Sepuluh tahun lalu, Sekar kenanga atmaja dan Alex Mahendra prakasa terlibat dalam sebuah perjodohan dingin tanpa cinta. Di usianya yang masih belia, Sekar hanya memusatkan pikirannya pada impian yang ingi diraihnya. Dengan segala cara dia ingin membatalkan perjodohan itu. Namun sebuah tradisi dalam keluarganya sulit sekali untuk dilanggar. Pendapatnya sama sekali tidak di dengar oleh keluarganya. Sampai pada hari pertunangannya dengan Alex tiba. Sekar dengan berani menolak putra dari keluarga Prakasa tersebut. Gadis 18 tahun itu pergi meninggalkan acara dan Alex dengan luka samar, karena ditolak dengan kasar di hadapan banyak orang.
Kini takdir kembali mempertemukan mereka dalam ikatan bisnis. Sekar yang kini menjadi model terkenal dan di kenal dengan nama 'Skye' akan menjadi wajah utama untuk ATEEA group. Sebuah perusahaan fashion ternama yang ternyata dipimpin oleh Alex Mahendra prakasa, sang mantan calon suaminya.
Akankah bisnis ini batal seperti perjodohan mereka? simak disini ..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Novaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20 #KEMENANGAN SEKETIKA
Studio ATEEA, Pagi Hari
Hari ini adalah hari penting. Peluncuran produk baru ATEEA tinggal kurang dari satu minggu, dan pemotretan terakhir harus diselesaikan. Tema hari ini adalah "Keluarga Modern dan Pasangan Serasi," yang membutuhkan chemistry yang kuat antara Sekar dan model pria.
Sekar sudah siap sejak 30 menit yang lalu. Ia mengenakan gaun pagi yang serasi dengan kemeja katun milik model pria yang menjadi partner kerjanya hari ini. Ia menunggu dengan tenang di ruang fitting, kepatuhannya tetap sempurna, meskipun ia harus berpose intim dengan pria lain di bawah pengawasan Alex.
Namun, kekacauan terjadi di luar ruang studio.
Model pria pilihan ATEEA, yang baru terbang dari Milan, mengalami kecelakaan kecil saat dalam perjalanan dari hotel—kakinya terkilir serius dan mau tidak mau mendadak membatalkan kontraknya.
Sejak pagi, tim sibuk mencari pengganti. Dandi dan Andra bolak-balik memeriksa database model, tetapi tidak ada model pria setingkat A-list yang tersedia dengan chemistry yang tepat dalam waktu secepat ini.
Dandi, yang tahu masalah ini bisa menjadi bencana deadline, segera menghubungi Alex.
"Mas Alex, ini darurat. Kita kehilangan model pria. Pemotretan couple harus segera dilakukan, dan mood Skye sedang pas. Kita tidak bisa menunda," lapor Dandi, suaranya tegang.
Alex Mahendra, yang saat itu sedang bersiap untuk pergi sarapan mewah bersama Miranda untuk membahas detail Gala besok malam, langsung membatalkan rencananya. Proyek adalah prioritas.
"Aku akan ke kantor sekarang. Cari solusi lokal, Dandi! Hubungi semua agensi!" perintah Alex, suaranya tajam.
Lima belas menit kemudian, Alex tiba di kantor, disambut oleh Andra yang sudah kehabisan akal.
"Tuan Alex, kita tidak punya waktu. Semua model pria terkenal sedang terikat kontrak atau berada di luar negeri," ujar Andra, frustrasi.
Andra menghela napas, lalu menatap Alex dari ujung kepala hingga ujung kaki. Mata Andra melebar. Sebuah usulan gila tiba-tiba terlintas di benaknya.
"Tuan Alex, saya tahu ini tidak konvensional, tapi..." Andra ragu-ragu. "Anda cocok untuk menjadi model prianya. Anda memiliki aura dominan yang dibutuhkan untuk couple yang serasi ini. Wajah Anda... serasi dengan Skye. Ini darurat, Tuan Alex. Kita harus mengambil shot sekarang."
Keheningan melanda studio. Semua tim menatap Alex, menunggu reaksi pria itu terhadap ide gila ini.
Dandi terbatuk, mencoba menahan tawa. "Itu... ide yang brilian, Andra."
Alex terdiam. Ia melihat ke arah Andra, lalu ke Dandi, dan akhirnya, ke set di mana Sekar menunggu. Berpose sebagai kekasih Sekar. Berpose sebagai keluarga bahagia bersamanya.
Alex merasakan denyutan di pelipisnya. Ini adalah jebakan ironis. Ia membuat aturan untuk mengontrol Sekar dan menjauhkannya dari pria lain, dan sekarang, ia sendiri yang harus mengambil peran pria itu.
Namun, alih-alih menolak, Alex merasakan lonjakan kegembiraan yang tak terduga.
Aku akan mengambil peran ini. Aku akan menjadi pria yang paling dekat dengannya. Aku akan menjadi pasangannya.
"Baik," putus Alex, suaranya mantap. "Aku akan melakukannya."
Dandi langsung menyeringai mengejek. "Senang sekali ya, Mas? Padahal mau kencan sama Miranda, malah jadi model."
Alex menatap Dandi dengan tatapan tajam. "Aku melakukan ini demi ATEEA. Aku tidak mau project ini tertunda. Dan aku akan menguji kesabaran Skye lagi. Kita lihat seberapa lama dia bisa mempertahankan kepura-puraan dinginnya saat harus berpose intim denganku."
Pengumuman yang Mengejutkan
Sementara itu, Sekar masih berada di ruangannya, menunggu model pengganti. Pintu ruangannya dibuka, dan Mila masuk dengan wajah yang terlihat sangat terkejut dan sedikit geli.
"Nona Skye! Ada berita! Ini gila!" seru Mila, menutup pintu.
"Ada apa, Mila? Apakah mereka sudah menemukan modelnya?" tanya Sekar dengan nada lelah.
"Ya. Modelnya adalah... Tuan Alex," bisik Mila, tidak percaya.
Sekar terkejut. Matanya membelalak, ia bangkit dari kursinya. "Apa? Alex Mahendra? Kau gila, Mila. Itu tidak mungkin."
"Sungguh, Nona! Model pengganti kecelakaan, dan Tuan Alex memutuskan untuk mengambil alih karena deadline sudah mepet. Andra sedang mencarikan pakaian yang serasi dengannya. Cepat Nona, bersiaplah. Anda harus berpose intim dengan mantan calon tunangan Anda."
Sekar terdiam. Ia memproses informasi itu: Alex Mahendra, pria yang melarangnya dekat dengan pria lain, kini akan menjadi pasangannya di depan kamera, memerankan kekasih dan mungkin suami.
Sekar merasakan amarahnya lenyap dan digantikan oleh gelombang kemenangan yang luar biasa.
Kepatuhan yang mematikan, ya, Alex? Sekarang kau yang terperangkap dalam permainan yang kau buat sendiri.
"Baik, Mila. Ambilkan aku lipstik yang paling berani," kata Sekar, senyumnya dingin, tetapi matanya bersinar penuh rencana. "Jika dia ingin berpose sebagai pasangan, aku akan memberinya pasangan yang tak akan bisa ia miliki.
Sekar menyelesaikan riasannya. Wajahnya dipoles dengan make-up natural, tetapi bibirnya dihiasi lipstik berwarna bold yang menantang. Gaun pagi yang ia kenakan kini disandingkan dengan kemeja linen dan celana kain yang Alex pakai, membuatnya terlihat seperti pasangan yang sempurna.
Alex memasuki set dengan aura yang berbeda. Ia biasanya berada di balik monitor, mengendalikan. Sekarang, ia menjadi subjek. Ia melihat Sekar, yang kini menatapnya dengan senyum profesional, dingin, terkontrol, dan tak tersentuh.
"Baik, Tuan Alex, Nona Skye, kita mulai. Ingat, chemistry adalah kuncinya. Kalian adalah pasangan bahagia yang baru memulai hari bersama," instruksi Andra, Direktur Seni, mencoba meredakan ketegangan.
Sesi pertama adalah berpose di sofa. Alex duduk, dan Sekar diletakkan di sampingnya. Andra meminta Sekar menyandarkan kepalanya di bahu Alex.
Alex merasakan aroma parfum Sekar, aroma yang sama seperti sepuluh tahun lalu langsung menghantamnya. Ia merasakan kehangatan rambut Sekar di pipinya.
Kontrol dirimu, Alex! Ini hanya pekerjaan. Dia hanya aset. Kenapa tubuhnya terasa begitu pas di sampingku? Kenapa bau ini begitu familier? Alex bermonolog dalam batinnya.
Sekar, yang kini bersandar di bahu Alex, merasakan kekakuan di tubuh pria itu. Itu adalah sentuhan terdekat mereka sejak malam di mobil. Sekar memaksakan senyum di wajahnya, tetapi ia menikmati permainan ini.
Kau yang membuat aturan, Alex. Sekarang rasakan sendiri konsekuensinya.
Andra meminta mereka untuk berpose lebih intim. "Skye, pegang lengan Alex dengan erat, seolah-olah kau tidak ingin dia pergi. Alex, tatap Skye dengan cinta, tatapan yang mengatakan 'kau adalah satu-satunya'."
Sekar mematuhi. Ia melingkarkan lengannya di lengan Alex, sedikit meremas. Ia mendongak, menatap mata Alex yang biasanya dingin, yang kini dipenuhi kebingungan dan kilau tak terdefinisi kan. Alex membalas tatapan itu. Ia mencoba memasang ekspresi 'cinta' seperti yang diminta Andra, tetapi yang muncul adalah kerinduan yang nyata. Ia melihat Sekar yang sempurna di hadapannya, wanita yang menolak untuk ia miliki. Ia melihat Sekar yang seharusnya menjadi istrinya.
Dalam sekejap, Alex terlena. Peran itu, pose itu, terasa terlalu nyata. Perasaan di hatinya seolah meluap, membanjiri benteng pertahanannya.
Dia tidak bisa menyembunyikannya. Kebencian ini adalah topeng. Di balik topeng itu, ada kerinduan yang sama. Sekar bermonolog dalam batinnya.
Sesi kedua adalah adegan di mana Alex memegang pinggang Sekar dari belakang, keduanya melihat ke luar jendela.
Alex memeluk pinggang Sekar. Jari-jarinya menyentuh kulit Sekar melalui kain gaun tipis. Posisi ini adalah puncaknya. Jarak di antara mereka hampir hilang. Nafas Alex terasa di belakang telinga Sekar.
"Sempurna! Itu dia! Chemistry yang brutal!" seru Andra, bersemangat.
Alex memejamkan mata sejenak di balik kepala Sekar. Ia hanya bisa mencium wangi tubuh wanita itu, merasakan lekuk tubuhnya, dan hampir melupakan kamera. Ia hampir melupakan Miranda, ATEEA, dan dendam masa lalu. Yang ada hanyalah momen saat ini mereka berdua, pas, dan utuh.
Sekar merasakan Alex menegang. Ia tahu Alex terlena. Ia tahu sentuhan ini jauh lebih mematikan daripada ancaman kontrak. Sekar membiarkan dirinya terlena sejenak, membayangkan bagaimana jadinya jika ini adalah pagi mereka, sepuluh tahun yang lalu.
Aku bisa menghancurkanmu hanya dengan keintiman, Alex.
Setelah beberapa kali jepretan, Andra berteriak, "Selesai! Fantastis! Kita berhasil!"
Sesi pemotretan berakhir. Alex segera melepaskan Sekar, seolah baru saja tersengat listrik. Ia mundur beberapa langkah, mencoba mengatur napas dan detak jantungnya yang menggila.
Sekar membalikkan badan, kembali pada mode dinginnya. Ia memberikan senyum profesional yang nyaris tak terlihat.
"Terima kasih atas kerja samanya, Tuan Alex," kata Sekar, nadanya formal dan tanpa cela. Ia memperlakukannya seperti partner kerja mana pun, seolah momen intim yang baru saja terjadi tidak berarti apa-apa baginya.
Sikap acuh tak acuh Sekar setelah sesi pemotretan yang begitu intim justru menjadi pukulan telak bagi Alex. Alex kembali dihadapkan pada kenyataan bahwa ia terlena, sementara Sekar tetap terkontrol.
Alex hanya bisa mengangguk kaku, tanpa bisa mengeluarkan kata-kata. Malam ini ia akan pergi ke Gala bersama Miranda, tetapi tubuh dan pikirannya akan tetap berada di studio ini, merindukan kehangatan Sekar yang baru saja ia rasakan.