NovelToon NovelToon
Antara Benci Dan Cinta

Antara Benci Dan Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berondong / Nikahmuda / Dikelilingi wanita cantik / Fantasi Wanita
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Na_1411

Cinta yang di awali kebencian Leon dengan seorang wanita yang bernama kirani, wanita yang berasal dari golongan orang yang tidak mampu. Sedangkan Leon yang berasal dari keluarga yang sangat kaya raya, akan kah kisah cinta berakhir bahagia… Jika penasaran baca kisah lengkapnya di novel ini ya…

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Na_1411, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menjenguk Thomas di rumah sakit.

Di sebuah lorong panjang Leon berjalan sendirian, niatnya Leon akan mengajak rani. Tapi setelah kejadian kemarin di kota S Leon menjauhi rani, dia tidak ingin berhubungan dengan rani. Dia tidak ingin mengganggu kehidupan rani dan juga Thomas, Leon memilih mundur sebelum berperang dan menyingkirkan perasaannya ke rani.

Langkah Leon terhenti di sebuah pintu putih di depannya, Leon mencoba mengetuk pintu dan setelah mendengar suara seorang wanita yang sangat dia kenal Leon segera masuk ke dalam.

“Halo anak mama, sini nak masuk sini.” Santi mengandeng tangan Leon erat, dia sangat senang melihat kedatangan Leon.

“Apa yang terjadi dengan kak Thomas ma…?”

“Entahlah, dia tadinya akan menyusul kamu ke kota S. Tapi saat perjalanan menuju ke bandara, mobilnya tiba tiba menabrak pembatas jalan. Beruntung kakak kamu hanya mendapat luka ringan, hanya kakinya yang sempat terjepit bodygard mobil. Lihat lah dia hanya lecet lecet saja, kamu tidak usah kawatir.”

Leon mantap Thomas yang masih tertidur lelap, dia tidak menyangka jika Thomas benar benar akan menyusul Leon dan menggantikannya di kota S.

“Kapan kak Thomas kembali dari negara P, ma…”

“Seminggu yang lalu kakak kamu pulang, tapi dia belum sempat datang ke perusahaan. Kakak kamu pulang dalam kondisi sangat kacau, mama pikir jika kakak kamu masih berhubungan dengan angel.”

Leon menghela nafasnya, kecurigaan Santi belum sepenuhnya terbukti. Leon juga merasa jika ada sesuatu yang di sembunyikan oleh Thomas, karena kerjaan yang di berikan papanya malah Leon yang harus menangani semuanya.

“Oh iya sayang, bagaimana dengan rani. Menurutmu dia wanita yang bagaimana…?”

Leon manatap Santi tajam, dia tidak mengerti bagaimana bisa kedua orang tuanya sangat menyayangi kirani. Dan tanpa sepengetahuan Leon, kirani sudah bisa mencuri perhatian alex dan juga Santi.

“Dia baik, cekatan dan tahu bagaimana dia bekerja.”

“Cuma itu…!!?” Santi mengkerutkan kedua alisnya, dia tidak percaya hanya itu kata kata yang dapat Leon katakan memuji seorang kirani.

“Lalu maunya mama aku bagaimana memuji calon dari kakak iparku.” Leon melangkah mendekati Thomas, dia ingin memastikan luka yang Thomas alami.

“Hmm… dia cantik tidak menurut kamu…?”

“Cantik…”

“Udah itu aja…?”

“Mama… sudahlah ma , jangan terlalu memuji wanita itu. Nanti dia bisa besar kepala,” ucapan Leon terhenti saat terdengar suara ketukan pintu dari luar kamar.

“Mama lihat dulu ya… kamu, duduk di sana.” Santi menunjuk sofa yang ada di sebelah jendela, sofa tersebut hanya bisa di duduki oleh dia orang saja.

Santi berjalan cepat menuju ke arah pintu, dia menekan handel pintu dan membukanya. Tampak seorang gadis cantik nan angin menatap Santi dengan tatapan teduhnya, Santi segera memeluk gadis cantik tersebut.

“Akhirnya kamu datang juga, ayo masuk.” Santi merangkul pundak gadis itu untuk masuk ke dalam.

Sedangkan Leon tidak mempedulikan siapa yang datang berkunjung, dia tengah asik memainkan handphonenya.

“Leon, lihat siapa yang datang.” Leon melirik sekilas melihat siapa yang bersama mamanya saat ini, wajah cantik seorang gadis yang beberapa minggu ini tengah bersamanya.

“Kirani…” lirih Leon menautkan alisnya melihat kirani yang juga menatapnya.

“Selamat pagi pak Leon.” Sapa rani ramah.

“Jangan panggil pak rani, panggil aja Leon. Hmm… atau mas Leon juga boleh.” Ucap santi menggoda rani dan juga Leon.

Rani menundukkan kepalanya tak berani menatap Leon, sedangkan Leon memilih kembali menatap handphone nya.

“Ish… kenapa canggung sekali sih suasananya, ya sudah rani. Kamu duduk di sebelah Leon ya… Thomas masih belum bangun dari tadi, mungkin efek obat tidur yang dia minum kemarin. Makanya dia belum bangun sampai saat ini.”

“Memang pak Thomas apanya yang luka bu…”

“Nggak parah kog, cuman kakinya aja. Kemarin dokter sudah melakukan operasi, dan syukur tidak ada luka yang serius. Ya sudah saya keluar sebentar ya, soalnya lupa belum beli air minum.”

“Biar saya aja bu.”

“Udah kamu di sini aja, kamu temenin Thomas ya…” tanpa menunggu lama, Santi segera pergi dan meninggalkan Leon bersama rani yang sama sama terdiam.

Rani bingung melihat tempat duduk di samping Leon yang terlihat kosong, dia antara mau duduk atau berdiri. Leon yang tahu jika rani sedang galau segera menatapnya, dia berdecak kesal melihat rani yang hanya berdiri mematung.

“Kamu…” tunjuk Leon angkuh.

“Saya…” rani menunjuk dirinya sendiri.

“Iya kamu siapa lagi…” ucapan Leon terdengar sangat tidak bersahabat, jujur saja rani sedikit takut dan enggan mendengarkan Leon.

“Duduk sini.” Leon menepuk sofa yang tampak kosong di sampingnya, rani masih enggan mendekati Leon. Dia masih setia berdiri, tanpa mau beranjak dari posisinya.

“Atau perlu aku gendong kamu, dan aku bawa kamu duduk di sampingku.” Saat Leon akan berdiri, rani dengan segera berjalan dan mendekati Leon.

Dia terpaksa duduk berdampingan dengan Leon, senyum Leon terukir tipis di bibirnya yang merah merona.

“Kamu lihat calon suami kamu, dia masih belum sadar. Dan kamu sebagai calon istrinya, harus menemani dia sampai dia membuka matanya.” Ucapan Leon terdengar seperti sindiran bagi rani, dengan kesal rani menoleh menatap Leon.

Tapi entah kenapa saat mata mereka saling bertatapan, jantung rani tiba tiba berdetak dengan sangat kencang. Rasanya rani sulit untuk membalas ucapan Leon.

Sedangkan Leon, terdiam menatap rani. Dia seakan kehabisan kata kata, melihat rani yang tepat berada di depannya.

“Eungh…” terdengar lenguhan dari Thomas, menandakan jika Thomas sudah tersadar.

Sontak rani dan Leon menoleh ke arah Thomas, rani segera berdiri dan berjalan mendekati Thomas. Leon hanya terdiam dan melihat reaksi rani.

“Sepertinya kamu benar benar mendalami peran yang kamu mainkan, sia sia perasaan ini aku perlahan kan buat kamu kirani.” Batin Leon kecewa akan penolakan halus rani.

“Pak Thomas, anda sudah sadar.” Rani melihat Thomas yang perlahan membuka kedua matanya, saat kedua mata Thomas terbuka sempurna. Dia melihat kirani yang masih menatapnya.

“Kiran… ini beneran kamu kirani…?”

“Iya pak, ini saya.”

Melihat Thomas yang sudah tersadar akhirnya Leon mendekat, dan melihat keadaan Thomas.

“Leon… kamu juga di sini.”

“Hmm… bagaimana kamu bisa seperti ini kak, apa yang sebenarnya terjadi.” Ucap Leon seperti layaknya orang yang ingin menginterogasi.

“Entahlah, mungkin aku kurang fokus saat menggemudi.” Thomas merasakan sakit di kaki sebelah kanannya, dia berusaha menggerakkan kakinya. Tapi yang dia rasakan hanya sakit yang luar biasa.

“Aduh… kenapa kakiku Leon, ini sakit sekali.” Thomas berusaha membuka selimut yang menutupi kedua kakinya.

“Kakimu hanya sobek sedikit, mungkin terkena bodi mobil. Kamu tidak usah kawatir, beberapa bulan lagi pasti bisa sembuh.”

Thomas yang tidka sepenuhnya percaya segera membuka selimutnya, dia melihat kakinya yang sudah di perban.

“Ini hanya luka kecil kak, kamu jangan kawatir. Kemarin mama sudah memberi tahuku tentang keadaan kakak.” Ucap Leon menangkan Thomas.

Rani menatap Leon, dia sangat kagum dengan laki laki tersebut. Diantara kepanikannya dia masih bisa menangkan Thomas, segera Thomas menutup kembali selimutnya. Dia melihat Leon tajam, senyum indah Thomas berikan untuk Leon.

“Iya, semoga kakiku tidak apa apa ya Leon. Seperti apa katamu.”

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!