NovelToon NovelToon
Takdir Anak Yang Tidak Dianggap

Takdir Anak Yang Tidak Dianggap

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Mengubah Takdir / Bullying dan Balas Dendam / Menjadi Pengusaha
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Miftahur Rahmi

Seorang perempuan bernama Zainab Rahayu Fadillah memutuskan menikah dengan seorang pria bernama Hasan Bahri. Dia menerima pinangan itu, dikarenakan keluarga sang suami adalah keluarga dari turunan turunan seorang tuan guru di sebuah kota.
Zainab dan keluarga, jika mereka adalah dari keturunan baik, maka sikapnya juga akan baik. Namun kenyataannya bertolak belakang. Dunia telah menghukum Zainab dalam sebuah pernikahan yang penuh neraka.
Tidak seperti yang mereka pikirkan, justru suami selalu membuat huru hara. Mereka hampir setiap hari bertengkar. Zainab selalu dipandang rendah oleh keluarga suami. Suami tidak mau bekerja, kerjanya makan tidur dirumah. Namun penderitaan itu belum selesai, adik ipar dan juga ponakannya juga sering numpang makan di rumah mereka, tanpa mau membantu dari segi uang dan tenaga. Zainab harus berjuang sendiri mencari uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miftahur Rahmi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Petak Umpet

Setelah bel istirahat berbunyi, anak-anak berhamburan keluar dari kelas.

Saat Fatur keluar dari kelas, ia dihadang lagi oleh Budi.

“Lihat semiskin mau pulang...” ejek Budi, bersama-sama teman-temannya. Fatur menatap tajam Budi.

“Aku mau pulang Budi, jangan ganggu aku...” tegas Fatur.

Budi terkekeh. “Kau belum bayar padaku, berikan uangmu, baru kau bisa pulang dengan aman...” ujarnya meremehkan Fatur.

“Ini sekolahmu? Sehingga aku harus bayar padamu, saat aku masuk dan pulang. Ada otak nggak?” ucap Fatur dengan dingin.

“Kau, mau cari masalah denganku, hah?” bentak Budi.

“Kau yang cari masalah denganku. Minggir...” Fatur mendorong tubuh Budi.

Budi yang tidak siap dengan serangan Fatur, terkejut dan sedikit terdorong kebelakang. Detik kemudian, teman-teman Budi mengepung Fatur.

Budi memukul perut Fatur hingga terjatuh. Suasana menjadi gaduh, Fatur menangis. Namun ia cepat mengusap air matanya, ia menatap Budi tajam.

Lalu, ia bangkit dan ingin membalas Budi.

“Dasar banci, berani hanya dengan kawanan. Satu lawan satu dong, jika punya nyali...” ejek Fatur mencoba bangkit.

Saat Fatur kembali hendak menyerang. Seorang guru berteriak.

“Kalian ngapain disitu hah? Berantem?” teriak sang guru, berlari dari kejauhan.

Melihat guru yang datang, Budi dan kawan-kawannya pontang-panting berlari. Saat berlari, Mel yang melihat abangnya bertengkar dengan Budi, menyandung kaki Budi, hingga bocah berbadan besar itu terjungkal, saat berlari melewatinya.

Sang guru mendekati Fatur. “Apa yang terjadi Fatur?” tanya sang guru.

“Tidak apa-apa pak... Tadi cuma main-main saja...” jelasnya dengan pelan.

“Benaran? Nggak lagi berantem?” selidik sang guru. Fatur mengeleng pelan.

“Ya sudah... Bapak pergi dulu, kalau ada anak-anak yang nakal, kasi tahu sama bapak.” ujarnya langsung meninggalkan Fatur.

“Ya pak...” jawabnya.

Mel dan Astuti mendekati Fatur.

“Abang nggak apa-apa? Ada yang sakit?” tanya Mel khawatir. Fatur mengeleng pelan.

Tiga bocah itu menaiki sepedanya dan hendak meninggalkan sekolah. Saat keluar dari perkarangan sekolah, mereka masih dihadang oleh Budi.

“Sini kau miskin...” ejeknya.

“Induk gajah...” ejek Mel dan Astuti berbarengan. Fatur juga, ikut mengejek Budi.

Pihak Fatur, dan Budi saling mengejek satu sama lain. Budi yang emosi, hendak mengambil segumpal tanah. Melihat itu, tiga bocah itu langsung tancap gas meninggalkan Budi dan kawanannya

Sesampainya dipersimpangan, tiga bocah itu berpisah.

“Jangan lupa nanti sore...” teriak Fatur pada As.

“Iya...” teriak As, melambaikan tangannya.

Mel dan Fatur segera pulang. Seperti biasa, setelah berganti pakaian, keduanya makan dan pergi kembali bermain. Mel dan Fatur menunggu dilapangan. Namun Astuti belum datang. Mel menjemput ngajak main, sedangkan Fatur duduk dilapangan sambil bermain sepeda.

Mel mengayuh sepedanya kerumah Astuti. Saat sedang asyik main sepeda, Mel dan Astuti datang mengejutkan Fatur.

“Mel, As, bikin kaget aja...” lirih Fatur.

“Maaf Abang...” Mel malah nyengir.

“Ini kami ada bawa, singkong goreng...” ucap Astuti.

“Makasih As...” ujar Fatur tersenyum tulus.

“Ya, sama-sama...” sahut As.

“Mau main apa nih?” tanya Fatur.

“Main apa ya?” Astuti nampak berpikir.

“Petak umpet, yuk...” usul Mel.

Keduanya langsung menyetujui. Tiga orang itu pun main petak umpet. Astuti menutup matanya, As dan Fatur sembunyi.

“Satu, dua, tiga...” hitung Mel. Fatur menyelinap masuk dibalik rerumputan.

“Udah ya...” teriak Mel, lalu membuka matanya.

Ia berjalan pelan, matanya awas menelusuri sekitar.

“Ketemu...” teriak Mel, tiba-tiba membuat As, yang sembunyi dibalik pohon kelapa kaget.

“Yah, ketemu...” keluhnya dengan wajah cemberut.

Mel mencari-cari abangnya.

Namun setelah sekian lama mencari, akhirnya ketemu, saat Fatur sibuk mengibas bajunya yang dikerubungi semut.

“Ketemu...” teriak Mel, yang membuat Fatur terkejut. Mel dan Astuti malah tertawa melihat abangnya dikerubungi semut.

Beberapa menit kemudian, tiga bocah itu, istirahat dan duduk direrumputan dan menikmati goreng singkong yang dikasi Mel.

Hari mulai sore, tiga bocah itu kembali kerumahnya masing-masing. Saat dirumah, keduanya segera menceburkan diri keparit.

Setelah selesai mandi, keduanya langsung masuk rumah, berpakaian dan makan malam bersama dengan kedua orang tua mereka. Malam pun semakin larut, keduanya langsung merebahkan diri.

Seperti biasa, Fatur dengan pikirannya membuat berbagai skenario demi skenario terlebih dahulu diotaknya, baru ia bisa memejamkan matanya.

Sedangkan Mel, saat kepalanya menyentuh bantal, ia langsung terlelap.

Saat pagi tiba, keduanya sudah siap-siap untuk pergi kesekolah. Seperti biasa, jajan keduanya dikasi 1000 Rupiah sama Zainab.

Saat disekolah, lagi-lagi Budi mengusik Fatur. Budi mengambil jajanan Fatur, dan menginjaknya.

“Budi...” teriak Fatur penuh emosi.

Ia, melihat tajam jajanan yang diinjak-injak oleh Budi dengan tatapan penuh dengan emosi. Tangannya, sampai gemetar karena begitu besar rasa marahnya.

“Mau apa kau hah? Kenapa berteriak...” bentak Budi terkekeh.

“Tolong jangan ganggu aku, atau kau akan menerima akibat dari perbuatanmu sendiri...” teriak Fatur penuh emosi.

Selama ini, ia terus diam saat dibully oleh Budi, kini ia harus melawan. Ia tidak akan, membiarkan siapapun mengusik dirinya dan menginjak-ginjak harga dirinya.

“Apa yang bisa dilakukan oleh orang miskin sepertimu hah?” ledek Budi tertawa meremehkan. Teman-temannya juga ikut tertawa.

“Apa yang, sebenarnya kau inginkan Budi?” tanya Fatur dengan dingin. Sorot matanya tajam, penuh intimidasi.

“Mau uangmu! Kau belum bayar, saat masuk sekolah, dan sekarang kau harus bayar.” jelas Budi. Fatur terkekeh.

“Emang, sekolah ini punya Ayah kau hah?” teriak Fatur, menendang tepat diperut Budi.

Tendangan itu mampu, membuat Budi kaget dan terhuyung kebelakang.

“Jangan, menguji kesabaranku Budi...” ucapnya dengan suara rendah, namun penuh dengan penekanan.

“Aku kuat dan kaya, jadi kau orang miskin harus nurut sama orang kaya...” bentaknya.

Budi menarik seragam Pramuka Fatur. Fatur menatap sinis Budi.

“Siapa, yang buat aturan itu hah? Bapak kau atau kau sendiri?” tanya Fatur dingin.

“Aku...” balas Budi dengan dingin.

Fatur tertawa... “Kau pikir, induk gajah sepertimu bisa berkuasa hah? Jika kau kaya, kenapa kau minta duit sama orang miskin hah?” bentak Fatur.

Mel, yang melihat sang abang berdebat dengan Budi, segera mendekati keduanya.

“Jangan usik abangku...” teriak Mel, mendorong Budi.

“Ada otak nggak kamu? Badan aja gede, otak nggak ada...” hina Mel nampak emosi.

Pak Syamsul, mendengar perdebatan itu dari kejauhan, segera menghampiri para bocah itu.

“Budi, apa yang terjadi...” tanya Pak Syamsul.

Budi, nampak kaget dengan kedatangan Pak Syamsul. Pak Syamsul melirik pada jajan yang hancur di injak-injak.

“Siapa yang membuang remahan jajanan disini?” Pak Syamsul, melirik kearah jajanan yang hancur itu, lalu menatap Budi, dan Fatur secara bergantian.

“Nggak... Pak... Cuma bercanda sama Fatur...” jawab Budi tergagap. Ia, takut dimarahi dan dihukum sama Pak Syamsul.

“Budi, menginjak jajanan Bang Fatur, dan meminta duit sama bang Fatur, Pak...” sahut Mel dengan cepat.

Pak Syamsul menghela napas, lalu ia mengeplak pelan kepala Mel.

“Perempuan kok berkelahi, Mel...” tegur Pak Syamsul, dengan nada lembut. Ia juga mengeplak kepala Budi.

Mel mengusap kepalanya dengan cemberut. Sedangkan Budi, dari tadi ia hanya menunduk diam.

“Lain kali jangan begitu lagi... Jika kamu melakukannya lagi, saya adukan ke orang tuamu...” ancam Pak Syamsul.

Mel yang melihat itu menjulur lidahnya, mengejek Budi.

“Iya Pak, maaf... Saya tidak mengulanginya lagi...” lirihnya, mengusap kepalanya yang digeplak oleh Pak Syamsul.

“Sekarang minta maaf pada Fatur dan Mel...” perintah Pak Syamsul. Budi awalnya enggan melakukannya.

“Sekarang...” perintah Pak Syamsul dengan menaiki suaranya satu oktaf.

“Maaf...” ucap Budi pada Fatur dan Mel.

“Ya...” ucap Fatur dan Mel.

“Ingat ya, jangan diulangi... Kalau nggak, mau kamu diaduin pada orang tuamu...” peringat Mel lagi.

“Lain kali, tidak ada yang saling mengejek, tidak ada yang minta duit... Ini sekolah, bukan tempat preman...” peringat Pak Syamsul lagi, menjewer telinga Budi.

“Kamu dengar kan Bud?” tanya Pak Syamsul pada Budi.

“Iya, pak... Saya dengar...” ucapnya meringis. Mel tersenyum puas, melihat Budi pasrah.

Saat Pak Syamsul, hendak pergi. Tiba-tiba dari kelas sebelah, terdengar gaduh.

“Astuti pingsan...” teriak siswa dari dalam kelas. Mel, Fatur dan Pak Syamsul segera menghampiri kelas sebelah.

Fatur dan Mel nampak panik, saat melihat wajah pucat Astuti.

“As...” suara Fatur tercekat.

...****************...

terima kasih sudah mampir. jangan lupa like, komen, vote, kasi hadiah, dan kasi bintang lima ya, teman teman.

1
Miu Nih.
aku hadir kakak untuk mendukungmu...
salam kenal ya, jgn lupa mampir di 'aku akan mencintaimu suamiku' 🤗🤗

aku akan datang kalo udh UP lagi 😉
MifadiruMzn: ok kak
total 1 replies
Abu Yub
Aku mampir lagi thor/Pray//Ok//Good/
Abu Yub
Ngak usah ngomong
Abu Yub
sumber suara
Abu Yub
Lanjut/Ok/
Abu Yub
jangan nakal
Abu Yub
seharian
Abu Yub
Aku datang lagi thor
Abu Yub
Fatur
Abu Yub
selesai makan
Abu Yub
zainab
Abu Yub
Aku datang lagi thor/Ok/
Abu Yub: ok dedek/Ok/
MifadiruMzn: ok kakak, nanti aku mampir ya
total 2 replies
Abu Yub
pada tahun
Abu Yub
saat pagi
MifadiruMzn: pagi kakak
total 1 replies
MifadiruMzn
Jangan lupa vote, like dan komen ya teman-teman/Rose//Heart/
Abu Yub
wanita paruh baya yang masih gadis
Neonaaaaa
lanjut terus Thor🔥🔥🔥
jangan lupa untuk mampir juga yaaa makasihhh
MifadiruMzn: oke kak, nanti saya mampir ya
total 1 replies
Anonymous
Lanjut Thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!