NovelToon NovelToon
Pergi Untuk Kembali

Pergi Untuk Kembali

Status: tamat
Genre:Romansa / Kontras Takdir / Healing / Tamat
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: mom fien

To heal & to grow

Remember,
when you forgive, you heal.
And when you let go,
you grow.
-unknown

Aku membaca tulisan di dinding ruang tunggu, yah aku juga tau teorinya namun kenyataan tak semudah teori, ucap Alena dalam hati.
Aku Alena, ini kisah percintaanku, dimana aku seorang pengecut yang merasa rendah diri, setiap ujian datang menghampiriku maka aku akan memilih untuk pergi, merasa menghindari masalah adalah jawaban yang tepat. Lagipula menjalani cinta dan jatuh cinta adalah 2 hal yang berbeda. Kamu bisa jatuh cinta tanpa perlu memikirkan latar belakang dan konsekuensi yang datang bersamanya. Sedangkan menjalani cinta berarti perjalanan panjang yang penuh dengan pertanyaan dan keputusan disetiap ujiannya.

"Al, aku berjanji untuk selamanya bersamamu menjalani kehidupan ini, apapun yang terjadi di masa depan, yakinlah, kamu akan selalu menjadi pilihan pertamaku".

Full of love,
Author 🤎

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mom fien, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

To Heal & To Grow

Remember,

when you forgive, you heal.

And when you let go,

you grow.

-unknown

Aku membaca tulisan di dinding ruang tunggu, yah aku juga tau teorinya namun kenyataan tak semudah teori.

"Ibu Alena, mari masuk bu", ucap salah satu staff.

"Baik, terima kasih".

"Selamat pagi bu Alena".

"Selamat pagi bu Gita".

"Saya sebaiknya memanggil anda ibu atau mba Alena saja?".

"Panggil saya Al saja".

"Sebaiknya saya memanggilnya mba Al saja", ucapnya sambil tersenyum.

"Mba Al, bagaimana kabarnya hari ini? Saya siap mendengarkan curahan hati mba Alena pagi ini".

Aku tersenyum ramah menanggapinya, kemudian berkata "Saya ga tau harus mulai darimana ceritanya".

"Kita mulai dari hal yang paling dekat, apa mba Al bisa menceritakan ada kejadian apa saja kemarin?".

"Kemarin? Kemarin aku datang mengunjungi mama di Senior Living, aku mendapatkan kartu nama bu Gita dari suster Nia".

Bu Gita mendengarkan ceritaku dan tersenyum menanggapinya, aku melanjutkan ceritaku lagi secara detail tentang kejadian kemarin.

"Boleh saya tau bagaimana pertemuan mba Al dengan suami?".

Aku menceritakan bagaimana perkenalanku dengan Jason yang dimulai dari belasan tahun yang lalu, kemudian hingga pernikahan dan masa hilang ingatanku.

Entah karena pembawaan bu Gita yang terlihat hangat atau memang aku yang sedang sensitif, namun sesi pertama konselingku, berakhir dengan banyak tissue disekeliling tempat dudukku. Kurasa setidaknya aku sudah menceritakan semuanya, mempertanyakan semua pertanyaan dalam pikiranku. Kenapa aku sulit mempercayai pembelaan Jason? Kenapa Jason berusaha menutupinya? Apa dia sungguh mencintaiku seperti yang dia katakan? Kalau iya, kenapa harus menggunakan hadiah yang sama? Apa aku cemburu? Apa aku berlebihan? Kenapa ini terjadi padaku? Apa ini semua terjadi karena kami cepat menikah tanpa proses pacaran seperti kebanyakan orang? Apa aku salah mengambil keputusan bersama Jason? Apa aku bisa memulai kembali bersama Jason tanpa rasa sakit dan curiga?...

"Mba Al, besok adalah hari baru yang berbeda dengan hari ini dan kemarin, jadi mari kita coba untuk memulai yang baru"

"Sampai bertemu lagi mba Al".

Aku berusaha tersenyum menanggapi perkataan bu gita.

Mari kita mulai pagi yang baru, ucapku pagi ini sebelum membuka pintu kamarku. Aku menyiapkan sarapan kecil untuk aku dan Jason. Sekitar 30 menit kemudian alarm pagi ponsel Jason berbunyi memenuhi seluruh isi ruangan.

"Al kamu menyiapkan sarapan?", tanya Jason ragu.

Ya semenjak pertengkaran kami, aku selalu menghindari untuk bertemu Jason, jadi biasanya aku baru akan keluar kamar setelah agak siang.

Aku mengangguk pelan, mengiyakan pertanyaan Jason. Ia bergerak hendak memelukku sambil mengucapkan "Terima kasih Al". Namun aku masih belum bisa menerima pelukannya, aku menghindarinya sambil berkata, "Mandi Jas".

Sambil menunggu Jason bersiap siap di kamar, aku membuatkannya kopi, lalu duduk di meja makan sambil memainkan ponselku.

Kulihat Jason sudah siap dengan setelan kantornya. Ia mengambil tempat duduk disampingku, lalu memindahkan mangkok kecil yang sudah aku siapkan sebelumnya. Kami mulai makan tanpa ada obrolan hangat seperti biasanya.

"Jas, hari ini aku akan mengambil les menyetir lagi".

"Al, bagaimana kalau kita mencari supir khusus untukmu Al", aku bisa melihat ia sungguh mengkhawatirkanku.

"Jas, apa kamu mau aku sembuh dari lukaku? Maka biarkan aku menghadapi luka itu Jas".

Jason menatapku dengan dalam, bisa kubayangkan berbagai pilihan kata untuk menolakku dan kekhawatiran melalui tatapannya.

"Baiklah Al", ucapnya pelan.

Kami kembali menghabiskan sarapan kami dalam diam, setelah itu aku membereskan meja makan dan Jason kembali ke kamar mengambil tas kerjanya.

"Terima kasih untuk pagi ini Al", ucap Jason sambil memegang tanganku.

"Ya Jas", balasku sambil melepaskan pegangannya.

Kemudian aku mengantarnya ke depan pintu, lalu Jason membelai rambutku sebelum akhirnya ia menghilang dari pandanganku.

If it is important enough to you, you will find a way.

If it is not, you will find an excuse.

-unknown

Hari ini pertemuan kedua konselingku, aku membaca salah satu tulisan di dinding yang seakan berbicara padaku langsung. Aku berada disini saat ini, karena jauh dilubuk hatiku, aku ingin kembali mencintai dan dicintai tanpa ada rasa takut.

"Selamat pagi mba Al".

Aku memulai obrolan kami pagi ini dengan senyuman selamat pagi. Seperti biasa kehangatan bu Gita mampu membuka semua keluh kesah baik yang aku sadari ataupun tidak.

"Apa mba Al suka membaca buku?".

"Ya, sesekali aku suka membaca bu".

"Bagaimana dengan menulis? Apa mba Al pernah menulis buku harian waktu kecil dulu?".

Aku memberinya gelengan kepala dan menjawab "Aku belum pernah benar-benar menulis semacam itu".

"Bagaimana kalau kita mulai mencoba? Mulai dengan hal yang mudah seperti contohnya, terima kasih karena cuaca cerah pagi ini, lalu contoh lainnya, aku baru saja makan mie ayam. Bagaimana mba Al, cukup mudah bukan?".

Aku mengangguk dan berkata, "Ya, sepertinya aku bisa mencobanya".

"Baiklah sampai bertemu di pertemuan selanjutnya mba Al".

Aku mengangguk dan berkata, "Terima kasih, sampai bertemu di pertemuan berikutnya bu Gita".

Sebelum pulang ke rumah aku mampir ke toko buku terdekat, disana aku melihat-lihat buku novel, sudah lama aku tidak membaca, kataku dalam hati.

Lalu aku tertarik dengan buku berwarna navy dengan tulisan emas disampul depannya.

Behind a girl who says,

"everything happens for a reason" or "it is what it is".

is a girl who can't understand what she did to deserve all the pain and traumas she's gone through in her life.

Sial ada apa sih dengan dunia, akhir-akhir ini aku sering menemukan kata-kata yang seakan berbicara padaku.

Aku meninggalkan bagian deretan novel dan menuju ke tempat buku-buku tulis.

Aku bertekad untuk mulai menulis seperti anjuran bu Gita, setelah selesai memilih milih, aku membawa buku pilihanku ke kasir dan berlalu meninggalkan tempat itu.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!