NovelToon NovelToon
Amor Tenebris (Oh Lord Vampire, I Am Your Mate.)

Amor Tenebris (Oh Lord Vampire, I Am Your Mate.)

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Fantasi / Vampir / Cinta Beda Dunia
Popularitas:441
Nilai: 5
Nama Author: Eisa Luthfi

Amor Tenebris (Cinta yang lahir dari kegelapan)

“Di balik bayangan, ada rasa yang tidak bisa ditolak.”


...

New Book, On Going!


No Plagiat❌
All Rights Reserved August 2025, Eisa Luthfi

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eisa Luthfi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19

...◾▪️Amor Tenebris ▪️◾...

Bab 19 – Hari Berganti, Bayangan Makin Dekat

Matahari baru saja menanjak di atas bukit pasir, menyebarkan cahaya keemasan yang menusuk hingga ke tenda-tenda tim ekspedisi. Suara langkah kaki, gemericik peralatan, dan riuh rendah percakapan para peneliti menciptakan suasana yang sibuk namun familiar.

Lyra bangun dengan tubuh yang lelah namun pikiran yang tetap berputar. Latihan malam sebelumnya masih meninggalkan bekas—tangan yang nyeri, mata yang memerah karena menahan cahaya simbol, dan jantung yang berdetak cepat saat mengingat bayangan vampir yang mengintai.

Ia menegakkan tubuh di ranjang lipatnya, menarik napas panjang, lalu menatap langit yang semakin cerah. Hari baru berarti peluang baru—untuk mendokumentasikan relief, mempelajari simbol, dan… mempersiapkan misi malam.

Ardelia muncul dari tenda sebelah, membawa sekeranjang catatan, alat tulis, dan beberapa peta gurun yang lebih detail. “Selamat pagi,” sapanya ringan, tapi matanya penuh perhatian. “Tidurmu nyenyak?”

Lyra tersenyum tipis, walau masih lelah. “Cukup. Tapi pikiranku masih terbang ke simbol tadi malam. Aku merasa mereka… semakin dekat.”

Ardelia mengangguk, menempatkan peta di depan Lyra. “Benar. Setiap aktivitas simbol kita kemarin menarik perhatian. Jika kita ingin maju, kita harus lebih cermat. Hari ini kita mempersiapkan strategi baru, dan malam nanti… kita akan menyusup ke situs simbol rahasia.”

Lyra menatap peta itu dengan seksama. Titik-titik yang ditandai Ardelia menunjukkan jalur aman, lokasi pengintaian vampir, dan potensi jebakan energi yang bisa membahayakan. “Aku harus belajar membaca peta ini dengan cepat,” gumam Lyra. “Kalau salah langkah…”

Ardelia menepuk bahunya. “Kau akan belajar. Dan kau tidak sendiri. Aku di sini untuk menuntun mu.”

Hari itu diisi dengan aktivitas penelitian—dokumentasi relief, pengambilan sampel tanah, dan pengamatan simbol-simbol kuno. Namun setiap langkah Lyra terasa berbeda. Ia selalu menyadari bayangan yang mengintai di luar dunia manusia, dan energi simbol yang mengalir di tangannya membuatnya waspada.

...

Saat siang menjelang, Lyra duduk di tepi oasis, memeriksa catatan simbol. Angin gurun membawa aroma tanah basah dan suara riak air yang menenangkan. Ia memejamkan mata, mencoba merasakan resonansi simbol yang tadi malam ia aktifkan.

Seketika, bayangan samar muncul—Theron. Tidak nyata, hanya siluet tembus pandang yang dikelilingi cahaya perak pucat. Ia menatap Lyra dengan mata tajam, memberikan instruksi yang tidak terdengar oleh telinga manusia lain.

“Jangan lengah. Setiap kesalahan akan terlihat. Ingat, mereka selalu mengintai.”

Lyra menelan ludah, merasakan kehangatan dingin yang familiar. Ia mengangguk pelan, menyadari bahwa meski Theron tidak hadir secara nyata, kehadirannya tetap menjadi panduan yang menenangkan sekaligus mengingatkan akan bahaya.

Sore harinya, Ardelia menarik Lyra ke sisi bukit yang lebih tinggi, memperlihatkan garis cakrawala gurun. “Lihat itu?” katanya menunjuk ke arah bayangan pasir yang berayun. “Itu jalur pengintai. Kita bisa memprediksi pergerakan mereka jika memperhatikan bayangan dan arah cahaya.”

Lyra menatap, mencoba memvisualisasikan pola pengintaian vampir. Ia mengingat malam sebelumnya, ketika benteng simbol berhasil menahan mereka sementara. “Kalau begitu, kita bisa memanfaatkan cahaya matahari untuk menipu mereka?”

Ardelia tersenyum tipis. “Tepat. Dan malam nanti, bulan purnama akan membantu kita menyembunyikan jejak energi simbol.”

Waktu berjalan cepat. Matahari mulai tenggelam, dan pasir gurun berubah warna menjadi jingga keemasan hingga perak ketika cahaya bulan mulai menembus. Tenda-tenda mulai sepi karena sebagian besar tim kembali ke kamar masing-masing, sementara Lyra dan Ardelia menyiapkan perlengkapan untuk misi malam.

Perlengkapan itu bukan sekadar alat arkeologi. Ada kantong energi simbol, peta jalur aman, dan beberapa batu kuno yang bisa membantu mengaktifkan proteksi sementara. Ardelia memeriksa semuanya dengan cermat. “Kau harus siap. Aku akan menandai titik pertama, tapi kau yang harus mengaktifkan simbol dengan tepat. Konsentrasi penuh dibutuhkan.”

Malam semakin larut, dan mereka mulai bergerak. Gurun yang sebelumnya tenang kini terasa tegang, setiap butir pasir dan desiran angin menjadi sinyal. Lyra menyalakan simbol pertamanya, menciptakan lingkaran cahaya yang lembut tapi tegas. Ardelia memantau dari jarak aman, memberi arahan melalui kode isyarat.

Namun kali ini, ancaman lebih nyata. Bayangan vampir muncul lebih dekat, dan Lyra merasakan tarikan energi simbol mereka, ingin menembus benteng cahaya yang ia ciptakan. Detak jantungnya meningkat, tetapi ia menahan diri, menarik energi dari dalam, dan membentuk pola baru yang lebih kompleks—lingkaran ganda dengan garis pelindung yang bergerak mengikuti arah angin.

Bayangan Theron muncul lagi, kali ini lebih dekat, tapi tetap dalam bentuk tembus pandang. “Bagus… Kau mulai menguasai ritme simbol. Jangan biarkan mereka merusak fokusmu.”

Lyra merasakan kekuatan yang lebih besar dari sebelumnya. Setiap pola yang ia bentuk semakin menahan pergerakan vampir, sementara Ardelia menandai jalur aman untuk mereka berdua. Gurun yang sunyi menjadi medan pertempuran energi yang halus namun mematikan.

Beberapa saat kemudian, vampir mundur, meninggalkan gurun dengan bayangan samar yang tetap mengintai. Lyra menatap bulan purnama, menyadari satu hal: setiap keberhasilan kecil adalah kemenangan sementara. Ancaman itu nyata, dan mereka tidak boleh lengah.

Ardelia menepuk bahunya. “Kau hebat. Tapi ingat, ini baru permulaan. Besok, kita akan menghadapi tantangan yang lebih besar. Dan kau harus siap untuk itu.”

Lyra mengangguk. Malam itu, mereka duduk di bukit pasir, memandangi cahaya bulan yang memantul di pasir, merencanakan langkah berikutnya. Bayangan sosok bermahkota hitam terlihat di kejauhan, diam, menunggu. Tapi untuk pertama kalinya, Lyra merasa memiliki kendali.

Malam itu berakhir dengan rasa damai yang rapuh, namun juga tekad yang menguat. Dunia manusia dan vampir mungkin semakin melebur, tetapi Lyra mulai menyalakan cahayanya sendiri, bersiap menghadapi bayangan yang semakin mendekat.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!