NovelToon NovelToon
Gadis Ekstrovert & Dokter Introvert

Gadis Ekstrovert & Dokter Introvert

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Cinta pada Pandangan Pertama / Cintapertama
Popularitas:690
Nilai: 5
Nama Author: Miss_Fey

Kisah gadis ekstrover bertemu dengan dokter introvert..
Awal pertemuan mereka, sang gadis tidak sengaja melukai dokter itu. Namun siapa sangka, dari insiden itu keduanya semakin dekat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss_Fey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20

*******

Keesokan harinya Suina terbangun dari tidurnya, kemudian tanpa sadar gadis itu tersenyum mengingat ucapan Edo semalam.

" Mmmm.... " gumamnya yang langsung membungkus seluruh tubuhnya dengan selimut.

Sementara di kediaman Edo, pria itu tengah sibuk di dapur menyiapkan sarapan paginya.

Namun begitu ia ingin membuka kulkas, Edo melihat ada sebuah pesan yang tertempel di pintu kulkasnya.

" Soop ayamnya ada di dalam kulkas, hangatkan sebelum memakannya. " isi pesan yang Suina letakan.

Edo pun langsung tersenyum membacanya, kemudian mengeluarkan soop ayam itu untuk di panaskan.

Di rumah, Suina langsung kaget karena mendengar suara bibi Yan memanggilnya.

" Selamat pagi anak gadis! " ucap bibi Yan yang masuk kedalam kamarnya.

" Bibi! " ucap Suina kaget.

" Bibi kapan pulangnya? " tanya Suina heran.

" Baru aja, bibi ambil penerbangan subuh. " jawab bibi Yan.

" Akhirnya bibi pulang, Suina kangen. " ucap Suina yang langsung memeluknya erat.

" Yuk turun, bibi bawain makanan kesukaan kamu. " ajak bibi Yan.

" Em! " ucap gadis itu yang langsung beranjak dari tempat duduknya kemudian turun kebawah menuju meja makan.

Di rumahnya, Edo selesai menghangatkan soop ayam yang Suina letakan di dalam kulkasnya.

Ia meletakan di meja makan kemudian mulai mencicipinya.

Suasana hati pria itu terlihat sangat baik, Edo menikmati soop ayamnya sambil terus tersenyum.

Tiba tiba ponselnya berdering, dengan cepat Edo mengangkatnya karena melihat itu nomor baru.

" Halo! " jawab Edo sopan.

" Halo dok. " jawab seseorang dari balik telpon.

" Suina? " ucap Edo kaget begitu mendengar suara gadis itu.

" Em! ini aku. " jawab Suina.

" Ini nomor ponsel siapa? " tanya Edo penasaran.

" Oh! ini nomor ponsel bibi Yan, ponselku sedang di cars jadi aku pakai ponsel bibi. " jawab Suina.

" Oh ya dok, gimana keadaan dokter? sudah merasa lebih baik? " tanya Suina penasaran.

" Demam saya sudah turun, terima kasih karena sudah bertanya. " jawab Edo tersenyum senang.

" Dokter ambil cuti kan hari ini? " tanya Suina lagi.

" Em! saya akan di rumah seharian ini, sesuai keinginanmu. " jawab Edo.

" Bagus deh, dokter harus banyak istirahat. " ucap Suina.

" Terima kasih Suina. " ucap Edo yang benar benar sangat senang di perhatikan seperti itu.

" Satu jam lagi aku akan mampir untuk membawakanmu makan siang, kebetulan bibiku menyiapkan beberapa makanan untukmu. " ucap Suina.

" Baiklah, sampaikan terima kasiku pada bibimu. " jawab Edo.

" Em! bye! bye! " ucap Suina kemudian langsung mematikan panggilannya.

" Pacarmu kenapa? sakit? " tanya bibi Yan menggodanya.

" Dia demam. " jawab Suina kemudian langsung beranjak naik menuju kamar untuk bersiap siap.

Sementara bibi Yan langsung tersenyum senang, melihat Suina tidak protes begitu ia menyebut Edo sabagai pacar.

" Sepertinya ada yang akan jadian nih. " ucap bibi Yang yang sudah tidak sabar menunggu hari itu tiba.

***

Di salah satu pusat perbelanjaan, Cindi dan Rey telihat sedang bersama.

Keduanya naik menuju bioskop untuk menikmati waktu luang mereka bersama.

Cindi terlihat terus tertawa setiap kali bersama pria itu.

" Apa kau senang? " tanya Rey begitu mereka tiba di dalam bioskop.

" Tentu saja, aku bisa menikmati waktu luang dan melupakan semua pekerjaanku sejenak. " jawab Cindi.

" Kenapa kamu tidak mengajak Edo untuk jalan jalan? " tanya Rey penasaran.

" Aku sudah berusaha untuk mengajaknya, namun pria itu selalu sibuk. " jawab Cindi yang terlihat kesal.

" Kau benar, Edo memang selalu sibuk dengan pekerjaanya. " ucap Rey faham.

" Apa kau suka menonton film seperti ini? " tanya Rey penasaran.

" Tidak, aku hanya suka duduk di tempat seperti ini, karena tempatnya cukup gelap. aku bisa mengespresikan semua yang ada di fikiranku. " jawab Cindi.

" Suara yang berasal dari film itu, bisa meredam semua suara-suara di dalam fikiranku saat ini. " lanjut Cindi.

Rey terlihat cukup terkejut mendengar penuturan gadis itu, karena selama ini ia melihat Cindi adalah sosok gadis yang sangat sulit untuk di taklukan.

Terlebih lagi ia wanita karir yang sangat sukses di usia mudanya.

Ketika sedang asyik dengan fikiranya, tiba tiba Cindi menyandarkan kepalanya kebahu Rey.

Hal itu membuat Rey langsung tersenyum, kemudian perlahan lahan tanganya mulai terulur menggenggam tangan Cindi.

Melihat Rey yang begitu peka terhadap dirinya, langsung membuat Cindi mencari kenyamanan di pundak pria itu.

Keduanya benar benar menikmati waktu mereka dengan saling mengerti satu sama lain.

Di kediaman Suina, Edo tengah menunggu gadis itu di depan pintu pagar rumahnya.

" Dokter ngapain kesini? " tanya Suina penasaran.

Namun bukanya menjawab, Edo malah menatapnya sambil tersenyum.

Hal itu membuat Suina malu.

Dengan cepat ia memalingkan pandangnya kemudian membelakangi Edo.

" Kenapa Suina? " tanya Edo bingung.

" Nggak! " jawab Suina yang terus menghindari tatapanya.

" Kita pergi sekarang? " tanya Edo.

" Em! " jawab Suina mengangguk, kemudian dengan cepat masuk kedalam mobil pria itu.

Sejam kemudian keduanya tiba di salah satu restoran.

Edo sengaja mengajak Suina untuk keluar makan, karena melihat gadis itu seperti sedang memikirkan sesuatu.

Ketika sedang asyik menikmati makanan mereka, tiba tiba Riri datang menghampiri Suina.

" Riri! sebelah sini! " panggil Suina sambil melambaikan tanganya pada gadis itu.

Dengan cepat Riri menghampiri meja mereka.

Suina sengaja menghubungi gadis itu karena Riri selalu menagih janjinya agar dipertemukan dengan Edo.

" Selama siang dok. " sapa Riri ramah.

" Selama siang. " jawab Edo sopan.

" Oh! aku lupa, dok ini teman aku Riri, Riri ini dokter Edo. " ucap Suina memperkenalkan keduanya.

" Senang bertemu dokter, saya sudah banyak mendengar tentang dokter dari Suina. " ucap Riri.

" Saya juga, saya sudah mendengar banyak tentang mbak dari Suina. " jawab Edo.

" Mbak! " panggil Suina kepada salah satu pelayan.

" Kamu mau pesan apa? " tanya Suina pada Riri.

" Apa aja. " jawab Riri.

Suina pun memesankan menu yang sama untuk gadis itu.

" Eh! ntar sore temenin aku cari sepatu yuk. " pinta Riri.

" Baiklah. " jawab Suina.

Ketiganya pun mulai menikmati makanan mereka masing masing, sesekali Riri teralih karena melihat Edo begitu perhatian pada Suina.

" Sepertinya dia memang pria yang baik. " batin Riri yang menyukai Edo bersama Suina.

" Aku harap kamu menemukan cinta dalam diri pria itu Suina. " lanjutnya lagi penuh harap.

Setelah selesai menikmati makanan mereka, kini Suina lanjut menemani Riri untuk membeli sepatu.

Edo yang sedang libur hari itu, memilih untuk ikut bersama kedua gadis itu kemana mereka pergi.

Pukul 5 sore Suina memilih mampir kerumah Edo sejenak, untuk melihat si putih sejenak.

" Hy! putih! " ucap gadis itu begitu melihat si putih menunggu kedatangan mereka di teras rumah.

Dengan cepat ia menghampirinya kemudian mengelus kucing itu.

" Apa kabarmu? kamu lapar ya? " tanya Suina pada kucing itu.

Sementara Edo masuk kedalam menuju dapur untuk mengambil segelas air.

" Putih! " panggil Suina karena melihat kucing itu diam saja di pangkuannya.

" Kamu kenapa putih? " ucap Suina yang mulai panik.

Tetap saja tidak ada respon dari kucing itu seperti biasanya.

Dengan cepat ia menggendong kucing itu masuk kedalam menemui Edo.

" Dok! Dokter! " panggil Suina panik.

" Ada apa? " tanya Edo kaget.

" Sepertinya ada yang salah dengan putih. " ucap Suina yang mulai menangis.

Dengan cepat Edo memeriksanya.

" Kita bawa dia keklinik. " ucap Edo.

Keduanya pun langsung keluar menuju mobil untuk membawa kucing itu keklinik.

Sesampainya di sana, putih langsung di periksa oleh dokter.

" Gimana keadaanya dok? " tanya Suina cemas.

" Sepertinya janin yang ada di perut kucing ini tidak berkembang, kita harus segera mengangkatnya. " jawab dokter itu.

" Jika tidak, itu akan membahayakan nyawanya. " lanjut dokter itu.

" Apa? " ucap Suina kaget.

" Untuk sementar waktu kucing ini akan di rawat di klinik ini dulu, setelah keadaanya membaik kita akan melakukan operasi pengangkatan janinnya. " ucap dokter itu.

" Tolong selamatkan putih dok. " ucap Suina memohon.

" Pasti mbak, kami pasti akan melakukan yang terbaik. " jawab dokter itu.

Setelah mematikan kucing itu mendapatkan perawatan dengan baik, Edo langsung mengajak Suina pulang.

" Yuk kita pulang. " ucap Edo.

" Em! " jawab Suina sambil terus melihat putih yang sedang terbaring lemah.

Selama perjalanan pulang, Suina terus saja memandangi foto kucing itu berharap jika ia akan baik baik saja.

" Nggak apa apa, putih pasti akan baik baik aja kok. " ucap Edo sambil mengelus kepala gadis itu menenangkannya.

" Semoga saja. " jawab Suina sambil menghapus air matanya.

***

Dua hari kemudian sekitar pukul lima sore, Suina menuju kediaman Edo karena ingin mengajak pria itu melihat si putih di klinik.

Suina duduk di ruang tengah menunggu Edo yang tengah membersihkan tubuhnya setelah seharian bekerja.

Beberapa menit kemudian, Edo turun sambil mengeringkan rambutnya.

Di lihatnya Suina tengah duduk melamun sambil memandangi rumah si putih yang terlihat sepi.

Karena larut dalam lamunannya, Suina sampai tidak menyadari jika Edo sudah duduk di dekatnya.

" Hei! " ucap Edo yang membuyarkan lamunannya.

" Aaa!! " teriak Suina yang kaget seketikan.

" Huuff... dok! bikin jantungan aja. " ucap Suina sambil mengelus dadanya.

" Saya juga kaget. " jawab Edo.

" Kamu ngapain melamun seperti itu? sampai tidak menyadari saya duduk di sini? " tanya Edo penasaran.

" Aku cuma cemas dengan putih. " jawab Suina sambil merapikan rambutnya.

" Dia akan baik baik saja, percaya sama saya. " ucap Edo meyakinkannya.

" Em! " jawab Suina namun raut wajahnya masih terlihat murung.

" Dari pada kamu murung seperti itu, gimana kalau kita buat sesuatu aja. " tawar Edo.

" Buat sesuatu apa? " tanya Suina penasaran.

" Buat kue. " jawab Edo.

" Kamu mau kue apa? " tanya Edo.

" Apa aja, aku lagi nggak bersemangat. " jawab Suina sambil mengela nafasnya.

" Ya udah yuk, kita kedapur. " ajak Edo sambil menarik tangan gadis itu menuju dapur.

" Sebentar dok. " ucap Suina karena mendengar ponselnya berdering.

Dengan cepat ia mengambilnya kemudian pengangkat panggilan itu.

" Halo! " jawab Suina.

" Oh! sudah hampir selesai kok pak. "

" Kapan waktunya? "

" Besok! " ucap Suina kaget.

" Baiklah, saya akan segera menyelesaikannya. " lanjutnya lagi kemudian langsung menutup telponya.

" Huuffff.... " gumam gadis itu yang langsung menyandarkan kepalanya kebelakang.

" Kenapa? " tanya Edo penasaran.

" Sepertinya aku akan mati. " jawab Suina.

Edo pun langsung tertawa mendengarnya.

" Oh ya? tapi kok denyut nadimu masih normal? " ucap Edo sambil meletakkan dua jarinya di leher Suina, memeriksa denyut nadinya.

Suina langsung menatapnya datar.

" Kenapa? apa yang membuatmu kesal? " tanya Edo tertawa.

" Klienku meminta semua desainnya di selesaikan besok. " jawab Suina.

" Terus apa masalahnya? " tanya Edo lagi.

" Masalahnya, semua desain itu belum sepenuhnya selesai. aku masih harus mengejar sekitar sepuluh desain lagi. " jawab Suina.

" Memangnya perjanjian selesainya kapan? " tanya Edo.

" Besok. " jawab Suina.

" Ya sudah, berarti kamu harus menyelesaikan semuanya besok. " ucap Edo tertawa.

" Sepertinya aku nggak bisa ikut membuat kue dengan dokter. " ucap Suina menyayangkan.

" Nggak apa apa, kan masih ada hari lain. " jawab Edo.

" Aaa... sepertinya aku akan terjaga sepanjang malam. " gumam Suina sedikit merasa kesal.

" Apa kamu ingin saya temani? " tawar Edo.

" Hah? " ucap Suina kaget.

" Kamu bisa menyelesaikan semua pekerjaanmu di sini, saya akan menemanimu sepanjang malam. " ucap Edo sambil tersenyum.

" Nggak usah dok. " jawab Suina yang merasa gugup.

" Semua peralatan dan komputerku di rumah, jadi nggak bisa menyelesaikan semuanya hanya dengan IPAD saja. " lanjutnya lagi.

" Ya sudah, semangat kerjanya. kamu pasti bisa. " ucap Edo sambil mengusap kepala gadis itu dengan lembut.

Suina langsung meliriknya, karena merasa kaget dengan tindakan pria itu.

" Hubungi saya kapan saja jika kamu ingin makan sesuatu. " lanjut Edo dengan masih mengusap kepalanya.

Suina hanya bisa terdiam menatap pria itu sambil tersenyum.

Sesampainya di rumah, Suina langsung sibuk dengan pekerjaanya.

Gadis itu terlihat sangat serius menatap layar komputer.

Ia mengeluarkan seluruh kemampuan dan fikiranya, agar desain yang di inginkan kliennya selesai dengan sempurna.

Jam menunjukan pukul 11 malam, Suina masih saja setiap di depan meja kerjanya.

Tiba tiba bibinya datang sambil membawakan segelas minuman hangat dan juga cemilan.

" Belum selesai? " tanya bibi Yan.

" Belum bi, Suina masih harus menyelesaikan beberapa lagi. " jawab Suina tanpa berpaling dari layar komputernya.

" Bibi bawakan minum dan juga cemilan. " ucap bibi Yan.

" Terima kasih. " jawab Suina sambil tersenyum centil.

Pukul 2 dini hari gadis itu mulai terlihat menguap.

" Fokus Suina! fokus! " ucapnya sambil menggerakkan otot otot badanya.

" Satu desain lagi. " gumamnya yang baru saja menyelesaikan kesembilan desain itu.

Sesekali Suina terlihat mulai menunduk karena mengantuk.

Namun dengan cepat ia berdiri lari menuju kamar mandi untuk membasuh wajahnya.

" Huff!! huff! Satu desain lagi, aku pasti bisa. " gumamnya menyemangati diri sendiri.

Pukul 9 pagi, akhirnya semua pekerjaanya selesai.

" Akhirnya! " gumam gadis itu yang merasa sangat senang.

Kemudian dengan cepat ia mengirim semua desain itu kepada rekan kerjannya.

Sementara di rumah sakit, Edo terlihat sedang sibuk di ruang kerjanya.

Tidak berselang lama, sus Mia masuk sambil membawa beberapa dokumen untuk Edo.

" Permisi dok, ini ada beberapa dokumen pasien yang sedang di rawat. " ucap sus Mia.

" Terima kasih sus. " ucap Edo menerimanya.

Kemudian lanjut dengan pekerjaanya.

Tidak berselang lama, ponselnya berdering. di lihatnya nama Suina muncul di layar ponselnya.

Edo langsung tersenyum kemudian dengan cepat mengangkat panggilan itu.

" Halo Suina! " jawab Edo.

Sus Mia yang hendak pergi, langsung mengurungkan niatnya sambil merapikan berkas berkas yanga ada di meja kerja Edo, untuk mendengar pembicaraan mereka.

Ia langsung penasaran begitu Edo menyebut nama seorang gadis.

" Bagaimana pekerjaanmu? " tanya Edo.

" Semuanya sudah selesai dok. " jawab Suina.

" Wah.. selamat kalau begitu. " ucap Edo yang ikut senang mendengarnya.

" Oh ya dok, hari ini kemungkinan aku nggak bisa ikut keklinik untuk melihat putih. aku masih harus bertemu dengan klienku untuk membahas desain desain ini. " ucap Suina.

" Nggak apa apa, kamu selesaikan pekerjaanmu dulu. " jawab Edo.

" Terima kasih. " ucap Suina tertawa senang.

" Em! " jawab Edo kemudian langsung mematikan panggilannya.

" Siapa Suina? " tanya Sus Mia tiba tiba.

" Sepertinya itu di luar pembahasan kita sus. " jawab Edo.

" Tapi kan dokter selalu menyuruh saya untuk bertanya, apa pun itu. " ucap sus Mia.

" Baiklah, saya akan memberitahu suster setelah saya membaca semua dokumen ini. " jawab Edo.

" Beritahu saya juga siapa Suina. " ucap sus Mia.

" Apa jadwal saya hari ini? " tanya Edo.

" Jadwal dokter hari ini adalah memberitahu saya siapa Suina. " jawab Sus Mia yang masih saja ngotok ingin tau.

" Mia.. " ucap Edo yang langsung menatapnya datar.

Sus Mia pun langsung tersenyum melihat tatapan pria itu.

" Dokter ada dua jadwal operasi hari ini. " ucapnya kemudian dengan cepat berlalu pergi.

Edo hanya bisa menggeleng tersenyum melihat kelakukan sahabatnya itu.

###NEXT###

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!