan dirinya tersebut dan meyakinkan seoyoung untuk tetap bertahan meskipun dirinya hancur,
Akhirnya persidangan dilaksanakan dan putusan hakim sudah dibuat berdasarkan bukti bahwa park jiho tidak bersalah dalam hal tersebut dan harus membayar kompensasi karena merekam kejadian tersebut,dan semua kesalahan dilimpahkan pada teman-teman park jiho yang melakukan pemerkosaan pada seayoung,
Dengan selesainya kasus itu, park jiho merasa lega dan berpikir memanfaatkan hana lain waktu dengan mengancamnya,sedangkan hana mendapat promosi langsung,dan diangkat jadi karyawan setelah lulus dari universitas setelah 2 bulan kemudian.
Park jiwo yang mendengar kasus selesai dengan tenang merasa ada yang janggal,mengingat adiknya yang arogan dan suka membuat keributan,dan hana yang mendapat promosi dan hana juga yang menyelesaikannya.jiwo semakin curiga dengan hana.
"selama ini aku diam dan tidak menggali masalalu hana karena sudah ada yang menggantikannya dipenjara, bagaimana kalau aku menemui sehun ???
"tidak....tidak...lebih baik aku melupakan masalah ini saja,lagi pula hana sudah menjalankan hidupnya dengan baik,,
"aku sedikit menaruh hati padanya karena dia wanita yang mandiri dan pekerja keras,meskipun dia jarang bergaul dan hidupnya terlalu datar tapi dia berhasil menggoyahkan keyakinanku. Hah.....sudah berapa lama aku tidak bertemu dengannya ???" gumam jiwo.
"hei....kau melamun lagi !!!kanghyung menepuk pundak jiwo
"sial mengagetkan saja !!!
"kalau kau tidak ada kerjaan ini...!!! Antar ke universitas..!!
"apa ini ??
"itu materi yang rektor minta secara khusus untuk pengembangan karakter pada mahasiswa baru tahun ini"
"kenapa kau menyuruhku ?tanya jiwo.
"dari pada kau melamun ..??!!!
"baiklah.....
Jiwo pergi ke universitas hankook dan menemui rektor, setelahnya jiwo berkeliling melihat-lihat fakultas hukum mengingat pertemuan pertama dengan hana di fakultas itu setelah dia lulus SMA.
"masih sama....tapi ada yang berbeda....
"apa yang berbeda..????
Jiwo berbalik dan melihat hana dibelakangnya.
"hana...kau sedang apa ??
"aku mengurus berkas, kau sendiri ??
"aku mengantar materi, oiya selamat ya atas kelulusanmu dan pekerjaanmu, aku sudah mendengarnya.
"terimakasih...kak....
Hana dan jiwo duduk di taman kampus dan mengobrol satu sama lain.
"hei hana....sepertinya kau merawat dirimu dengan baik setelah kita terakhir bertemu...
"kenapa...??
"kau sangat cantik.....
"apa kau sedang menggodaku ???"ucap hana sambil membaca buku dan tidak menghiraukan jiwo.
"haha...benar....kita sudah diusia yang cukup untuk menjalin suatu hubungan,apa kau tidak tertarik dengan hal itu ???
hana menutup buku dan menatap jiwo.
"kak jiwo...hidup memang tidak adil bagi sebagian orang,ada kalanya seseorang bisa menginjak kepala orang lain untuk mencapai puncaknya,ada juga yang merangkak dengan kaki terbelenggu,ketidak adilan terjadi begitu banyak disekitar kita, aku tidak memikirkan hal yang menurutku tidak penting kak...."ucap hana dengan penuh keyakinan.
"hah...aku langsung ditolak sebelum aku menyatakan perasaanku...." jiwo menghela nafas panjang.
"maafkan aku kak bukan maksudku menyakitimu....
"tidak papa, meskipun begitu aku akan menunggumu membuka hatimu untuku hana,,"ucap jiwo memegang tangan hana.
Hana hanya menatap jiwo dengan tatapan sedih.
"bagaimana mungkin aku bisa kak, kau bahkan tidak tau masalaluku seperti apa,apa kau bisa menerimaku, tidak...bukan kau...tapi keluargamu..." ucap hana dalam hati.
"baiklah waktunya aku kembali, apa kau akan tetap disini hana ??
"emmm...aku masih ada urusan disini...
"baiklah sampai jumpa lagi,,jaga dirimu....daaah....
hana merasa tidak enak hati dengan jiwo yang selama ini bersikap baik padanya namun hana tidak merasakan apa-apa pada jiwo, hana tidak ada waktu untuk itu meskipun dia sudah lulus kuliah dan jadi seorang jaksa namun masalalunya membuatnya menjadi mati rasa dan terkadang dihantui oleh rasa bersalah.