Antonio Budi santoso adalah seorang CEO di sebuah perusahaan, dia berusia sekitar tiga puluh lima tahunan dan dia bertemu dengan seorang gadis yang sederhana dan menawan dalam pandangannya, gadis itu bernama Larasati yang akhirnya membuatnya jatuh cinta dan menikah tetapi rumah tangga yang mereka jalani tidak seindah yang mereka bayangkan.
Keretakan mulai terjadi karena Anton di ketahui pernah tidur dengan Mira sahabat Larasati yang bekerja di perusahaan Anton.
Namun Anton mengelak dengan mengatakan kalau dirinya di jebak malam itu
dan dia tidak mau kalau Larasati menceraikan dirinya hanya karena kesalahan satu malam itu.
Dan dengan berbagai cara Anton berusaha untuk mempertahankan penikahannya dengan Larasati meski Larasati bersikukuh untuk berpisah darinya.
yuk simak kelanjutannya hanya di sini
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Isshabell, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 20
"Laras, aku gak jadi ikut ke rumahmu ya," ujar Arin pada Laras yang sedang beres-beres meja kerjanya.
"Kenapa?" tanya Laras heran karena tadi yang menggebu-gebu pingin ke rumahnya adalah Arin.
"Emmm ...aku di ajak arjunaku makan malam nanti," kata Arin sambil mengembangkan senyumnya.
"Cie cie yang mau dinner nih......," goda Laras pada sahabatnya itu.
"Apa sih," ujar Arin.
"Ya udah kalau kamu mau makan malam sama Arjuna, aku gak apa-apa," Laras tersenyum pada Arin.
"Duhhh.....Laras, kamu memang sahabat yang paling baik sedunia," puji Arin pada Laras.
"Yuk kita pulang Rin," ajak Laras kemudian pada Arin karena waktu sudah menunjukkan pukul enam malam ini.
Keduanya pun keluar dari gedung perkantoran tempat mereka bekerja.
"Laras aku duluan ya.... Arjuna ku sudah datang itu!" pekik Arin sambil menghambur ke arah sepeda motor sekuter yang di kendarai Reza pacar Arin.
"Dahhhh......" Arin melambaikan tangannya pada Laras.
Laras tersenyum sambil membalas lambaian tangan Arin padanya.
Dan tak lama kemudian datang sebuah taxi yang menghampiri Laras, Laras masuk ke dalam taxi tesebut dan tak lama kemudian taxi itu pun pergi membawa Laras pulang ke rumahnya.
Sementara itu di rumah Laras, Antonio sudah duduk di ruang tamu di temani Bu Weni ibunya Laras.
"Ada apa nak Antonio ke sini?" tanya Bu Weni pada Antonio.
"Maaf sebelumnya Bu kalau boleh saya mau mengajak Laras menghadiri undangan jamuan makan malam di hotel Javana malam ini," ucap Antonio pada Bu Weni dengan sopan dan hati-hati.
Bu Weni tersenyum dan berkata " boleh nak Antonio tapi ini....Laras nya masih belum datang," ucap Bu Weni sedikit khawatir.
"Tidak apa-apa Bu, saya akan tunggu Laras sampai pulang," ucap Antonio.
Kembali Bu Weni tersenyum, Bu Weni kagum dengan kesabaran dan kegigihan Antonio untuk mendekati Laras.
"Baiklah kalo begitu nak Antonio tunggu di sini ya, ibu akan buatkan teh hangat untuk nak Antonio ya."
"Tidak usah repot-repot Bu," Antonio menolak dengan sopan.
"Tidak merepotkan kok, tunggu ya," lantas Bu Weni masuk ke dalam dan segera membuatkan teh hangat untuk Antonio.
Tak berapa lama kemudian Bu Weni keluar dengan membawa sebuah nampan kecil berisi secangkir teh panas untuk Antonio.
Bu Weni meletakkan secangkir teh panas itu di atas meja di depan Antonio duduk.
"Ini tehnya," kata Bu Weni dengan tersenyum pada Antonio.
"Iya Bu, terimakasih," ucap Antonio sambil menganggukkan kepalanya dengan pelan.
Setelah hampir seperempat jam menunggu Laras, akhirnya yang di tunggu pun muncul di ambang pintu.
"Assalamualaikum," ucap Laras yang sudah berdiri di ambang pintu.
"Waalaikumsalam," jawab Bu Weni dan Antonio.
Laras terkejut ketika matanya tertuju pada Antonio yang sedang duduk di ruang tamu di temani ibunya.
"Laras, duduk sini," Bu Weni menyuruh Laras untuk duduk di samping nya.
Laras melangkah dengan pelan dan masih bingung dengan kedatangan Antonio di rumahnya.
Lalu ia duduk di samping ibunya.
"Laras, nak Antonio sudah sedari tadi menunggu kamu pulang, dia tadi minta ijin pada ibu untuk mengajak kamu untuk menghadiri acara jamuan makan malam di hotel Javana pukul delapan malam ini."
Laras terdiam tidak tahu harus berkata apa sekilas dia melihat ke arah Antonio dan Antonio pun juga pas menatapnya, Laras jadi salah tingkah dengan mengerjapkan matanya lalu ia menundukkan pandangannya.
Antonio mencoba memberanikan diri untuk bertanya pada Laras meski hatinya sedang galau menanti jawaban Laras.
"Bagaimana Laras? apa kamu mau?" tanya Antonio dengan hati-hati.
Laras masih diam,dia menoleh pada ibunya, Bu Weni mengedipkan matanya dan menganggukkan kepalanya dengan pelan pada Laras.
"Emmm...kalau ibu mengijinkan saya mau di ajak pak Antonio untuk menghadiri acara jamuan makan malam itu," ujar Laras.
Bu Weni tersenyum pada Laras dan berkata
"Ibu mengijinkan kamu untuk menghadiri acara jamuan makan malam itu dengan nak Antonio."
Laras menipiskan bibirnya mendengar jawaban ibunya.
"Kalau begitu cepat kamu ganti baju Laras, kasihan nak Antonio sudah sejak tadi menunggu kamu," ucap Bu Weni.
"Iya Bu," Laras hendak melangkah masuk ke dalam tapi tiba-tiba Antonio berkata " Laras, ini aku belikan gaun tadi buat kamu pakai malam ini," Antonio berdiri dan menyerahkan handbag cantik yang berisi gaun pesta itu pada Laras.
Dengan wajah bingung lagi Laras menerima handbag dari tangan. Pak Antonio itu.
"Emmm... mudah-mudahan gaunnya cocok buat kamu Laras dan ....kalaupun kamu tidak berkenan memakai nya juga tidak apa-apa."
Laras menatap Antonio dan menganggukkan kepalanya pelan, lalu Laras segera melangkah masuk ke dalam.
Laras masuk ke dalam kamarnya dan meletakkan handbag yang di berikan Antonio padanya tadi di atas kasur.
Laras duduk di pinggir kasurnya dia menoleh pada handbag itu dan dengan perlahan dia membuka handbag itu lalu mengeluarkan gaun yang ada di dalamnya.
"Bagus sekali gaunnya pasti harganya sangat mahal," ucap Laras sambil mengamati gaun itu.
Kemudian Laras meletakkan gaun itu di atas kasur dengan perlahan, kemudian Laras segera mandi dan berdandan setelah itu dia mulai mengenakan gaun pemberian Antonio tadi.
Laras melihat dirinya di cermin dan dia sangat terkejut karena gaun yang di pakainya itu sangat bagus dan mewah dan juga pas ukurannya di badannya.
"Ya ampun bagus banget gaunnya, ukurannya juga pas di badan aku, bagaimana pak Antonio tahu ukuran baju ku ya?" Laras bingung sendiri.
Laras berusaha mengabaikan semua pertanyaan yang ada di kepalanya.
Laras berjalan ke ruang tamu, Antonio terkesima melihat Laras sangat cantik sekali mengenakan gaun yang ia bawakan tadi.
"Cantik sekali," batin Antonio tak berkedip menatap Laras.
"Laras, kamu cantik sekali mengenakan gaun itu," ucap Bu Weni kagum melihat putrinya itu.
Laras tersenyum lalu pandangannya beralih pada Antonio yang masih memperhatikannya sedari tadi.
"Pak, jadi berangkat sekarang?" tanya Laras pada Antonio yang masih saja menatapnya.
"Oh iya," jawab Antonio kaget dan buru-buru mengalihkan pandangannya.
Kemudian Antonio dan Laras berpamitan pada Bu Weni dan keduanya lalu berjalan bareng menuju ke mobil Mercedes Benz hitam milik Antonio yang terparkir di halaman rumah Laras.
"Silahkan," Antonio membukakan pintu mobil untuk Laras.
Laras mengangguk perlahan dan tersenyum lalu ia pun masuk ke dalam mobil.
Antonio pun masuk ke dalam mobilnya dan duduk bersebelahan dengan Laras.
Bu Weni masih berdiri di ambang pintu rumahnya yang memperhatikan Antonio dan Laras yang sudah masuk ke dalam mobil.
"Kenapa hatiku sangat bahagia sekali tiap melihat Laras dan Antonio bersama," gumam Bu Weni.
dah selingkuh menyesal minta balikan Weh Weh
so kita lihat apa kah Laras akan move on ga mau balikan atau sama dengan yg lain di tunggu next episode