NovelToon NovelToon
Danendra Dan Rahim Simpanannnya

Danendra Dan Rahim Simpanannnya

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cinta Terlarang / Keluarga / Angst / Pihak Ketiga
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: SunflowerDream

Danendra dan Alena sudah hampir lima tahun berumah tangga, akan tetapi sampai detik ini pasangan tersebut belum juga dikaruniai keturunan. Awalnya mereka mengira memang belum diberi kesempatan namun saat memutuskan memeriksa kesuburan masing-masing, hasil test menyatakan bahwa sang istri tidak memiliki rahim, dia mengalami kelainan genetik.

Putus asa, Alena mengambil langkah yang salah, dia menyarankan agar suaminya melakukan program tanam benih (Inseminasi buatan). Siapa sangka inilah awal kehancuran rumah tangga tersebut.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SunflowerDream, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kenangan yang hilang

Alena kalang-kabut saat dia sedang bersantai sambil membaca novel di ruang tamu tiba-tiba ada suara seseorang mengetuk pintu betapa terkejutnya wanita itu saat mengintip dari jendela ternyata yang bertamu adalah ayah dan saudara kandungnya.

Sebelum membukakan pintu wanita itu berlari ke kamar ia dengan cepat segera menggunakan perut palsu agar terlihat seperti wanita hamil. Semua orang sudah tahu bahwa ia mengandung janin kembar maka walaupun baru empat bulan lebih perut itu seharusnya sudah terlihat besar, Alena menyesuaikan dengan ukuran perut si ibu peri, ia selalu melihat perkembangan perut itu melalui foto-foto yang suaminya kirimkan.

“Kenapa lama sekali nak buka pintunya?” Saat daun pintu berhasil terbuka Alena langsung di serang oleh pertanyaan sang ayah.

“Maaf pa aku ketiduran tadi, lagian papa  gak bilang-bilang dulu mau datang.”

“Kenapa kamu yang membuka pintu, mana Bu Yani?”

“Ibu lagi ke pasar pa, ada beberapa barang yang harus ia beli.”

Tanpa dipersilahkan masuk dua sosok pria itu sudah berjalan masuk dengan perlahan, mereka membawa sedikit buah tangan dan terlihat berkelas. Seraya menelisik keadaan rumah putrinya Dharma mendudukkan bokongnya di sofa. Dia sebenarnya sedih sekali kenapa putrinya memilih hidup di rumah sederhana seperti ini, tapi melihat putrinya bahagia dengan pilihannya Dharma hanya bisa diam, walaupun setiap  saat ada saja rasa kesalnya karena putrinya memilih kehidupan yang tidak biasa. Sebuah kehidupan yang  tidak pernah dia bayangkan sebelumnya, bagaimana mungkin ada anggota keluarnya yang tinggal di rumah seperti ini, ini bukan kehidupan yang layak. Bahkan Dharma akui rumah supir keluarga mereka lebih baik dari rumah putrinya.

“Maaf ya ganggu, tapi papa cuman pengen ke sini udah lama kita gak ketemu, semenjak hamil kamu jarang keluar rumah jadi mau tidak mau papa yang harus berkunjung.”

“Iya Alena papa itu baru saja nyampe bandara udah sibuk mau ke sini, dia bilang dia bawa hadiah untuk cucunya, padahalkan udah kakak bilang cucunya belum bisa main kenapa dibeliin mainan.”

“Papa gak sengaja waktu di Toronto ditawari ini sama klien papa, jadi mau gak mau papa beli, lumayan juga ini barang terbatas gak semua orang bisa punya.”

Dharma dengan bangga menunjukkan barang mahal yang berhasil dia beli, dia bingung harus membelikan oleh-oleh apa untuk calon cucunya karena semua pasti sudah dibelikan duluan oleh besannya, jadi dia mengide untuk membeli sepasang boneka yang memang dicetak terbatas.

“Kakak bawa ini Alena.” Aleon menyerahkan paper bag besar kepada adiknya pria itu membeli sebuah tas mewah yang dilapisi emas, “anggap saja ini sebagai hadiah akan kehamilan kamu, kakak gak mau nerima penolakkan.” Aleon yang paham bahwa adiknya itu tidak terlalu suka dengan barang mewah segera memaksa  menerima, sederhana apa pun kehidupan Alena dia tetap keturunan Hadikusuma setidaknya dia harus memiliki barang-barang yang sesuai dengannya.

“Kamu sehat nak? Janin kamu  juga sehat, kan?” Dharma melontar pertanyaan dengan mata yang fokus menatap perut Alena yang mulai kelihatan berisi. Alena menyadari tatapan sang ayah yang tertuju pada perutnya, pria itu menatap lamat-lamat perut berisi sang putri dengan senyuman haru, sampai detik ini Dharma masih tidak percaya bahwa dia akan mendapatkan cucu

“Papa boleh elus perut kamu?” Alena mengerjab panik, tidak mungkin seorang pun boleh menyentuh perut tersebut, ia bisa ketahuan jika ayahnya mencoba merasakan perut itu maka dengan cepat Alena mengelak saat tangan sang ayah terulur mencoba meraih perutnya.

“Jangan pa!” Sanggah Alena menyebabkan tatapan bingung bagi dua orang pria di depannya.

“Maksudku aku mules izin ke kamar mandi sebentar ya!” Alena tidak menemukan jawaban yang tepat jadi dia mencoba lari dari situasi.

Sambil menunggu Alena selesai kedua pria itu sibuk dengan ponsel masing-masing dan sesekali mengobrol tentang rencana syukuran tujuh bulan nanti, mereka ingin membuat pesta yang meriah dan berharap Alena mau menerimanya.

Alena kembali dengan membawa nampan yang berisi teh herbal dengan beberapa cemilan, ia menyuguhi makanan agar ayahnya tidak lagi membahas topik untuk merasakan perutnya, Alena juga mengobrolkan masa mengidam Danendra yang selalu lucu bila diingat, sesekali ketiga orang tersebut tertawa karena mengenang masa lalu yang lucu. Masa-masa di mana Alena masih kecil dan sering ngompol di kasur, atau kembali ke momen dulu saat dua kakak adik itu bertengkar hanya karena memperebutkan hal sepele.

Dharma menerawang jauh membayangkan kedua cucunya nanti juga pasti sama seperti anak-anaknya dulu lucu, cerewet, dan selalu bertengkar. Ia juga mengingat masa-masa kewalahan membesarkan anak-anaknya dan sekarang putrinya akan merasakan hal yang sama.

“Alena kakak sama papa mau ngomongin hal yang lain, ini tentang kamu.” Ujar Aleon tiba-tiba, dia keluar dari topik pembicaraan masa lalu. Masa lalu tidak terlalu indah untuk dikenang sebab mereka tidak bisa menyebutkan  nama perempuan yang dulu hadir dalam kehidupan mereka dulu, jadi rasanya canggung karena harus bercerita masa lalu tapi tidak menyebutkan nama mama, padahal jelas-jelas sosok mama juga punya cerita lebih dalam dalam kehidupan mereka.

Alena yang awalnya tertawa karena mengingat masa lalu langsung memasang raut wajah yang serius, ia tidak menyangka ada hal yang harus dibahas serius dari balik canda tawa ini.

“Bagaimana dengan rencana syukuran tujuh bulan?” Aleon membuka obrolan serius ini,

“kita harus mengadakan pesta yang besar Alena, kita umumkan ke semua kerabat tentang kehamilan kamu, kita buat acara yang besar agar banyak orang yang mendoakan kelancaran kandungan kamu.”

Alena terdiam, dia memang belum punya rencana tujuh bulan. Jika pun harus membuat syukuran tujuh bulan wanita itu ingin mengadakan syukuran di panti saja, tidak perlu mewah dan banyak orang.

“Kita buat acara yang besar ya sayang, ini anak pertama kamu sudah sepantasnya kita harus mensyukurinya.”

“Tapi pa!”

“Tidak ada tapi-tapi papa yang akan urus semua, kamu sama suami kamu terima beres saja, kita harus menyiapkan acara besar dengan sisa waktu tiga bulan ini, papa pastikan acara syukuran cucu papa akan menjadi acara yang terbaik.”

“Papa mohon ya nak sekali ini saja nurut sama papa, selama ini papa biarin kamu memutuskan yang terbaik  untuk hidup kamu sendiri tapi untuk ini tolong beri papa kesempatan.”

Alena dengan  berat hati mengangguk paksa, sebenarnya dia tidak terlalu suka dengan acara mewah dan banyak orang, karena itu akan sangat melelahkan. Acara itu hanya akan menjadi ajang memamerkan diri bagi tamu-tamu yang hadir dan itu sangat mengganggu.

Alena memilih hidup sederhana karena lelah melihat orang-orang kalangan atas saling berlomba memamerkan kekayaan mereka, dia sudah lelah melihat ibunya dulu seperti itu dan berakhir memiliki banyak musuh karena iri. Sehingga banyak orang yang berbuat jahat hanya demi menguasai kekayaan orang lain. Alena juga tidak terlalu suka berkumpul dengan keluarga besar karena pasti ada saja mereka yang  kembali menceritakan kejadian pilu belasan tahun lalu, mereka tanpa tahu yang sebenarnya selalu menyangka Dharma-lah yang bermasalah sehingga istrinya pergi bersama laki-laki lain.

Bersambung.

1
Rafly Rafly
perempuan bodoh.. udah cacat dalam gampang di kibulin pula..l
Phoenix Ikki
Siapin tisu buat nangis 😭
Oralie
ceritanya keren banget, thor! Aku jadi ketagihan!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!