Cinta Untuk Elena

Dengan memberanikan diri, dia memegang lengan Luke walau pun langsung di tepis pria itu. "aku ingin bicara sebentar saja.."

"Apa kau tidak lihat kalau aku baru pulang bekerja, kepala ku sudah penat mengurus perusahaan dan tubuh ku lelah ingin segera beristirahat, dan kau hanya bisa menambah pusing ku saja?"

"Aku tidak berniat menambah pusing mu, aku hanya ingin bicara sebentar."

Luke hendak menyahut namun Elena sudah memasang wajah memelas nya.."hanya 5 menit, aku janji gak akan lebih dari itu."

Luke hanya menghela napas panjang saja sambil memijit pangkal hidung nya. Jika dia tetap menolak, Luke yakin kalau istri nya akan terus memaksa untuk berbicara. "Bicaralah dan tidak lebih dari 5 menit."

"Apa kau tidak ingin memuji ku, lihat lah penampilan ku malam ini?

Luke langsung menyandarkan tubuh nya ke pintu kamar nya yang masih tertutup, dia hanya memutar bola mata malas saat mendengar pertanyaan istri nya yang sangat menyita waktu untuk beristirahat. "cepat katakan, jangan bertele tele.. Untuk apa kau menanyakan hal yang tidak penting!! Bahkan aku tidak ada waktu memperhatikan mu, kau tentu sudah tahu itu.bukan?"

"setidaknya kali ini saja, apa kau benar benar tidak mau melihat penampilan ku?

"tidak."ketus Luke.."kalau hanya ini yang ingin kau bicarakan, sangat membuang waktu ku untuk beristirahat..lebih baik kau masuk ke kamar mu sekarang!! Aku malas berdebat hal yang tidak berguna dengan mu.."

"Tunggu.."cegah Elena dengan nada manja, membuat Luke menatap jengah karena dia tidak suka istirahat nya di ganggu oleh istri nya.

"Baiklah, aku akan mengatakan apa tujuan ku bicara dengan mu.."

"waktu mu tinggal tiga menit.."kesal Luke dan Elena pun mengangguk setuju.

Namun ternyata pembicaraan yang ingin Elena bicarakan pertanyaan yang sama. "apa kau tidak ingin memuji penampilan ku malam ini?

Luke merasa aneh mendengar pertanyaan Elena yang masih menanyakan hal yang serupa, sungguh Luke masih belum paham maksud pertanyaan istri nya itu.

"Elena, aku sudah mengatakan nya pada mu.."

"Iya aku tahu, aku hanya minta pendapatmu saja? Apa susah nya sih..memuji penampilan ku, apa begitu berat?

"tidak ada beda nya penampilan mu malam ini atau kemarin, tidak ada bahkan kau tetap sama!! Kau tahu? Hanya penampilan luar sempurna tapi otak mu tidak berfungsi dengan baik.."jelas Luke tanpa mempertimbangkan apakah istri nya tersinggung atau tidak.

Pedasnya kata kata Luke membuat Elena tersenyum kecut dan ucapan suami nya sama persis dengan ucapan Nathalie tadi saat di meja makan. Kakak beradik itu memang sangat menyebalkan, " setidak nya berilah aku sedikit pujian..bukan kah ini gaun yang kau belikan pada ku tadi pagi? Apa kau tidak ingin mengomentari penampilan ku yang sudah memakai hadiah dari mu? termasuk kalung ini.."Elena meraba kalung yang melingkar di leher jenjang nya itu.

"Gaun dan kalung? Beo Luke, melihat pria di hadapan nya bingung mendadak perasaan Elena menjadi tidak enak.

"iya menurut pelayan, kata nya kau yang menyiapkan hadiah ini untuk ku.."

Luke pun terkekeh geli."aku tidak menyiapkan hadiah apa pun."

Wajah Elena berubah kesal dan dia memberanikan diri bertanya sekali lagi.."apa maksud mu?

"memang kedua barang itu memang di beli oleh uang ku namun bukan aku yang memilihkan nya langsung, aku meminta pelayan untuk memilihnya."

Elena tidak kaget lagi bahkan dia sudah mendengar nya dari pelayan tadi. "terserah yang penting inti nya, gaun dan kalung ini hadiah dari mu!! Dan ini hadiah pertama dari mu setelah kita menikah.."

"sayang nya itu bukan sebagai hadiah.."ungkapan perasaan Luke membuat senyum di wajah Elena memudar.

"Lalu?"

"Anggap saja sebagai keberuntungan?

"keberuntungan untuk apa?

"pelayanan mu yang memuaskan malam itu,. yeah anggap saja sebagai imbalan atas kerja keras mu di atas ranjang.."

Mata Elena membola dan hati nya seperti tertusuk belati tajam mendengar ucapan dari suami nya itu. Dia tetap berdiri tegak karena Elena tidak mau terlihat lemah di mata Luke.

"jadi maksud mu, barang barang ini adalah sebagai bayaran ku setelah melayani mu?

"Kau bisa mengartikan nya seperti itu, jika kurang kau hanya tinggal katakan saja. Aku akan menambahkan nya lagi."

Selesai mengatakan itu tanpa rasa bersalah, Luke membuka pintu kamar nya dan masuk begitu saja tanpa menghiraukan keberadaan Elena yang masih berdiri di depan pintu kamar nya. Bahkan Luke tidak perduli jika Elena akan menangis, dia memilih menulikan pendengaran nya. Karena apa yang di ucapkan nya itu adalah kenyataan.

Dia mengeluarkan uang hanya untuk membalas jasa Elena yang sudah melayani nya. Di luar Elena menarik napas dalam dalam lalu membuang nya perlahan lahan. Seketika dia teringat percakapan dua pelayan tadi sore di belakang rumah. Dan salah satu nya pelayan yang tadi mengantarkan nya ke kamar dan memberitahu ada hadiah dari Luke saat baru sampai di rumah ini.

Kata kata itu sukses terngiang ngiang di telinga nya, dan sangat menyedihkan karena memang nasib nya sangat miris.

Luke memegangi cooler bag yang berisi es batu di tangan nya lalu di tempelkan di pipi secara bergantian untuk menghilangkan rasa nyeri, karena dia mendapatkan hadiah balasan berupa tamparan dua kali secara bergantian di pipi hingga telinga nya terasa berdenging. Walau pun tidak ada emosi terlihat di balik wajah cantik istri nya tapi dari keras nya tamparan sudah mewakilkan betapa marah seorang Elena.

Luke tahu jika istri nya sedang menahan amarah bahkan kalau bisa mungkin Elena ingin mencekik leher atau mungkin menusuk nya dengan pisau. Namun istrinya hanya memberikan hadiah berupa tamparan untuk menghukum mulut nya yang brengsek ini.

Namun pukulan Elena mampu membuat harga diri seorang Luke Avaaskha tidak ada harga nya, karena tidak ada yang berani memukul nya hanya seorang Elena yang sudah berani melayangkan pukulan ke wajah tampan itu.

Memang harus Luke akui, sikap tegas serta keberanian Elena dan sikap tenang nya membuat diri nya sedikit terusik. Dia tidak berapi api bahkan bersikap tenang tapi tiba tiba mampu melayangkan sebuah pukulan telak untuk membungkam lawan nya. Seperti seekor semut yang menggigit setelah di injak, Luke menggambarkan sikap tenang Elena seperti itu.

"Kau? Luke terjingkat kaget kala Elena dengan santai masuk kedalam kamar nya, karena pikir pria itu dia sudah menutup kamar nya dengan rapat. Rupa nya Elena menahan pintu itu dengan sebelah kaki nya sebelum tertutup dan terkunci otomatis.