Apakah pengasuh hanya berlaku untuk bayi dan anak-anak?
Ariana, gadis berusia 22 tahun di janjikan upah cukup besar hanya untuk mengasuh putra dari seorang duda kaya raya.
Kenakalannya sudah tak bisa di tolerir, namun sang ayah yakin jika Ariana mampu mengubah sifat anak remajanya itu.
Akankah Ariana berhasil menaklukkan anak remaja itu? Atau justru timbul konflik yang rumit di antara mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitri Widia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Janji Arga
Sudah beberapa hari ini nilai pelajaran Arkana meningkat, begitu pula dengan Rio dan Dimas walau tak bisa melampaui nilai bosnya.
”Gue bisa tunjukin ke papa, dan gue bisa pakai motor lagi walau cuma hari sabtu sama minggu,” ucap Arkana pada dua temannya yang langsung di beri ucapan selamat.
"Lumayan sabtu minggu bisa nongkrong lagi di warteg Bu Sumi, sambil temenin gue pedekate sama neng Lintang,” ucap Rio yang menyukai anak bungsu pemilik warteg itu. Sementara Arkana dan Dimas hanya menggelengkan kepala mendengar ucapan Rio.
”Ajak aja Lintang ke pasar malam, ada tuh di lapang bola pinggir rental PS langganan,” saran Dimas pada Rio agar bisa lancar pedekate.
”Tapi kalau berdua doang gak rame, loe temenin gue yah.”
”Loe mau jadiin gue nyamuk,” kesal Dimas yang masih menjomblo.
”Ajak aja si pengasuh, tapi minta izin dulu sama majikannya.”
”Gue yang bawa dia,” jawab Arkana yang langsung menyambar obrolan mereka.
Dimas semakin bingung karena tak punya pasangan, dia pun ingin merasakan triple date bersama kawan seperjuangannya.
”Gue ajak si Sesil aja gitu, dia kan cewe bayaran. Tapi gue pinjem uang dulu sama loe dong, bos!”
”Iya, nanti gue minta sama papa. Lihat nilai gue pasti dia bakalan ngasih apa yang gue mau,” ucap Arkana dengan entengnya.
Sementara itu, Arga meminta rekomendasi film horor terseru pada Wildan. Dia benar-benar ingin menyiapkan yang terbaik untuk gadis yang merupakan pengasuh anaknya.
”Ternyata benar perkiraan ku, kau pasti tertarik pada pelayan itu,” ucap Wildan sembari memberikan beberapa film rekomendasinya.
”Apa menurutmu terlalu cepat untuk mendekati gadis itu?”
”Lebih cepat lebih baik, dia sangat cantik kalau harus ku akui. Pasti banyak yang mencoba untuk mendekatinya.”
Mendengar kejujuran Wildan, Arga mengingat betul Beni yang sepertinya menyukai pengasuh putranya. Pria itu pun berusaha untuk berhati-hati agar tak ada kesempatan bagi Beni untuk mendekati Ariana.
”Kau tahu Beni, supir khusus di rumahku? Dia sepertinya menyukai Ariana. Kalau mereka di biarkan terus berdua, bisa-bisa Ariana tertarik pada pria itu,” cemas Arga yang mulai memikirkan Ariana.
”Itu sama artinya dengan kau yang harus memberikan lagi motor dan juga dompet pada Arkana. Apa kau siap menghadapi kenakalan yang akan di buat anakmu?”
Arga menghela nafas panjang, memikirkan cara untuk mendekati Ariana tanpa membuat Arkana senakal dulu. Pria itu pun mulai merindukan gadis yang padahal baru beberapa jam yang lalu dia temui saat mengantarkan makan siang. Dan seperti biasa harus menunggunya selesai makan, sambil membicarakan berbagai macam hal.
Arga pun mulai mengenali Ariana, sedikit kisah hidupnya dan juga keluarganya. Gadis tanpa pengalaman cinta itu memasuki hatinya, sedikit demi sedikit.
”Sepertinya, Arkana tak akan berbuat hal aneh lagi. Lagipula aku sudah janji akan memberikan uang saku dan juga motor di hari Sabtu dan Minggu jika dia meningkatkan nilainya. Aku harap Erina memberikan hasil yang memuaskan.”
Wildan hanya tersenyum sembari mengangguk pelan. Dia sangat tahu jika atasannya itu akan berfokus pada satu hal yang di sukainya. Mengingat kenangan buruk di masa lalu, Wildan berharap jika Ariana wanita yang tepat bagi Arga.
Ariana yang sedang memasak untuk makan malam, tiba-tiba mendapat pesan dari Tuan mudanya.
^^^'Heh pengasuh'^^^
^^^'Malam minggu loe harus ikut ke pasar malam'^^^
^^^'Ga boleh nolak'^^^
Sedikit terkejut melihat pesan yang di bacanya, tak menyangka jika sang majikan akan mengajak ke tempat yang sangat dia ingin datangi.
...~~~...
”Apa maksud loe nonton film sama papa? Loe mau kencan sama papa gue?”
Arkana menunjukan ekspresi tak suka, pemuda itu seketika menggenggam tangan Ariana dengan erat.
”Tuan muda, dengarkan dulu. Tuan Arga berniat menonton film bersama dengan tuan muda dan dua teman anda,” ucap Ariana yang mencoba menjelaskan keadaan sebenarnya.
”Bilang sama papa nonton filmnya malam senin, pokoknya malam minggu kita ke pasar malam. Gue lagi mau hiburan di luar rumah,” tolak Arkana sambil melepaskan genggaman tangannya. Dia takut jika papanya benar-benar tertarik pada pengasuhnya ini.
”Tapi, kenapa harus sama saya? Bukankah anda punya teman seumuran?”
Mendengar pertanyaan Ariana, Arkana sangat yakin jika gadis ini ingin menghabiskan malam berdua bersama ayahnya.
”Loe kan pengasuh gue, jadi loe harus jaga gue dimanapun itu,” ketus Arkana pada gadis di hadapannya. Sebisa mungkin dia ingin ayahnya tak bisa dekat dengan Ariana.
Ariana hanya mengangguk pelan, setidaknya gadis itu memiliki alasan untuk menolak menonton film bersama Arga.
Gadis itu mengetuk pintu ruang kerja majikannya, ingin menyampaikan pesan yang tadi Arkana bicarakan.
”Masuklah!”
Ariana pun memasuki ruang kerja Arga, dan melihat majikannya yang masih mengurusi dokumen penting.
”Tuan, ada yang mau saya bicarakan,” Ariana memulai pembicaraan. Arga pun mulai melihat wajah pelayannya yang cantik sembari mempersilakan gadis itu untuk di hadapannya.
”Ada apa Ariana? Sepertinya ini sangat penting,” ucap Arga yang kembali memainkan lembaran dokumen di mejanya.
”Besok malam, Tuan Arkana tidak bisa ikut menonton film. Dia bilang ingin pergi ke pasar malam.”
”Hmm, baguslah. Berarti hanya kita berdua yang menonton kan?” Tanya Arga dengan senyum bahagianya.
”Sebenarnya tuan Arkana mengajak saya ke pasar malam, karena dia takut jika tanpa saya akan lupa waktu main di sana.”
Arga pun mengerti dengan penjelasan Ariana. Pria itu tak bisa menolak alasan yang di berikan putranya.
”Baiklah, mungkin malam besoknya kita bisa menonton film dengan Arkana,” ucap Arga dengan wajah sedikit kecewa.
Besoknya, Arkana pun bersiap pergi ke pasar malam. Kunci motor dan juga kartu kredit yang sudah ada di tangan. Beserta uang tunai yang sudah di janjikan oleh Arga.
Melihat nilai sekolah putranya, Arga tak mungkin mengingkari janjinya. Begitu pula janjinya pada Erina, yang akan memberikan bonus lebih daripada honor yang seharusnya.
Malam ini, Arkana terlihat berbeda dengan jaket zipper berwarna denim yang sedikit oversize dan berkerah. Di padu dengan kaos putih dan celana jeans standar, juga sneaker putih yang menambah gaya pemuda itu.
Namun saat melihat Ariana, raut wajahnya berubah menunjukkan ekspresi aneh. Bagaimana tidak, gadis itu hanya memakai hoodie dan jogger dengan muka bantal.
”Niat pergi gak sih? Ganti dulu baju loe!”
Ariana terkejut mendengar amarah majikannya. Menurutnya, tak perlu bergaya jika hanya pergi ke pasar malam.
”Kita kan cuma mau ke pasar malam. Paling juga beli permen kapas sama naik bianglala,” jawab Ariana cuek.
Tanpa basa basi, Arkana menarik tangan Ariana ke kamarnya. Pemuda itu pun membuka lemari milik gadis itu, dan memilih pakaian yang di rasa cocok.
”Pakai ini,” ucap Arkana sambil keluar dari kamar pengasuhnya.
Ariana pun melihat pakaian yang di pilihkan majikannya. Sabrina knit berwarna denim, dan highwaist denim skirt yang panjangnya sebetis dengan belahan di bagian belakangnya.
”Ngapain juga bergaya kaya gini, kaya kencan aja,” ketusnya sambil memikirkan kembali ucapannya.
”Jangan-jangan, ah masa dia ngajak cewek yang lebih tua buat kencan,” ucapnya sambil memakai pakaian yang di pilihkan sang majikan.
Tak lupa, gadis itu pun memakai sepatu sneaker putih dan menguncir rambutnya. Lalu menambahkan sedikit liptint di bibirnya agar tak pucat.
Gadis itu pun berjalan menuju tempat di mana Arkana menunggu, Arga yang melihat gadis itu mencoba menahan dan mengajaknya berbicara.
”Kamu sangat cantik malam ini, have fun ya,” puji Arga pada Ariana.
”Terima kasih pujiannya tuan.”
Ariana yang tersipu malu pun segera menghampiri Arkana. Saat Ariana akan memakai helmnya, tiba-tiba Arkana mengambil helm gadis itu.
”Sebentar,” ucap pemuda itu sambil meraih sesuatu di belakang rambut Ariana. Arkana membuka kunciran gadis itu dan memberikan ikat rambut pada pemiliknya.
”Gerai aja rambutnya, lebih cantik,” puji Arkana sambil memasangkan helm pada pengasuhnya yang cantik.