RAKSASA DUNIA

Anton yang bejalan di keramaian malam itu di penuhi dengan kebahagiaan, dan kesedihan membuat nya mengerti akan kisah hidup itu seperti apa. "untuk apa kita hidup jika tak memiliki kebebasan, dan untuk apa kita bertahan jika kita hidup dipenuhi rasa sakit dan kekecewaan, jika mereka berkata tunduk untuk hidup lalu bukankah kita hanya hidup dalam ketakutan, tampa kebebasan lalu apa bedanya dengan kematian, mereka selalu pasrah pada diri sendiri dengan nasip mereka. apa orang orang tidak memiliki pikiran untuk bergerak apa mereka selalu ingin maju tapi tak punya keberanian? lalu apa bedanya dengan menjadi budak orang lain bukan ka itu sama halnya dengan tunduk di bawah nyawa orang lain bakan kematian bisa mereka tentukan. jika berdoa bisa mengubah hidup mungkin sudah banyak orang yang bahagia dan takan ada lagi penderitaan. Semua ini hanya lelucon dunia tak akan ada yang melihat kebahagiaan yang ada di wajamu, dan takan ada yang ingin melihat kesedihan didalam dirimu.

Dunia seperti apa ini! tak ada ambisi yang ada hanya ketakutan dan sifat ingin menyerah. Lalu untuk apa kita hidup didunia, apa untuk menjadi bagian pelengkap dari kehidupan yang ada atau hukuman dari kehidupan masa lalu yang telah musnah. jika takdir sudah di tentukan oleh Tuhan lalu apa takdir dari hidup ku. apa aku hanya la sebuah pohon yang hanya menikmati hidup lalu mati. Aku pernah melihat orang orang bahagia karna sesuatu yang mereka inginkan terpenuhi, namun di balik keinginan mereka terlihat beberapa orang bersedi karna tempat mereka telah di singkirkan. apa artinya dari semua ini apa yang harus di salakan apa di antara kebahagiaan itu harus ada kesedihan, apa tidak bisa selalu ada kebahagiaan mengapa manusia selalu menjatuhkan sesama mereka, mereka saling membunu, saling mengejek, selalu ingin lebih dari orang lain. apa ini yang di namakan ke egoisan, lalu bagai mana manusia bisa mencapai kedamaian jika selalu ada hal yang seperti itu.

perang besar-besaran dapat di menangkan dengan saling bunuh-membunuh! tapi apa kau pikir itu benar benar berakhir. takan ada perang yang berakhir di dunia ini jika manusia masi memiliki sifat dendam, iri, kecewa, keegoisan. takan ada perang yang berakhir jika membunu musuh membuat mu merasa menang lalu bagai mana dengan musuh yang lain yang tumbu dari dendam yang ada. jika kau merasa menang karna telah memusnahkan semua nya lalu bagai mana dengan keluarga mu yang iri kepadamu bukan ka akan terjadi sebuah bentrokan yang akan menciptakan perang keluarga, jika kau membunu semuanya lalu bagai mana dengan kekecewaan dari anak-anak mu yang melihat orang orang dekatnya di bunu oleh dirimu, bulan ka akan menyebabkan perang keluarga yang akan berlangsung lama. namun jika kau memili untu meninggal kan semuanya, lalu bagaimana dengan sifat dirimu yang tak bisa melihat kebahagiaan orang lain yang akan menjadikan mu orang yang egois. bukan ka,kau bakal meleburkan senjata dan menyatakan untuk perang.

sifat manusia la yang menjadi penyebab dari semua ini.

aku tidak tau apa yang terjadi tapi aku merasa takan ada yang membuat manusia damai jika bukan dari manusia itu sendiri. bukan yang menyatakan perang la yang hebat, bukan yang mengangkat senjata la yang terkuat, dan buka juga yang berdiri paling depan la yang pantas di puji. tapi orang orang yang berani berdiri untuk menciptakan kedamaian, orang orang yang berani mengahadapi ribuan senjata dengan membawa tiang tiang kebebasan, dan orang orang yang siap mati demi berdiri paling depan untuk mencegah perang besar.

Dan kemerdekaan bukan hanya tentang menang dari perang besar! tapi kemenangan itu adalah kebebasan yang sesungguhnya. jika kau merasa menang karna berhasil menjatuhkan musuh, lalu bagai mana dengan musuh yang menang darimu bukan melalui perang tapi melalui kecerdasan. perang bukan tentang senjata tapi perang tentang menguasai tampa harus mengangkat senjata! mungkin kalian akan berpikir bagai mana seseorang bisa menang perang tampa adanya senjata. ini yang dinamakan perang ekonomi, manusia bukan la makluk hidup yang bisa bertahan hanya dengan perut yang kosong, mereka membutuhkan makanan, dan minuman. banyak yang tidak menyadari perang besar ini. mereka hanya berpikir tentang kemenangan dari hebat nya diri mereka yang berhasil mengalahkan musuh di garis depan. tanpa mereka sadari musuh yang menakutkan sudah mengusai mereka dari dalam.

mungkin kita bisa mengambil pelajaran dari seorang nenek tua yang berjalan ke desa desa tetangga, untuk mencari makan. di perjalanan dia hanya dilihatin oleh sekelompok anak muda yang hanya menegur nenek tua itu, tak lama berjalan dia akan mendapatkan makanan dari seorang ayah dan anak yang baik padanya, di saat itu dai akan merasa bahagia, untuk sementara. besoknya dia akan melakukan hal yang sama, untuk mendapatkan makanan.

kita bisa mencontoh kan semua itu dari kekuasaan orang orang yang ada didunia ini pertama mereka akan menanyai kita tentang sebuah kebebasan dan sesuai yang kita ingin kan, lalu menyuruh kita untuk meninggal kan ya

kedua kita akan di bantu untuk mendapatkan apa yang kita ingin kan seperti sebuah kebebasan tapi itu hanya sesaat,

dan ketika kita akan tetap menjadi orang yang sama melakukan dua hal yang tadi berulang kali.

ini yang di namakan dengan perang ekonomi yang berkuasa berhak menetukan

sedang kan yang menjadi simbol kebebasan dari perjuangan hanya bisa merasakan kekuasaan dari orang orang yang menentukan nasipnya.

Dan tentang keinginan manusia, manusia memiliki banyak hal yang di inginkan Dan itu berbeda beda mungkin kita bisa belajar dari cerita singkat satu ini

Aku terbaring di kegelapan malam, sambil melihat bintang-bintang yang bersinar terang, namun di antara ribuan bintang ada satu yang bercahaya terang yang mampu menerangi kegelapan malam itu. Ya itu bulan satu cahaya mampu mengalahkan ribuan cahaya di langit malam itu! Aku termenung sambil menatap bulan yang tepat berada di atasku, di dalam lamunan ku itu. Terdengar suara keras dari langit yang seolah,menelan dunia. suara itu membangun kan ku di malam itu. sambil melihat bulan yang mulai tertutupi. Aku berjalan menuju tempat dimana semua orang menyebut nya dengan rumah, sambil berjalan aku menatap bulan yang tadinya berkuasa dengan cahaya terangnya, yang mampu mengalahkan cahaya dari bintang bintangdimalam itu, tiba tiba mulai redup, di tutupi awan yang mulai mengelilinginya disusul dengan tetesan air yang mulai berjatuhan di atas kepalaku di malam itu. sambil bertedu Aku bertanya kepada sala satu orang di tempat itu kenapa kau menatap langit dia mala menjawab Aku tak melihat langit di malam itu Aku melihat bintang yang bersinar terang di atas sana. lalu Aku mencoba untuk bertanya ke orang sebelahnya dia mala menjawab aku tidak ingin melihat langit apa lagi bulan aku ingin melihat bintang yang inda di malam ini. tak lama setelah itu aku melihat seorang ibu tua bersama anaknya yang kesenangan di malam itu. lalu aku bertanya kepada ibu itu sambil tersenyum dia berkata aku tidak menginginkan bulan atau bintang di malam ini aku hanya menginginkan hujan yang turun di malam ini. sambil tertawa aku lanjut bertanya kepada nya apa yang membuat mu begitu bersemangat dengan kehadiran hujan di malam ini bukan ka dia akan menutupi indanya cahaya bulan dan bintang yang bersinar di malam ini. melihat ibu itu yang tiba tiba menangis membuat ku bertanya tanya. kenapa kau bersedi bulan ka kau tadi sangat bahagia. aku bersedi karna tak bisa melihat kebahagiaan dari orang orang yang ingin menyaksikan cahaya bulan di malam ini dan aku bahagia aku bisa merasakan air di malam ini aku tidak memiliki uang untuk membeli air aku hanya berdoa agar Tuhan menurun kan hujan. ketika aku melihat langit mulai gelap aku bersorak lebih keras di bandingkan orang orang yang ada disini meski mereka menatap ku dengan tatapan tajam seolah-olah ingin memakanku.

dari cerita ini kita akan mengeri tentang keinginan dari manusia itu sendiri