Alea Permata Samudra, atau yang akrab di sapa Lea. Gadis cantik dengan kenangan masa lalu yang pahit, terhempas ke dunia yang kejam setelah diusir dari keluarga angkatnya. Bayang-bayang masa lalu kehilangan orang tua dan mendapatkan perlakuan buruk dari keluarga angkatnya.
Dalam keterpurukannya, ia bertemu Keenan Aditya Alendra, seorang mafia kejam, dingin dan anti wanita. Keenan, dengan pesonanya yang memikat namun berbahaya, menawarkan perlindungan.
Namun, Lea terpecah antara bertahan hidup dan rasa takut akan kegelapan yang membayangi Keenan. Bisakah ia mempercayai intuisinya, atau akankah ia terjerat dalam permainan berbahaya yang dirancang oleh sang mafia?
Bagaimana kehidupan Lea selanjutnya setelah bertemu dengan Kenan?
Langsung baca aja kak!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon riniasyifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20
Pagi harinya, sinar matahari menyusup lembut melalui jendela apartemen Ken, menciptakan suasana hangat.
Lea sudah mengenakan seragam sekolahnya dengan rapi dan sepasang sepatu putih bersih yang sudah terpasang di kakinya, siap melangkah ke sekolah. Namun bekas memar di sudut bibirnya masih sedikit terlihat meskipun sudah Lea samarkan dengan make up.
Ding!
Tiba-tiba, dentang bel pintu yang nyaring memecah kesunyian. Lea sedikit terkejut, lalu bergegas membuka pintu.
Clek!
Pintu terbuka, di ambang pintu berdiri sosok wanita paruh baya dengan wajah lembut namun tegas. Wanita itu Mami Monica yang datang dengan menenteng sebuah paper bag di tangannya.
"Lea."
"Tan, eh ... Mami!" ucap keduanya serempak.
Lea terkejut bertemu Mami Monica. Setelah menetralkan keterkejutannya, ia segera mempersilakan Mami Monica masuk.
“Mami, masuklah,” ucap Lea dengan senyum ramahnya.
Mami Monica mengangguk pelan dan melangkah masuk, sedikit kebingungan terlihat di wajah terawatnya.
Begitu Mami Monica menapakkan kaki di ruang tamu, Ken muncul dari kamar dengan pakaian formal siap ke kantor. Tatapannya langsung berubah penasaran melihat Mami Monica berdiri di samping Lea.
“Ma—Mami!" ucap Ken sedikit terkejut tapi setelahnya langsung memasang lagi wajah datarnya.
Ken melangkah mendekati dua wanita yang sangat berarti dalam hidupnya itu.
Kini ketiganya sudah duduk di ruang makan.
Mami Monica langsung mengeluarkan bawaannya. Ternyata Mami Monica membawa makanan kesukaan Ken ada sup iga, dan juga kue-kue kering.
"Mami kesini kenapa enggak ngabarin Ken?" tanya Ken sambil menatap lembut wanita yang telah melahirkannya ke dunia ini.
"Mami sengaja ingin buat kejutan. Eh malah mami yang terkejut lihat Lea ada di sini." Jawabnya lembut sambil tersenyum hangat ke arah Lea.
"Kalian berdua hutang penjelasan sama Mami setelah ini." Lanjut Mami Monica dengan tegas.
Lea tampak canggung, tak tahu harus merespon apa, sementara Ken hanya mengangguk pelan.
"Ya sudah kita sarapan dulu, mumpung masih hangat," ajak Mami Monica.
Ketiganya langsung menyantap sarapan dalam keheningan. Setelah beberapa saat, mereka selesai makan, dan Lea dengan cekatan membantu Mami Monica merapikan meja.
Setelah itu, mereka duduk di sofa ruang tamu. Suasana hening menyelimuti ruangan sampai akhirnya suara Mami Monica memecah keheningan.
"Jadi siapa yang ingin menceritakan sama Mami?" tanyanya sambil menatap pasangan di hadapannya.
Ken menghela nafasnya pelan, sebelum memulai.
"Lea tinggal di sini atas permintaan Ken Mam. Ken melakukan ini karena ada alasan."
Mami Monica masih belum puas dengan penjelasan Ken, ia beralih menatap Lea dengan tatapan penuh tanya.
Lea yang mengerti langsung mengangguk pelan.
Lea menceritakan singkat kisah hidupnya yang penuh duka hingga akhirnya tinggal di apartemen Ken dengan ekspresi berubah-ubah.
Mami Monica langsung membawa Lea kedalam pelukannya hangat seorang ibu, ia sangat prihatin dengan kisah hidup Lea, ia tidak menyangka di balik keceriaan Lea tersimpan kenangan pahit yang memilukan.
Lea terisak pelan dalam dekapan Mami Monica, bukan karena lemah, tapi hanya lelah saja jika mengingat kembali kenangan itu. Setelah merasa lebih tenang Lea menarik diri dari pelukan Mami Monica.
"Sudah jangan sedih lagi sekarang Lea bagian dari keluarga Alendra tidak akan ada yang berani menyakitimu lagi." Ucapnya lembut, tapi terlihat jelas rasa kesalnya pada orang-orang yang telah menyakiti Lea.
Lea mengangguk pelan. Ia sekarang merasa lebih aman disisi Ken dan keluarganya yang sangat peduli padanya.
Tatapan Mami Monica memperhatikan wajah Lea dengan teliti sampai akhirnya ia menangkap luka memar di sudut bibir Lea.
“Lea, kenapa ada memar di sudut bibirmu?” tanya Mami Monica, matanya tajam menatap ke arah Ken.
Ken langsung mengerutkan keningnya melihat tatapan horor sang Maminya.
"Kenapa Mami menatap Ken seperti itu? Ken tidak melakukan apa pun kepada Lea!” tegas Ken.
“Ia, Mami, ini bukan salah kak Ken, ini karena kecerobohan Lea sendiri,” jelas Lea cepat sebelum Mami Monica salah paham.
“Benarkah ini bukan ulah Ken?” tanya Mami Monica sambil memastikan matanya menatap Ken dan Lea bergantian.
Lea mengangguk pasti sedangkan Ken menatap malas pada Maminya itu.
Ken melirik jam tangan mahalnya yang melekat di pergelangan tangannya.
“Mam, kita harus berangkat sekarang, kalau tidak Lea bisa terlambat,” ucap Ken memberitahu.
“Baiklah, cepat kau antar calon menantu Mami ke sekolah. Awas, jangan sampai ada lecet lagi!” peringat Mami Monica tegas pada Ken.
Lea tersenyum manis mendengar peringatan Mami Monica, sedangkan Ken memutar matanya dengan malas.
"Terus, Mami mau tetap di sini atau ...."
"Mami langsung ke butik aja sama sopir." Jawab Mami Monica cepat.
contoh: "pergilah yang jauh," terang pamanku.
dan yang pakai tanda titik itu seperti ini: "aku akan menguasai dunia." Rea menghantam dewa itu dengan yakin.
contoh: aku makan nasi putih setelah/saat/sebelum salto-salto kayak monyet 🐒