NovelToon NovelToon
Dicintai Ipar Sendiri

Dicintai Ipar Sendiri

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / Cerai / Selingkuh / Janda / Cinta Terlarang / Berondong
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: Serena Muna

Mengisahkan Keyla Ayunda seorang janda yang baru saja kehilangan saja kehilangan suaminya namun harus menghadapi kenyataan bahwa sang adik ipar rupanya menyimpan perasaan padanya. Drama pun terjadi dengan penuh air mata.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Serena Muna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kenapa Lakukan Ini

Keyla mengangkat bahu. Mungkin itu dari salah satu teman vlogger atau brand lama Ardito. Ia tidak punya energi untuk menyelidikinya lebih lanjut, tetapi ia menghargai kehangatan dari makanan itu.

Kedua, urusan karier. Keyla telah mengabaikan akun media sosialnya selama hampir dua minggu. Namun, ia terkejut ketika ia membuka surel dan melihat notifikasi bahwa ada dua kontrak endorsement besar yang telah diselesaikan. Tagihan sudah dibayar, dan manajernya menulis bahwa semuanya sudah diurus.

Keyla menelepon manajernya, Risa.

“Ris, itu endorsement yang dua itu, siapa yang urus? Aku kan belum tanda tangan final.”

“Oh, itu, Key. Ada ‘investor anonim’ yang mengurusnya. Dia bilang, kamu harus fokus pada kesembuhanmu. Dia menalangi semua biaya produksi dan memastikan pembayaran masuk tepat waktu. Dia hanya minta kamu istirahat.”

“Investor anonim?” Keyla mengerutkan dahi. “Siapa? Teman Ardito?”

"Aku sudah coba cek, Key. Dia sangat tertutup. Dia hanya menggunakan e-mail sekali pakai dan memastikan semua berkas hukumnya sempurna. Dia bilang, anggap saja ini angel investor dadakan yang simpati pada kondisimu.”

Keyla merasa aneh. Siapa yang akan begitu baik hati tanpa pamrih?

Ia duduk di tepi tempat tidur, menatap bunga Forget-Me-Not yang kini sudah agak layu. Bunga itu masih menjadi misteri. Ia meletakkannya di samping foto Ardito. Ia menyentuh kelopak biru kecil itu.

Di saat ia merasa sangat sendirian dan terasing, kehadiran dukungan diam ini terasa menenangkan, bahkan jika ia tidak tahu asalnya.

****

Pada suatu malam, saat Keyla sedang menonton film lama di ruang tamu, ia mendengar suara mesin pemotong rumput yang pelan di halaman belakang. Keyla berjalan ke jendela, mengintip.

Itu adalah petugas kebun langganan Ardito, Pak De. Padahal, Keyla belum sempat menghubunginya.

Keyla membuka pintu dan berjalan ke halaman belakang. “Pak De! Maaf, saya belum sempat menghubungi Bapak. Berapa biayanya?”

Pak De tersenyum, keringat membasahi pelipisnya. “Tidak usah repot-repot, Nona. Sudah dibayar lunas. Pembayaran tahunan, katanya.”

Keyla terkejut. Pembayaran tahunan? Ardito tidak pernah melakukan itu. “Oleh siapa, Pak De?”

Pak De menggaruk kepalanya. “Itu… yang jelas bukan Mendiang Den Ardito, Nona. Ada yang telepon saya, minta layanan penuh. Katanya, ‘Rumah itu harus tetap indah, demi pemiliknya.'"

Keyla kembali ke dalam, hatinya berdebar tak menentu. Pola itu terlalu nyata untuk diabaikan. Makanan yang sempurna, karier yang diurus, bunga misterius, dan sekarang, layanan rumah tahunan. Semua ini disalurkan melalui saluran anonim, tetapi semua ini adalah hal-hal yang ia butuhkan saat ia paling rapuh.

Ia duduk di meja makan, menumpahkan semua detail ini di buku catatannya, mencoba mencari benang merah. Tidak ada nama yang muncul, tetapi ada satu kesamaan: Perhatian yang terlalu personal.

Keyla menutup matanya, dan tanpa bisa ia cegah, bayangan Rezi muncul. Rezi, yang selalu tahu kopi kesukaannya. Rezi, yang selalu memberinya nasihat terbaik tentang brand tanpa Ardito harus tahu. Rezi, yang memegang tangannya di pemakaman.

Keyla menggelengkan kepalanya kuat-kuat, menepis pikiran itu. “Tidak mungkin. Dia sudah aku usir. Dia sedang bercerai dengan Zehra. Dia tidak akan seberani itu.”

Namun, bunga Forget-Me-Not itu seolah tersenyum misterius di samping foto Ardito. Keyla berjalan ke kotak Forget-Me-Not itu, menyentuh label kertas kecil yang ada di dasar kotak. Ia membalik label itu, dan di baliknya, hanya ada satu huruf yang ditulis dengan coretan tegas pena: R.

Napas Keyla tertahan. R. Rezi.

Semua dukungan diam, semua perhatian tersembunyi, semua itu berasal dari pria yang ia usir, pria yang baru saja menghancurkan hati adiknya sendiri karena mencintainya. Keyla merasa marah, terhina, dan anehnya… sedikit terawat.

Ia segera meraih ponselnya, tangannya gemetar. Ia harus menghentikan ini. Ia harus menghancurkan harapan Rezi, dan membiarkan adiknya sembuh.

****

Sebuah catatan dan bunga Forget-Me-Not itu tergeletak di meja, menjadi bukti bisu dari perhatian tersembunyi Rezi. Keyla menatap huruf ‘R’ yang terukir di label bunga. Amarah dan rasa terhina bergejolak, mendesak rasa terima kasih yang baru saja ia rasakan.

Dengan tangan gemetar, Keyla meraih ponselnya dan mencari kontak Rezi. Ia menatap nama itu lama, merasakan jantungnya berdebar kencang. Ini adalah panggilan pertamanya sejak ia mengusir pria itu dari teras rumahnya.

Ia menarik napas dalam-dalam, menekan tombol panggil.

Di sisi lain kota, Rezi sedang duduk sendirian di kantornya yang dingin. Ponselnya berdering, dan ia melihat nama Keyla di layar. Jantungnya berdesir kencang, campuran antara harapan yang konyol dan ketakutan yang mencekam.

Ia menarik napas, berusaha menenangkan suaranya yang serak. “Halo, Keyla.”

“Berhenti.”

Satu kata itu diucapkan Keyla dengan nada yang dingin dan mutlak, tanpa basa-basi atau sapaan balik. Rezi bisa merasakan ketegasan di balik suaranya yang rapuh.

“Berhenti mengirimkan makanan. Berhenti mengurus karierku. Berhenti mengirim tukang kebun ke rumahku. Dan yang paling penting, berhenti mengirim bunga sialan itu!” Suara Keyla meninggi, kepedihan dan amarah membaur.

Rezi terdiam sejenak. Ia tahu, keanonimannya telah terungkap. “Keyla, aku hanya—”

“Jangan berbohong, Rezi!” Keyla memotongnya dengan desakan tajam. “Aku tahu kau. Aku mengenalmu. Kau tidak pernah melakukan sesuatu tanpa alasan. Jangan pura-pura ini hanya ‘perhatian seorang ipar’ lagi. Kau sudah menghancurkan pernikahanmu demi ini. Jadi, jangan berlagak kau hanya ingin berbuat baik!”

Rezi menghela napas berat. Ia menyandarkan punggungnya ke kursi, memejamkan mata. “Baiklah. Aku tidak akan berbohong. Aku memang yang melakukannya.”

****

Pengakuan itu, meskipun sudah diduga, tetap menusuk Keyla.

“Lalu apa maksudmu?” Keyla menuntut. “Apa yang kau inginkan dariku, Rezi? Kau ingin aku merasa berutang budi? Kau ingin aku berpikir bahwa di tengah dukaku ini, kau adalah satu-satunya orang yang peduli?”

Suara Keyla mulai bergetar. “Dengar, Rezi. Aku sedang hancur. Suamiku baru meninggal. Adikku baru saja menceraikanmu karena pengakuan gilamu itu. Aku tidak butuh drama lain. Aku tidak butuh pria yang seharusnya menjadi suaminya untuk berpura-pura menjadi pahlawanku.”

Rezi membuka mata. Ia merasa tertampar, tetapi ia tahu Keyla benar.

“Aku tahu, Key. Aku tahu betapa egoisnya ini,” balas Rezi, suaranya kini terdengar tulus dan penuh penyesalan. “Tapi aku tidak punya motif tersembunyi. Aku tidak meminta balasan. Aku tidak ingin kau berutang budi.”

“Lalu kenapa?” tanya Keyla, hampir berbisik.

"Karena aku tidak tahan melihatmu sendirian,” Rezi mengakui dengan kejujuran yang menyakitkan. “Aku tahu kau tidak akan makan. Aku tahu kau tidak akan mengurus dirimu sendiri. Aku tahu Ardito sangat bangga padamu dan channel mu. Aku… aku hanya ingin memastikan bahwa meskipun Ardito pergi, ada seseorang di belakang layar yang menjagamu.”

“Aku tidak butuh penjagaanmu! Aku bukan tanggung jawabmu!” Keyla membantah keras.

1
partini
baca sinopsisnya agak" gimana gitu penasaran
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!