Area *** "Hanya semalam, kan, Tuan?" "Iya, kau tidak akan kenapa-napa karena aku mandul, Kau butuh uang dan aku butuh dirimu semalam!" "Anda yakin, Tuan?" "Aku jamin semuanya aman!" Malam yang terjadi antara dirinya dan sang Pemilik tempat dimana ia bekerja langsung mengubah hidupnya. Hazel Isabella Sora, seorang gadis cantik berusia 24 tahun terpaksa memberikan sesuatu yang berharga dalam hidupnya pada Sang Big boss karena membutuhkan uang demi membayar hutang milik mending kedua orang tuanya, Rexton Lysander Silas, pria matang dengan segala pesona dan tatapan matanya yang tajam bak predator mematikan. Tersenyum menyeringai saat mendapatkan mangsa yang dirinya incar. Perjanjian itu hanya untuk semalam. Namun, apa jadinya jika itu menjadi kegilaan berbahaya dari sang Boss yang tak mampu dirinya tolak dari seorang Rexton. Bagaimana hubungan keduanya? Benarkah hanya ada Hutang dan sebuah kesalahan? ikuti kisahnya di sini
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ham_sya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20 GBSDM
Sedangkan di Restoran.
Lyra sudah datang bersama Gania, keduanya baru saja tiba dua menit yang lalu, di restoran yang jaraknya tidak begitu jauh dari rumah.
Tidak lama, setelah menunggu lima menit, Hazel tiba di restoran dia langsung memeluk Lyra dan mengucapkan,"Non, Maaf, aku terlambat!" tak Lupa Hazel juga memeluk Gania karena wanita itu yang mengulurkan tangannya.
"Tidak apa-apa, Kak, bagaimana keadaan kamu?" tanya Lyra, dia mengajak Hazel untuk duduk.
"Baik, Nyonya dan Nona bagaimana keadaannya?"
"Kamu berdua juga baik." Lyra menjawab ramah pertanyaan Hazel, sedangkan Gania malah sibuk memandangi Hazel seolah menilai penampilan wanita muda itu.
Hazel meletakkan empat Paperbag di atas meja, dan ketiganya akhirnya mengobrol santai setelah memesan makanan untuk makan sore ini.
Tidak lama sosok gadis lain datang sendiri, senyumnya ramah dengan wajah cantik yang memikat,"Aunty!" panggilnya.
"Hay, sayang, apa kabar?" Gania segera memeluk gadis itu dengan erat, sama seperti memeluk putrinya sendiri.
"Baik, aunty bagaimana?" dia juga melontarkan pertanyaan yang sama.
"Baik juga," jawabnya dengn senyum hangat.
Sedangkan Hazel hanya menatap keakraban itu, dia menatap dalam diam gadis itu.
"Dia siapa, Aunty?" tanya Ciara.
"Dia temanku, Kak!" Lyra yang menjawab.
"Oh, aku Ciara, kamu?" Ciara mengulurkan tangannya pada sosok Hazel.
"Hazel," jawabnya sambil menerima uluran tangan itu.
"Ayo duduk! kita ngobrol lagi sambil menunggu Putra Aunty," kata Gania semangat.
Ciara tentu setuju, dia tak sabar untuk bertemu Rexton dan mengenal pria itu sebelum nanti perjodohan di bahas oleh keluarga besar.
Di tempat lain.
Ava tiba di rumah milik Hazel sepuluh menit yang lalu, dia kelelahan dan berakhir terkapar di sofa ruang tamu.
"Melelahkan sekali," gumamnya.
Ava memutuskan untuk segera istirahat sebentar, dan akan pergi cari makan sebelum malam nanti, dia rencananya ingin mengajak Hazel untk pergi ke Restoran yang baru buka di tempat yang tidak jauh dari rumah itu. Tapi jika Hazel tak pergi bekerja malam nanti.
Ponsel di atas meja berdering.
"Iya, Vivi, ada apa?" tanya Ariana.
"Kau dimana?" di sebrang sana wanita bernama Vivi bertanya dengan nada tidak sabaran.
"Di Rumah Hazel, memang kenapa?"
"Baiklah, aku akan kesana sekarang!" setelah itu panggilan berakhir.
Ava menatap layar ponselnya dengan wajah bingung, dan akhirnya tidak peduli banyak. Dia memutuskan untuk pergi ke Kamar Hazel demi bisa istirahat.
Di Kantor LS Company.
"Ada apa, Dad?" tanya Rexton dia menyesap kopinya dengan gerakan pelan.
"Ada yang ingin Daddy minta dari kamu, ini masalah penting."
"Apa?" Rexton merasa penasaran.
"Kamu harus ikut Daddy, sekarang!" perintahnya mutlak tanpa unsur penolakan.
"Aku sibuk, jika tidak ada apapun Daddy bisa pulang ke rumah!" usir Rexton dengan tidak ada sopan santunnya.
"Hey, kau ini benar-benar anak durhaka ya." bentak Gabriel dengan netra mendelik.
Rexton yang mendapatkan delikan maut itu tidak peduli, dia justru malah menikmati secangkir kopi panasnya dengan wajah tanpa ekspresi.
"Rex, ini perintah dari Mommy mu! Ini antara hidup dan mati, Daddy mohon!" kata Gabriel penuh dengan permohonan.
"Aku sibuk, Dad!" tetap saja wajah memelas Gabriel tidak berpengaruh pada Rexton
"Rex, sekali ini saja!" mohonnya.
"Apa Daddy dan Mommy merencanakan sesuatu?" tanya Rexton, dia memicingkan matanya dengan sorot mata penuh kecurigaan.
"Rencana apa? Mommy hanya ingin makan bersama kamu itu saja." jawab Gabriel setenang mungkin.
Rexton tidak menanggapi ucapan Gabriel, dia justru kembali fokus dan tidak lama menerima panggilan dari anak buahnya yang ada di Club, bahwa akan ada transaksi malam ini di Club dan dia di minta datang.
"Daddy lebih baik berhenti membujuk ku, karena sebagaimana usaha Daddy dan Mommy mencarikan jodoh untukku, aku tidak akan pernah setuju!" setelah menjawab seperti itu Rexton bangun dan berjalan keluar dari ruangannya meninggalkan Gabriel yang terus saja merutuk dan mengumpat.
"Sialan! Memiliki Putra satu saja tidak bisa membuat Daddynya senang, sekarang bagaimana?" keluh Gabriel, jika dia gagal maka malam ini dia harus tidur kedinginan.
Sedangkan Di Restoran Lyra berusaha menghentikan kepergian Hazel karena dia masih ingin mengobrol banyak hal dengan Hazel. Gania juga menghentikan Hazel, sebab tak bisa ia pungkiri jika gadis bernama Hazel itu begitu ramah dan menyenangkan.
Sedangkan Ciara menatap tak begitu suka saat melihat Lyra dan Gania membujuk Gadis bernama Hazel itu untuk tetap tinggal dia agak kesal,'Kenapa sih harus di cegah?' pikir Ciara agak sinis
"Nyonya, saya harus kembali ke toko, sebab masih ada beberapa pekerjaan!" pamit Hazel, dia sudah lama dan tidak bisa lebih lama lagi. Sebab pekerjaannya masih banyak. Dia menolak sebab tak enak terlalu lama duduk bersama mereka semua.
Lyra dan Gania akhirnya menyerah, dia membiarkan Hazel pergi dan hanya bisa pasrah saat wanita itu keluar dari ruang Privat room.
Gania melihat pada pintu, dia masih berharap Rexton datang sebab masih ada Ciara yang menunggu kedatangan sang Putra dan Gania tak enak sebab melihat wajah Ciara agak sedikit di tekuk.
'Daddy pasti gagal? Kalau tidak Ciara bisakan kalau dengan Hazel juga!' batin Gania, dia agak kesal.
Malam hari.
Tepat pukul dua dini hari.
Gemerlap lampu Disko membuat suasana yang tadinya dingin di luar. Namun, di dalam sebuah ruangan sekarang terasa panas dan semakin panas, suara musik DJ juga mengalun memenuhi ruangan yang malam ini di penuhi lautan manusia.
Bahkan malam ini Hazel pun datang bekerja sebab tak ingin kembali libur hanya karena malas bertemu Rexton, tapi malam ini ia sedikit menolak untuk mengantarkan minuman ke ruangan privat room yang ia yakini berisi para predator mematikan yang berbahaya itu
Sedangkan di sebuah ruangan privasi.
Sekumpulan para Pengusaha dan ketua dunia gelap, sedang berkumpul untuk melakukan transaksi ilegal.
Rexton juga ada di antara mereka. Namun, pria itu hanya datang sebagai pemilik Club dan bukan pembeli ataupun seorang Mafia itu sendiri, dia hanya pembisnis yang ingin bisnisnya tetap bersih dan tidak akan tersandung masalah apapun.
"Apa tidak ada barang yang Anda sukai, Tuan Muda Rexton?" salah seorang Ketua Mafia yang memiliki wajah sangar dan menakutkan itu bertanya dengan netra menatap pada wajah tampan Rexton.
"Tidak ada, saya datang hanya sebagai pemilik club, silakan lakukan transaksi. Namun, saya ingin transaksi ini tidak akan mengancam bisnis saya!" kata Rexton, dia menyesap nikotin di tangannya.
Mereka semua mulai melakukan lelang, dan beberapa barang berhasil di jual. Sedangkan Rexton hanya menjadi penonton dan enggan untuk mengikuti permainan kotor para Mafia itu.
Di sana bukan hanya barang terlarang. Namun, banyak barang dan sesuatu yang tak lazim di perjual belikan demi keuntungan yang banyak.
"Satu wanita hadiah dari saya untuk anda, Tuan Rexton, terimalah!" ucap salah satu ketua Organisasi gelap itu pada Rexton.
"Tidak perlu, saya tidak suka wanita pemberian siapa pun!" Rexton menolak tegas dengan netra yang sekalipun tidak melirik pada wanita yang sudah tertarik padanya.
"Dan lagi, wanita bukan barang yang bisa di perjual belikan, jadi ambil saja wanita anda itu, Tuan Moel!" sambungnya dengan senyum miring.
Sedangkan orang bernama Moel itu hanya bisa mengangguk, dia memang terkenal dengan kekejaman yang mematikan, bahkan semua orang yang hadir malam ini bukanlah orang biasa. Namun, mereka semua patuh dan takut pada sosok Rexton walaupun pria itu bukan bagian dari transaksi gelap dan bukan juga ketua gelap manapun.