seorang gadis muda yg tidak sengaja bertemu dengan tuan muda yg seorang mafia. pertemuan yg tidak sengaja, lalu di pertemukan kembali dengan ada nya perjodohan di antara ke dua nya. nikah paksa pun terjadi, namun di antara kalian hanya terjadi seperti sebuah kontrak. bagaimana cerita nya??? ikuti terus cerita nya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ika Nanda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 20 (perasaan suka di mulai)
******
kalian pun tiba di rumah orang tua mu, di sana pelayan rumah langsung memanggil nyonya Rita begitu melihat mu datang. saat Luna dan nyonya Rita menghampiri mu, kau pun langsung berlari ke arah ibu mu
"ibu.... " memeluk nya dengan penuh rindu
"Laura sayang... " ucap ibu mu membelai rambut mu
sedang Vino berada di belakang mu dengan membawa bingkisan di kedua tangan nya. saat kau melepaskan pelukan ibu mu "ooh ibu, apa kabar. ini ada sedikit hadiah dari putri mu. " ucap Vino memberikan bingkisan itu pada ibu mertua nya sembari tersenyum
"aku baik. sebenarnya tidak perlu membawa apa pun, kalian datang saja aku sudah sangat senang. " nyonya Rita mengambil bingkisan itu dan di berikan pada Luna "siapkan makanan yg enak" ucap nya pada Luna
"baik nyonya... " Luna pun mundur untuk pergi dan kau hanya melihat nya
"ayo masuk, ayah mu sedang main golf taman belakang. pelayan akan panggilkan" ucap nyonya Rita berjalan masuk
"tidak usah ibu, aku akan menemui ayah di belakang. kalian mengobrol lah, pasti kau sangat merindukan Laura. " ucap Vino dengan tersenyum
"ooh baiklah nak. pelayan, antar tuan muda Vino ke taman belakang menemui tuan Matteo. " ucap nyonya Rita pada salah satu pelayan
"baik nyonya... mari tuan saya antar" ajak pelayan itu
Vino pun hanya tersenyum kepada mu, dan kau membalas nya dengan senyuman. Vino pun pergi meninggalkan kalian berdua, kau dan ibu mu pun duduk di sofa ruang keluarga.
"bagaimana keadaan mu nak, apa kau baik-baik saja!?? " tanya nyonya Rita dengan lembut
"aku baik bu, bagaimana dengan mu dan ayah. apa semua nya baik!?? "
"hemm semua baik. kenapa kau tidak memberitahu ibu atau Luna kalau mau datang!?? " tanya ibu mu
"aku juga tidak tau bu, Al tadi pagi begitu aku bangun dia langsung mengajak ku kemari. aku terkejut sekaligus senang" ucap mu tersenyum "oiya bu, kau bukan kah sudah janji akan menjadikan Luna kepala pelayan!! " kau mengingat sesuatu
"iya tentu saja, dia kebelakang hanya untuk memantau dan melihat. tenang saja, ibu tidak ingkar janji. " ibu mu pun mengerti
kau pun hanya tersenyum, di saat itu Luna pun menghampiri mu dan ibu "nyonya, kurang lebih 45 menit lagi makanan akan siap. " lapor Luna
kau pun melihat nya "Hai..." tersenyum menyapa nya
"halo nona, bagaimana kabar mu!?? " tanya Luna balik menyapa
"duduk lah, tidak sopan kau berdiri. " tegur mu
"ooh maaf nona... aku harus membereskan kamar mu terlebih dahulu. " tolak Luna berlalu pergi
"hei Luna.... " kau melihat nya dan tersenyum
******
saat tiba di taman belakang, tuan Matteo baru akan memukul bola. tapi begitu melihat Vino datang, dia pun langsung menghampiri Vino. "nak Vino... " tuan Matteo pun langsung memeluk nya "kapan kau datang??? "
"ayah... baru saja. aku sengaja mengajak Laura berkunjung, barangkali dia merindukan kalian" ucap nya ramah
"duduk lah... " ajak tuan Matteo "bagaimana kalian, apakah semua baik-baik saja. apakah Laura menyulitkan mu!?? "
"tidak ayah, semua nya baik-baik saja. Laura, dia wanita yg hebat. dia mengurus rumah dan aku dengan baik.... ayah bagaimana??? " tanya Vino balik
"ya seperti yg di lihat, terkadang harus pergi mengurus perusahaan dan juga terkadang orang kepercayaan ku yg melakukan nya. "
Vino dan ayah mu pun mengobrol santai, begitu juga dengan mu dan ibu mu. saat makanan telah selesai di hidangkan. kau, Vino, ayah serta ibu mu pun berkumpul di meja makan. mulai menyantap makanan yg di sajikan koki rumah "tolong sajikan 1 piring lagi!?? " pinta mu pada salah satu koki
"kau mau tambah sayang, tapi milik mu... "
"bukan untuk ku ibu." kau melihat ibu mu lalu melihat Luna "Luna, duduk lah di sini dan makan bersama ku. aku sudah lama tidak makan bersama mu" ajak mu
"hah... " Luna pun melihat ke arah nyonya Rita, dan nyonya Rita pun mengangguk"baiklah nona" Luna pun duduk tepat di sebelah mu. koki pun meletakkan satu porsi steak di hadapan Luna
"ayo makan lah. " ucap mu pada Luna
Vino pun hanya diam sembari memerhatikan mu "Vino dan Laura akan menginap kan!?? " tanya ayah melihat kau dan Vino
"hemm... " kau pun terkejut
"tentu ayah, kami akan menginap malam ini. " Vino memegang tangan mu dan tersenyum ke arah mu
saat selesai makan siang, kau dan Vino pun si persilahkan istirahat oleh orang tua mu. kau dan Vino pun naik ke kamar mu, kau langsung menjatuhkan tubuh mu di atas ranjang kamar mu "aah, aku sangat merindukan kamar ini" ucap mu
"apakah kamar di rumah kita tidak cukup besar, atau mau aku ganti ranjang nya yg persis seperti ini. " Vino berdiri di samping ranjang mu
"hemm, suasana nya yg berbeda. bukan barang-barang nya. " ucap mu sembari mengayun-ngayunkan kaki mu
Vino hanya memandangi mu, seperti nya dia mulai tertarik pada mu. dia pun merebahkan diri nya di samping mu "kau benar, suasana nya tidak akan pernah sama. karena, dimana pun kita berada. tidak akan sama nyaman nya dengan rumah orang tua. " ungkap Vino melihat mu
kau pun hanya melihat nya sembari tersenyum, saat itu kalian pun beradu pandang. tanpa kau sadari juga jantung mu mulai berdetak kencang tidak karuan, kau pun mengalihkan pandangan mu "apa ini, ada apa dengan ku. apa aku mulai menyukai Alvino" ucap mu dalam hati
******
"apa Laura mengadu sesuatu!?? " tanya tuan Matteo
"tidak, dia malah terlihat baik. seperti nya, hubungan mereka cukup baik" jawab nyonya Rita
"syukur lah, aku berharap hal baik pada hubungan mereka. " ucap tuan Matteo
"aah aku juga... " ucap nyonya Rita dengan gembira
******
"apa yg sedang kau fikirkan??!! " ucapan Vino membuyarkan lamunan mu
"tidak ada. " kau pun bangun dan membuka pintu balkon, berjalan dan melihat taman belakang "kau tidak mengatakan pada ku kalau mau bermalam di sini.?? "
Vino pun bangun dan menghampiri mu "tadinya memang aku tidak ingin bermalam, tapi seperti nya kedua orang tua mu ingin kita di sini lebih lama. " Vino memandang mu dan mendekat "ada apa, apa kau takut??? " Vino berbisik di telinga mu
"apa yg aku takut kan!?? " kau mengerutkan dahi mu sembari melihat nya
Vino memandang mu dengan penuh maksud "aku curiga, kau ini sebenarnya tidak memiliki nya.... " Vino mencoba memancing mu
"hentikan Al, itu tidak akan berhasil. memancing ku hanya akan sia-sia saja" ucap mu dapat menebak nya
"ouh, mari kita lihat nanti. atau kita bisa melihat nya sekarang" Vino menarik mu dalam pelukan nya
kau pun mencoba melepaskan nya, namun dia memegang pinggul mu dengan tangan kekar nya itu "jangan lupa, semua ini hanya kontrak. kau berjanji tidak akan menyentuh ku. " kau mencoba mengingatkan nya
"aku memang pernah mengucapkan nya. tapi seperti nya aku tidak pernah berjanji, dan tidak tertulis juga di dalam kontrak. " ucap Vino mulai nakal "ooh hai ayah... " Vino melihat ke arah taman. kau pun sontak melihat ke arah yg sama, Vino pun mengambil kesempatan mengecup pipi mu dengan lembut dan berlalu pergi setelah nya. Vino pun hanya tersenyum melihat mu, tak lupa dia mengedipkan sebelah mata nya untuk menggoda mu.
