NovelToon NovelToon
Biarkan Ku Tenggelam Di Dasar Hati Mu

Biarkan Ku Tenggelam Di Dasar Hati Mu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Lari Saat Hamil / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:753
Nilai: 5
Nama Author: Erny Su

Cinta, benarkah cinta itu ada? kalau ya, kenapa kamu selalu mempermainkan perasaan ku.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erny Su, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20

Jiwa pun langsung bangkit setelah minum air hangat di gelas nya itu tanpa menghiraukan Dion yang kini terlihat kesal.

Jiwa merapihkan bekas sarapan pagi nya itu dengan terburu-buru setelah nya dia meraih tas miliknya.

"Permisi saya duluan."ucap Jiwa yang kini meraih kunci mobilnya.

"Berhenti di situ babe, atau aku tidak akan segan untuk menghamili mu sebelum kita menikah nanti. Agar kamu tidak lagi menjadi pembangkang."ucap Dion tegas.

Seketika itu juga langkah Jiwa terhenti, gadis itu berbalik dan menatap tak percaya pada laki-laki yang kini ada di hadapannya.

"Kita tidak akan pernah menikah tuan, dan saya akan pergi jauh setelah anda menikah dengan nya nantinya."ucap Jiwa tegas.

"Hmm... apa kamu yakin bisa pergi dariku babe."ucap Dion yang kini menghampiri Jiwa.

"Saya akan pastikan itu, meskipun harus pergi dari dunia ini untuk selamanya."ucap Jiwa.

"Jangan pernah berfikir untuk itu atau aku tidak akan pernah memaafkan mu."ucap Dion.

Jiwa hanya menggelengkan kepalanya kemudian dia pergi meninggalkan Dion yang kini mengejar nya.

"Berhenti disitu babe."ucap Dion tapi tidak dihiraukan oleh Jiwa yang kini sudah berada di samping mobil nya, tapi sayang mobil itu terhalang oleh mobil Dion saat ini dan sudah jelas Dion tidak akan memberi dia jalan.

"Berhenti disitu babe jangan menguji kesabaran ku."ucap Dion lagi.

Jiwa pun hanya menghela nafas, saat ini dia menyesal kenapa harus bertemu dengan Dion dalam hidupnya. Bukan dia tidak menyukai Dion tapi dia tidak ingin terjebak diantara mereka.

Dion langsung meraih tengkuk Jiwa dan mencium bibir gadis cantik itu dengan kasar sebagai isyarat bahwa ia tengah sangat marah pada Jiwa saat ini hingga seseorang datang dan langsung menarik tangan Jiwa hingga ciuman itu terlepas.

"Apa-apaan ini masya Allah nak kalian sudah berbuat zinah oh ya ampun."ucap bu ustadzah yang datang dengan sarapan pagi di tangan nya untuk Jiwa.

"Maaf ustadzah saya sudah tidak tahan ingin segera menikah dengan nya, tapi dia terus menolak padahal hubungan kami sudah terlalu jauh."ucap Dion dengan sengaja.

"Jangan fitnah tuan, kita tidak punya hubungan apapun dan tadi anda yang tiba-tiba mencium saya."ucap Jiwa tidak kalah menohok dan membuat Dion membulatkan matanya hingga Dion langsung mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan sesuatu pada ustadzah foto dirinya yang tengah memeluk Jiwa diatas ranjang nya tadi malam.

"Astaghfirullah nak ibu tidak menyangka kamu."

"Kami akan segera menikah bu ustadzah kalau bisa tolong siapkan semuanya saat ini."ucap Dion yang membuat Jiwa menitikkan air mata sambil menggeleng pelan dia merasa telah dijebak oleh Dion.

"Aku tidak seperti itu bu, aku tidak melakukan kesalahan itu."ucap Jiwa yang kini membuat ustazah iba.

"Babe kamu mau menyangkal apalagi kita akan segera menikah sekarang aku akan menghubungi asisten pribadi ku untuk menyiapkan semuanya.

Jiwa yang kini sudah sangat kecewa pada Dion dia pun langsung bergegas masuk kedalam rumah nya dan membanting pintu dengan keras.

Ustadzah sampai mengusap dada sambil berkata."Segera percepat pernikahan kalian berdua sebelum semuanya terlanjur lebih jauh lagi. Ibu tidak ingin nak Mutiara di pandang rendah oleh orang lain."ucap wanita bercadar itu lalu kembali dengan sarapan pagi yang ada di tangan nya itu.

"Sore ini juga bu, saya ingin warga disini menjadi saksi pernikahan saya dengan nya."ucap Dion tegas.

Ustadzah pun mengangguk pelan, sampai saat wanita itu menghilang dari halaman rumah Jiwa Dion pun kembali masuk kedalam rumah menyusul Jiwa yang kini hampir mengakhiri hidupnya dengan cara memotong nadinya jika saja Dion terlambat datang dan menarik tangan Jiwa yang kini memegang pisau kater.

"Babe apa-apaan kamu heh! kenapa kamu lakukan itu apa menikah dengan ku sangat menyulitkan mu?"ucap Dion yang kini terlihat begitu kecewa.

"Aku tidak ingin menjadi orang ketiga diantara kalian, sebentar lagi kalian akan menikah jadi tolong lupakan aku."ucap Jiwa.

"Tidak babe tidak! Sekalipun kamu memohon aku tidak akan pernah melepaskan mu. sudah cukup dulu aku melakukan kesalahan itu dengan membiarkan mu bersama dia yang ternyata berakhir dengan menyakiti mu hingga kamu tidak ingin hidup lagi di dunia ini. Sudah cukup.... atau kamu masih mengharapkan pria itu kembali dan kamu ingin menikah dengan nya meskipun dijadikan istri kedua, iya begitu?"ujar Dion yang akhirnya mengungkapkan semuanya.

"Aku tidak akan pernah kembali padanya sekalipun ingatan ku kembali, aku tidak ingin bersamanya atau pun bersama dengan mu yang sama-sama suami orang."ucap Jiwa tegas.

Dion langsung mengamuk saat itu juga, dia meninju dinding, dia juga melempar kap lampu kearah cermin hingga cermin itu hancur dan berhamburan dilantai, Jiwa sendiri kini hanya bisa menangis sesenggukan hingga Dion meraih pisau kater tersebut dan mengarahkan nya ke lehernya.

"Baiklah jika kamu tidak ingin hidup bersama ku babe, biar aku saja yang pergi."ucap Dion yang kini langsung dipeluk erat oleh Jiwa sambil meminta Dion untuk berhenti. Jiwa pun mengiyakan keinginan Dion untuk menikah dengan nya saat ini juga.

Tidak butuh waktu lama kebaya pengantin modern dan juga MUA sudah ada di rumah Jiwa, rencananya ijab kabul akan diadakan di mesjid komplek perumahan itu.

Jiwa pun tengah dirias oleh MUA dan kini sudah menggunakan kebaya pengantin yang membuat Jiwa tidak berhenti menitikkan air mata. Beruntung dia menggunakan make-up yang benar-benar bagus dan tidak luntur meskipun terkena air mata terus menerus.

Hingga saat ustadzah datang untuk menjemput Jiwa didampingi oleh putra putrinya yang kini memuji kecantikan Jiwa yang semakin paripurna tersebut.

Mereka pun berjalan menuju mesjid yang telah dipersiapkan untuk pernikahan mereka bahkan riasan bunga-bunga itu sudah tertata rapi mempercantik area untuk ijab kabul tersebut.

Dion sudah menunggu nya di sana dengan tatapan mata penuh kagum, disana tidak hanya ada Dion, tapi juga Revan dan asisten pribadi Dion serta kekasih Revan yang juga diundang dadakan untuk menyaksikan prosesi pernikahan tersebut.

Jiwa sudah duduk di samping Dion yang kini memuji kecantikan nya."you are beautiful baby."ucap Dion.

Jiwa tidak membalas nya, dia menundukkan pandangannya hingga proses ijab Kabul itu dilakukan setelah beberapa pertanyaan ditanyakan oleh penghulu.

Kata sah itu menggema di seluruh ruangan mesjid tersebut, dari bibir orang-orang yang kini hadir di sana menyaksikan pernikahan tersebut.

Jiwa pun menatap tak percaya pada Dion, dimana pria yang kini tersenyum padanya telah resmi menjadi suaminya.

*****

Setelah proses pernikahan itu selesai, Dion kembali membawa Jiwa ke rumah pribadinya dan saat itu juga rumah Jiwa dijual oleh Dion dengan alasan dia sudah tidak membutuhkan rumah itu lagi karena rumah Jiwa saat ini adalah rumah nya.

Tentu Jiwa protes tapi dia juga tidak bisa berbuat apa-apa selain kata patuh seperti yang dikatakan oleh ustadzah yang memberikan wejangan padanya disela ceramah singkat nya di acara pernikahan tersebut.

"Babe I love you so much."lirih Dion yang kini memeluk Jiwa dari belakang.

"Tuan tolong beri aku waktu untuk bisa menerima semua ini, rasanya seperti mimpi aku juga tidak tahu apa aku harus bahagia atau sedih saat ini."ucap Jiwa.

"Tidak honey kamu harus bahagia."ucap Dion yang kini membalikkan tubuh Jiwa yang kini menghadap kearahnya.

"Tuan."ucap Jiwa.

"Aku suamimu babe dan jangan pernah panggil aku dengan sebutan itu lagi karena sejak awal aku bukan tuan mu."ucap Dion yang kini mendekat kan wajah nya pada wajah Jiwa.

Ciuman itu pun terjadi lagi tapi kali ini terasa berbeda, ada ketenangan di hati Jiwa sehingga dia bisa membalas ciuman tersebut yang semakin lama semakin menuntut.

Kini kedua insan itu telah menjadi satu, saat Dion mengambil apa yang telah menjadi hak nya. Meskipun air mata itu terus menetes tanpa henti saat Dion berhasil membobol gawang istrinya yang selama ini masih terjaga kesuciannya.

Rasa sakit bercampur per*h itu pun membuat seluruh wajah Jiwa memerah tapi Dion tidak tidak membiarkan semua itu terjadi lebih lama. Beberapa detik kemudian tangis itu berubah menjadi des*h*n nik**t yang mengalun merdu di telinga Dion yang semakin bersemangat menggempur istrinya di malam pertama mereka saat ini yang dilakukan di kamar utama rumah pribadi Dion saat ini.

Dion seakan tak sabar ingin segera memiliki Jiwa sepenuhnya agar gadis yang kini telah menjadi wanita seutuhnya itu untuk menjadi ibu dari anak-anaknya secepat mungkin.

Sampai berulang kali menanamkan benihnya di rahim sang istri yang kini dia dekapannya. Jiwa pun memeluk erat tubuh suaminya saat keni*m*t*n itu dirasakan oleh nya.

"I love you honey, I love you more."ucap Dion yang kini berbaring di samping Jiwa sambil memeluk nya.

Tidak terasa pergulatan panas itu pun berlangsung empat jam, dari mulai pendekatan, pemanasan hingga pembobolan gawang yang cukup butuh kesabaran tinggi itu terjadi dan terakhir adalah finishing yang membuat keduanya bercucuran keringat.

Jiwa kini hanya menatap langit-langit kamar tersebut dia tidak percaya ini benar-benar nyata adanya. Hingga dia memejamkan matanya Dion pun membawa dia kedalam dekapannya.

"Bahagia lah babe, apapun yang terjadi nanti aku tidak akan pernah membiarkan siapapun menyakiti dirimu kau adalah ratu dihatiku."ucap Dion lirih.

Sementara itu di kediaman Alvin pria itu nekad bunuh diri jika saja Alvaro tidak datang ke rumah nya untuk menghentikan kemarahan Alvin dan kebodohan nya.

Alvin sampai di borgol agar tidak menyakiti diri sendiri saat ini, Alvaro pun langsung berkata."Sudah terlambat jika kamu menyesalinya sekarang Alvin, Abang sudah membantu mu untuk mendapatkan dia. Tapi kau malah terus mengikuti keinginan nya, sekarang menyesal pun percuma."ucap Alvaro.

"Aku tidak punya pilihan lain bang, mommy dan daddy terlalu menekan ku. Dan aku tidak ingin dia berada dalam bahaya. Tapi semua berakhir seperti ini."ucap Alvin yang masih sangat putus asa.

"Semua sudah terlanjur terjadi Alvin, sekarang kamu harus mengikhlaskan nya."ucap Alvaro.

"Tidak bang aku akan merebutnya, aku yakin Jiwa masih sangat mencintai ku jika dia ingat dengan semua masalalu kami."ucap Alvino tegas.

"Ya lakukan saja jika kamu bisa, tapi ingat jangan berbuat kebodohan seperti ini lagi. Setidaknya kamu harus memenangkan hatinya kembali tanpa adanya kekerasan."ucap Alvaro yang masih saja memberikan dukungan terhadap adik semata wayangnya itu.

Meskipun Alvaro sendiri sampai saat ini tidak menikah lagi karena wanita pilihannya ternyata tidak benar-benar mencintainya.

Sementara itu pagi harinya di rumah megah milik Dion, pasangan pengantin yang baru saja kemarin resmi menikah itu, kini baru saja selesai mandi dan berpakaian.

Jiwa yang tidak mendapatkan barang-barangnya disana kini terpaksa menggunakan pakaian yang disiapkan oleh suaminya yang kini tersenyum manis padanya.

"Kamu sangat cantik menggunakan dress seperti itu babe jadi mulai sekarang ganti outfit mu dengan yang lebih peminin."ucap Dion.

"Aku tidak nyaman dengan pakaian seperti ini saat berada di luar sana Di,"ucap Jiwa.

"Apa itu Di babe, panggil aku suamiku atau sayang."ucap Dion dengan sengaja.

"Hmm... maaf."lirih Jiwa.

"Maaf apa babe?"ujar Dion lagi sengaja menggoda Jiwa.

"Maaf sa yang."ucap Jiwa yang kini tertunduk malu.

"Kemarilah babe."ucap Dion dengan lembut.

Pria itu membawa Jiwa keatas pangkuannya."Katakan padaku babe apa ada yang kamu inginkan saat ini sebelum sarapan pagi kita dimulai?"ucap Dion dengan lembut.

"Aku ingin melihat barang-barang ku."ucap Jiwa.

"Semua disimpan ditempat aman babe, orang rumah mungkin sudah merapihkan nya di tempat yang seharusnya. Jadi tidak usah terburu-buru."ucap Dion yang kini mulai berkelana kemana-mana hingga membuat Jiwa tidak bisa duduk dengan nyaman saat ini.

"Babe apa masih sakit."ucap Dion bertanya.

"Hmm..."lirih jiwa mengiyakan.

"Mau berobat?"tanya Dion yang kini menatap lekat wajah cantik yang kini menundukkan pandangannya karena merasa sangat malu.

"Tidak usah."ucap Jiwa lirih.

"Hmm... baiklah untuk beberapa hari kedepan kamu bisa istirahat babe, tapi jika ingin jangan ditahan hmm."ucap Dion dengan sengaja menggoda istrinya yang tampak sangat menggemaskan itu.

"Dion bisa tidak jangan bahas itu lagi, aku malu."ucap Jiwa.

"Dion."ulang Dion.

"Aku belum terbiasa Di."ucap Jiwa lagi.

"Mulai sekarang biasakan panggil aku sayang babe."ucap Dion.

"Hmm... baiklah."balas Jiwa.

"Ya sudah ayo kita sarapan pagi dulu honey biar kita punya banyak tenaga untuk persiapan nanti malam."ujar Dion yang kembali menggoda istrinya itu hingga wajahnya bersemu merah.

Mereka pun sarapan bersama di meja makan di ruang makan yang hanya ada mereka berdua, Jiwa sempat terdiam disela kunyahan nya kala seseorang datang membawa handphone milik Dion yang kini terus bergetar menandakan panggilan masuk.

Dion pun sempat menatap kearah Jiwa dan dia pun menolak panggilan tersebut, tapi kemudian Jiwa berkata."Terimalah aku bisa pergi agar kamu nyaman."ucap nya .

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!