NovelToon NovelToon
Bangkitnya Ksatria Terkutuk

Bangkitnya Ksatria Terkutuk

Status: sedang berlangsung
Genre:Perperangan / Kutukan / Kebangkitan pecundang / Fantasi / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Balas Dendam
Popularitas:56
Nilai: 5
Nama Author: Dhimas21

Alistair, seorang pemuda desa yang sederhana, mendapati dirinya dihantui oleh mimpi-mimpi aneh tentang pertempuran dan pengkhianatan. Tanpa disadarinya, ia adalah reinkarnasi dari seorang ksatria terhebat yang pernah ada, namun dikutuk karena dosa-dosa masa lalunya. Ketika kekuatan jahat bangkit kembali, Alistair harus menerima takdirnya dan menghadapi masa lalunya yang kelam. Dengan pedang di tangan dan jiwa yang terkoyak, ia akan berjuang untuk menebus dosa-dosa masa lalu dan menyelamatkan dunia dari kegelapan abadi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dhimas21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20 Siklus Cahaya dan Kegelapan

Tiga puluh tahun telah berlalu sejak kelahiran Gideon. Alistair, sekarang berusia lima puluh lima tahun, telah pensiun dari memimpin pasukan ksatria cahaya, tetapi ia masih mengajar di akademi sihir dan ksatria di Silverwood. Lyra, yang juga telah pensiun dari pekerjaannya sebagai pemburu, menghabiskan waktu untuk merawat keluarga dan membimbing anak-anak muda di Willow Creek.

Gideon, sekarang berusia tiga puluh tahun, telah tumbuh menjadi ksatria yang kuat dan bijaksana. Ia memegang Cahaya Keberanian dengan keahlian yang sama bahkan lebih baik dari ayahnya. Ia telah mengalahkan beberapa ancaman kecil kegelapan dan menjadi sosok yang dihormati di seluruh dunia. Ia juga telah menikahi seorang penyihir elf bernama Elowen, dan mereka memiliki dua anak—seorang putra bernama Valerius (diberi nama untuk mengingat bahwa kegelapan bisa diubah) dan seorang putri bernama Lyra, yang dinamai neneknya.

Pada pagi yang mendung, Gideon mendatangi ayahnya di ruang tamu rumah mereka di Silverwood. "Ayah, ada berita buruk," katanya, wajahnya serius. "Mereka telah menemukan jejak sihir gelap di benua timur. Seolah-olah seseorang sedang mencoba membangkitkan sesuatu yang sangat kuat."

Alistair mengangkat alisnya. "Apa yang mereka temukan?"

"Para penyihir yang menyelidiki mengatakan bahwa itu adalah energi yang sama dengan energi Valerius dan Mordath, tapi lebih kuat," jawab Gideon. "Mereka menduga bahwa seseorang sedang mencoba membangkitkan 'Jiwa Kegelapan'—makhluk yang menjadi asal-usul semua kegelapan di dunia ini."

Alistair terdiam sejenak. Ia pernah mendengar tentang Jiwa Kegelapan dari buku-buku kuno—makhluk yang telah tidur selama ribuan tahun, yang kekuatannya melampaui Valerius dan Mordath digabungkan. "Kita harus berhati-hati," katanya. "Jika Jiwa Kegelapan benar-benar bangkit, dunia akan menghadapi bahaya yang lebih besar daripada pernah ada sebelumnya."

Gideon mengangguk. "Saya telah memanggil pasukan ksatria cahaya dan penyihir Ordo Cahaya. Kita akan pergi ke benua timur untuk menyelidiki. Saya ingin kamu ikut, ayah. Kita membutuhkan pengalamanmu."

Alistair tersenyum. "Saya sudah tua, anakku. Tubuhku tidak sekuat dulu."

"Tapi pikiranmu dan hatimu masih sekuat semula," jawab Gideon. "Kita membutuhkanmu."

Alistair mengangguk setuju. Ia tahu bahwa ia tidak bisa berdiam diri ketika dunia dalam bahaya. Ia berbicara dengan Lyra, yang juga ingin ikut. "Kita telah melalui banyak hal bersama," katanya. "Kita tidak akan berpisah sekarang."

Beberapa hari kemudian, pasukan yang terdiri dari ksatria, penyihir, dan pemburu berangkat ke benua timur. Mereka berjalan selama dua minggu, melewati padang pasir dan pegunungan, sampai akhirnya mereka tiba di daerah di mana jejak sihir gelap terdeteksi.

Daerah itu adalah gurun yang gelap dan sunyi, dengan pasir yang berwarna hitam dan langit yang selalu mendung. Di tengah gurun, mereka melihat sebuah kuil kuno yang sangat besar dan angker. Kuil itu dipenuhi dengan simbol-simbol sihir gelap, dan energi yang kuat memancar dari dalamnya.

"Di situ," kata Gideon, menunjuk ke kuil itu. "Itu adalah tempat di mana mereka membangkitkan Jiwa Kegelapan."

Mereka mendekati kuil itu dengan hati-hati. Saat mereka memasuki kuil, mereka melihat sekelompok penyihir gelap yang sedang berkumpul di tengah ruangan, membaca mantra dari buku sihir gelap yang sangat tua. Di tengah kelompok itu, ada sebuah altar batu yang besar, di mana cahaya api gelap menyala.

"Berhenti!" seru Gideon, mengangkat Cahaya Keberanian. "Kamu tidak boleh membangkitkan Jiwa Kegelapan!"

Pemimpin kelompok penyihir gelap, seorang pria muda bernama Darian, menoleh dan tersenyum sinis. "Alistair dan Gideon. Saya telah menunggu kedatangan kalian. Kamu telah mengalahkan Valerius dan Mordath, tetapi kamu tidak akan mengalahkan Jiwa Kegelapan. Dia akan menghancurkan dunia ini dan membuatnya menjadi tempat kegelapan abadi."

Darian melanjutkan membaca mantra, dan energi di kuil itu mulai meningkat. Tanah berguncang, dan suara jeritan yang mengerikan bergema dari dalam altar.

"Kita harus menghentikannya sekarang!" seru Alistair.

Pertempuran dimulai. Pasukan Gideon menyerang penyihir gelap, sementara Gideon dan Alistair maju ke depan untuk menghadapi Darian. Lyra, yang berdiri di belakang, menggunakan sihirnya untuk melindungi pasukan dan menyerang musuh dari jarak jauh.

Darian menggunakan sihir gelap yang kuat untuk menangkis serangan Gideon dan Alistair. Ia menciptakan bayangan makhluk terkutuk untuk membantu dirinya, dan pasukan penyihir gelap menyerang dengan keberanian yang ganas.

Gideon menggunakan Cahaya Keberanian untuk menyerang Darian, tetapi Darian berhasil menghindari. Alistair, yang membawa tongkat sihir yang diberikan oleh Merlin sebelum ia meninggal lima tahun yang lalu, menggunakan sihir cahaya untuk melawan sihir gelap Darian.

Pertempuran sengit berlangsung selama berjam-jam. Banyak penyihir gelap terbunuh, tetapi pasukan Gideon juga menderita kerugian. Di tengah kekacauan, altar batu di tengah ruangan mulai membuka, dan dari dalamnya muncul cahaya api gelap yang lebih kuat.

"Jiwa Kegelapan akan bangkit!" teriak Darian dengan suara yang menggema. "Selamat tinggal, dunia!"

Tiba-tiba, Elowen muncul dengan pasukan elf dari Hutan Elven. "Kita datang untuk membantu!" seru dia.

Pasukan elf menyerang penyihir gelap dari belakang, membuat mereka kacau. Gideon dan Alistair mengambil kesempatan itu untuk menyerang Darian dengan sekuat tenaga. Gideon menebas Darian dengan Cahaya Keberanian, sementara Alistair menggunakan sihirnya untuk menangkapnya.

Darian menjerit kesakitan dan jatuh ke tanah. Ia mencoba untuk berdiri, tetapi ia terlalu lemah. "Kamu tidak akan menang!" teriak dia. "Jiwa Kegelapan akan bangkit bahkan tanpa saya!"

Benar saja, altar batu sepenuhnya terbuka, dan dari dalamnya muncul makhluk yang mengerikan. Jiwa Kegelapan memiliki tubuh yang transparan dan berwarna hitam, dengan mata merah menyala dan tangan yang berwarna api gelap. Kekuatannya sangat besar, membuat semua orang merasa lemah dan takut.

"Dunia ini adalah milikku!" teriak Jiwa Kegelapan dengan suara yang serak dan mengerikan. "Semua orang akan menjadi budak kegelapan!"

Jiwa Kegelapan menyerang dengan kekuatan yang luar biasa. Ia memukul dengan tangan api gelapnya, membakar semua yang tersentuhnya. Pasukan Gideon berjuang dengan berani, tetapi mereka tidak bisa menandingi kekuatan Jiwa Kegelapan.

Gideon maju ke depan, menyerang Jiwa Kegelapan dengan Cahaya Keberanian. Pedang itu menyentuh tubuh makhluk itu, membuatnya menjerit kesakitan. Tapi, Jiwa Kegelapan segera pulih dan memukul Gideon dengan kuat, membuatnya terbang ke udara dan jatuh ke tanah.

Alistair melihat putranya dalam bahaya dan bergegas membantunya. Ia menggunakan semua kekuatan sihirnya untuk melindungi Gideon dan menyerang Jiwa Kegelapan. Tapi, sihirnya tidak cukup kuat. Jiwa Kegelapan memukul Alistair, membuatnya terjatuh dan terluka.

Lyra melihat suaminya dan putranya dalam bahaya dan merasa kecewa. Tapi, dia tidak menyerah. Dia mengangkat tongkat sihirnya dan membaca mantra yang dia pelajari dari Merlin. "Untuk cahaya yang selalu menyala!" seru dia.

Kekuatan sihir cahaya dari Lyra menyebar ke seluruh kuil. Pasukan ksatria, penyihir, dan elf merasa kekuatan mereka meningkat. Gideon berdiri dan memegang Cahaya Keberanian dengan kedua tangan. Ia memikirkan ayahnya, ibunya, keluarganya, dan semua orang yang ia cintai. Ia membiarkan kekuatan cahaya dan keberaniannya mengalir melalui tubuhnya, dan Cahaya Keberanian mulai bersinar dengan terang yang tak tertahankan.

"Ayah, bantu saya!" seru Gideon.

Alistair berdiri dengan kesulitan dan memegang tongkat sihirnya. Ia memasukkan kekuatan sihirnya ke dalam Cahaya Keberanian, membuat pedang itu bersinar lebih terang. Lyra, Elowen, dan pasukan lainnya juga menggabungkan kekuatan mereka, menciptakan cahaya yang luar biasa yang menyelimuti seluruh kuil.

Gideon menyerang Jiwa Kegelapan dengan semua kekuatan yang ia miliki. Cahaya Keberanian menembus tubuh makhluk itu, membuatnya menjerit kesakitan yang luar biasa. Jiwa Kegelapan berusaha untuk melawan, tetapi kekuatan cahaya yang terlalu kuat. Perlahan-lahan, tubuh makhluk itu mulai mencair dan menghilang menjadi cahaya putih.

Setelah Jiwa Kegelapan menghilang, seluruh kuil bergetar dan mulai runtuh. "Kita harus keluar dari sini!" seru Gideon.

Mereka bergegas keluar dari kuil tepat waktu sebelum kuil itu runtuh sepenuhnya. Mereka berdiri di gurun, menghela napas lega. Mereka telah berhasil mengalahkan Jiwa Kegelapan dan menyelamatkan dunia sekali lagi.

Saat mereka kembali ke Silverwood, penduduk kota menyambut mereka dengan sorak kemenangan. Alistair, yang terluka parah, dirawat oleh para penyihir terbaik. Setelah beberapa minggu, ia pulih, tetapi tubuhnya tidak lagi sekuat sebelumnya.

Pada hari yang cerah, Alistair berdiri di puncak bukit di dekat Silverwood, bersama dengan Gideon, Lyra, Elowen, dan cucunya. Ia memandang dunia yang damai dan makmur, dan ia merasa bangga.

"Anakku, kamu telah melakukan hal yang luar biasa," kata Alistair kepada Gideon. "Kamu telah mengalahkan Jiwa Kegelapan dan menyelamatkan dunia. Warisan cahaya yang kita bangun akan terus berlanjut."

Gideon mengangguk. "Terima kasih, ayah. Tanpamu, saya tidak akan bisa melakukannya. Kamu adalah pahlawan saya."

Alistair tersenyum. "Kita semua adalah pahlawan, anakku. Karena perjuangan melawan kegelapan tidak pernah ada seorang diri. Kita membutuhkan satu sama lain untuk bertahan."

Selama malam itu, Alistair bermimpi tentang masa depan. Ia melihat Valerius dan Lyra, cucunya, tumbuh menjadi pejuang cahaya yang kuat. Ia melihat dunia yang terus damai dan makmur, di mana cahaya selalu menang atas kegelapan. Ia melihat siklus cahaya dan kegelapan yang terus berlanjut, tetapi juga betapa kuatnya ikatan keluarga dan persahabatan yang bisa mengatasi segala sesuatu.

Ketika ia terbangun, ia melihat Lyra tidur di sebelahnya. Ia memegang tangannya dan merasa kebahagiaan yang tak terkatakan. Ia tahu bahwa waktunya hampir habis, tetapi ia tidak takut. Ia telah hidup dengan penuh makna, menyelamatkan dunia berkali-kali, dan membangun warisan yang akan terus berlanjut selama berabad-abad.

Beberapa bulan kemudian, Alistair meninggal dengan damai, dikelilingi oleh keluarga dan teman-teman. Seluruh dunia meratapi kepergiannya, tetapi juga merayakan hidupnya yang penuh pengorbanan dan kebaikan. Ia dimakamkan di puncak bukit di Willow Creek, di mana ia bisa melihat desa yang ia cintai dan dunia yang ia selamatkan.

Setiap tahun, pada hari kelahirannya, orang-orang dari seluruh dunia datang untuk menghormatinya. Mereka mengingatnya sebagai sang ksatria yang bangkit dari terkutuk, pelindung dunia, dan pembangun warisan cahaya yang akan selalu menyala, bahkan di tengah kegelapan yang paling gelap.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!