Ratu Primora Anastasia, harus menghadapi kenyataan, bahwa suaminya membawa selir dari perjalanan perangnya.
Seolah kurang untuk menyakitinya, selirnya juga sedang hamil.
Usia pernikahannya yang memasuki 5 tahun saja tidak membuahkan seorang pewaris.
Kejadian demi kejadian akhirnya membuatnya harus diturunkan tahtanya.
Primora yang memiliki harga diri yang tinggi, tidak akan menerima semua ini dengan sia sia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Peri Bumi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20
Melihat Esme yang berkilau, Robert akhirnya tahu kalau Primora tidak tahu apa-apa.
"Bagaimana bisa kamu begitu ceroboh."
"Maaf Yang Mulia... Saya berjanji akan mendisiplinkan dayang saya." Esme panik dan terus menerus meminta maaf kepada Robert.
Primora hanya bisa geleng-geleng saja menyaksikan pertengkaran sepasang kekasih tersebut.
"Sudahlah, sudah terjadi, mau bagaimana lagi. Tapi tolong jangan ulangi lagi."
Robert sepertinya juga paham, banyak bangsawan menertawakan Ratu. Dia juga menyesal telah bertindak impulsif dengan mengabulkan permintaan selirnya. Dia tidak tahu kalau efeknya akan seperti ini.
Dia sendiri yang menjatuhkan image istrinya dihadapan banyak orang. Beruntung, Primora selalu bertindak tenang dan tidak membuat masalah sama sekali.
Esme kemudian bisa tenang setelah tahu respon suaminya tidak terlalu menuntut. Dia kemudian melirik ke arah istri pertama suaminya. Bukankah dia bisa menertawakan dirinya yang seperti sekarang ini? Esme bertekad, kedepannya dia tidak akan bisa ditertawakan seperti ini lagi.
Fiuh... Primora yang awalnya ingin beristirahat malah mendapatkan kejutan pertengkaran di depan matanya.
"Dan juga, perhatian langkahmu. Sebagai keluarga Kerajaan kamu harus bisa menilai orang. Banyak orang yang akan memanfaatkan kedudukanmu." Robert terlihat menasehatinya. Itu karena banyak sekali bangsawan yang mendekati Esme. Robert khawatir.
Esme berpikiran lain, dia juga tahu kalau dirinya sedang dimanfaatkan. Tapi toh kenapa? Kalau dia sedang dimanfaatkan maka dia juga akan memanfaatkan kembali. Itu adalah hukum timbal balik. Tapi untuk meredam amarah Robert, Esme hanya bisa bilang, "Baik Yang Mulia."
Perjamuan berakhir dengan rumor baru. Rumor yang dengan senang hati Esme dengarkan.
Dia hanya bisa tertawa di istananya. Pamor sebagai wanita yang disayangi Raja yelah menyebar, semua orang jadi memperhatikan nya. Banyak yang ingin menjilat terang-terangan kepadanya. Bahkan undangan pesta teh terus berdatangan.
Mulai dari Baron, Viscount, Count dan Duke. Esme mulai sombong memilih milih undangan pesta teh. Dia hanya memilih undangan dari orang-orang yang memiliki gelar yang tinggi saja.
"Ayo kita datang ke pesta teh yang diadakan oleh Duke Broker."
"Baik Yang Mulia." Daru segera mengiyakannya saja. Dalam hati sebenarnya dia ingin memberikan komentar, tapi orang ini tidak bisa diberikan komentar sama sekali.
Duke Broker adalah jabatan yang tinggal nama saja. Kekayaannya telah habis terkuras oleh anak Duke yang hobi bermain juddi. Mereka adalah keluarga sombong yang selalu memamerkan masa kejayaan mereka dulu.
Esme juga menolak undangan Baroness Huston. Nama Baroness Huston saat ini tengah menjadi perbincangan, berkat ketekunan Baron yang kerja, baru-baru ini mereka adalah pemilik sebuah tambang berlian. Baron dan Baroness menjadi buah bibir karena tiba-tiba menjadi keluarga kaya raya dalam sekejap.
'Memilih orang untuk dekat karena jabatan itu membahayakan.' Pikir Daru. Harusnya dia tidak menolak banyak undangan. Sudahlah biarkan saja, pikir Daru. Dia juga tidak bertanya, Daru ingin melihat seperti apa drama kedepannya.
Keluarga Duke akan semakin sombong karena akan didatangi oleh selir raja. Sedangkan keluarga Baron Huston yang mengadakan pesta di hari yang sama akan tersinggung. Padahal, tidak baik menyinggung orang kaya.
Salah sendiri tidak melakukan riset kepada bangsawan lokal. CK! wanita yang ceroboh.
***
Ratu juga sesekali mendapatkan undangan perjamuan pesta teh. Dia sesekali datang, kalaupun tidak bisa datang, dia akan membawakan hadiah untuk tuan rumah sebagai bentuk penghormatan karena tidak bisa datang.
"Yang Mulia hari ini jadi mendatangi pesta Teh Baroness Huston?" Desi pelayannya bertanya.
"Jadi Des, kamu siapkan anggur merah untuk hadiah. Juga kirimkan buket buah kepada Duchess Broker karena tidak bisa datang."
Desi mengangguk. Meski Duchess Broker mengundangnya di jam yang sama. Primora memilih untuk mendatangi kediaman Baroness Huston. Dia punya alasannya tersendiri. Pertama, acara Duchess Broker selalu sama, tidak lebih dari sekedar ajang pamer masa lalu. Sedangkan acara Baroness hari ini adalah untuk membicarakan club baru. Kalau club itu terbentuk mungkin akan bermanfaat kedepannya. Kebetulan Baroness yang baru-baru ini memperoleh kekayaan banyak itu juga memiliki hobi sebagai seorang dermawan.
Primora belum tahu kalau selir suaminya juga mulai mendapatkan undangan yang sama. Seperti nya persaingan kedepannya akan semakin terlihat.
***
Meski pesta perjamuan telah selesai, para tamu undangan dari berbagai delegasi bisa memperpanjang masa tinggalnya disini. Mereka bebas untuk menikmati keindahan kerajaan Monarc.
Daniel sebenarnya sudah mengajak Tarrot segera pulang, tapi Tarrot bersikeras untuk menundanya.
"Hais... kita nikmati saja dulu Daniel. Kamu tahu kan, kita ini jarang ke Monarc."
"Sebulan, jangan lebih."
"Oke." Tawar-menawar selesai.
Tarrot masih ingin bersenang-senang, terlebih dia sering mendapatkan undangan dari selir kesayangan Raja. Dia mendengarkan setiap keluh kesahnya.
Wanita tipe seperti Esme itu, sangat haus akan validasi dan pujian. Jadi Tarrot yang sangat ahli dalam memuji perempuan pun membuat Esme terasa terbuai di atas awan.
Muda menaklukkan seorang perempuan bagi seorang Astarrot.
Bahkan hari ini dia ditawari untuk datang ke perjamuan pesta teh di tempat Duchess Broker.
"Apa tidak merepotkan? Bukankah itu pesta teh perempuan?"
Tapi Esme tahu, membawa teman di pesta teh apalagi teman berkedudukan tinggi kadang-kadang juga diperbolehkan.
"Tidak masalah."
Tarrot lah yang merasa ada yang aneh dengan Esme, selir Raja. Dia, yang katanya asal usulnya dipertanyakan anehnya tahu tata krama. Dia tahu bertindak di meja makan seperti layaknya bangsawan. Tidak mungkin bagi orang yang asal usulnya entah berantah bisa melakukan itu semua dalam kurun waktu yang singkat. Tarrot juga mencari tahu bahwa tidak ada guru etiket untuk selir raja. Bukankah harusnya Robert, sang raja curiga. Tapi Tarrot memendam itu semua. Kalau dia tahu terlalu banyak dan kentara malah akan membahayakannya. Bertindak pura-pura tidak tahu adalah salah satu keahliannya.
"Baiklah kalau begitu Yang Mulia."
Tarrot dengan senang hati memandunya.
***
"Astaga... Ratu datang sendiri." Baroness Huston merasa sangat senang. Pesta teh yang dia adakan dihadiri oleh Ratu sendiri.
Beberapa perempuan yang datang juga langsung memandang Baroness dengan sopan.
"Saya membawakan hadiah untuk Baroness."
"Ya ampun, kenapa repot-repot Yang Mulia."
Primora datang saja sudah membahagiakan, kalau membawa hadiah, itu akan menambah kesan baik terhadapnya.
Baroness kemudian mempersilahkan semua orang untuk duduk. Karena ini pertama kalinya dia mengadakan pesta teh di ibukota, dia menghadiahkan masing-masing orang yang datang dengan sebuah batu berlian berwarna merah delima.
Semua orang tampaknya sangat senang, Baroness adalah orang yang royal.
"Untuk Yang Mulia Ratu, saya sudah siapkan hadiah khusus."
Primora mengernyitkan dahinya."
"Saya jadi tidak enak dengan yang lain."
"Tolong jangan berkata seperti itu Yang Mulia Ratu. Kami baik-baik saja."
Yang lain mengangguk setuju. Primora datang tidak hanya membawakan hadiah kepada sang tuan rumah. Dia juga memberikan masing-masing hadirin sebuah Bros.
Primora selalu baik hati dan tidak pelit. Dia dikenal sebagai ratu yang selalu sopan dan memperlakukan orang dengan baik.
Itu adalah batu permata berwarna merah muda cerah. "Ini adalah berlian langka. Saya harap Yang Mulia Ratu bisa menerimanya."
Primora merasa tidak enak, "Bukankah itu sangat berharga."
"Benar, tapi justru itulah saya ingin menghadirkan kepada Yang Mulia Ratu. Tolong diterima."
"Kalau Baroness memaksa." Primora bermaksud bercanda.
"Benar saya memaksa."
Meraka semua kemudian tertawa.
Sementara itu itu kediaman Duke Broker.
Esme datang ditemani oleh Pria muda yang tampan. Langsung menjadi pusat perhatian.
"Astaga... Bukankah anda Grand Duke Muda dari kerajaan Barat?"
Tarrot langsung memamerkan kemampuannya dalam menjadi pusat perhatian.
Seketika pesona Esme luntur.
'Sialannn! Harusnya aku tidak membawa dirinya kesini!' Esme menyesali perbuatannya.
setuju 👍
semoga ini bs bikin semangat othorr untuk up lg 😍😍😍😍
love se kebon thorr