NovelToon NovelToon
From Dusk Till Dawn

From Dusk Till Dawn

Status: sedang berlangsung
Popularitas:307
Nilai: 5
Nama Author: Cherry_15

Seorang perempuan cantik dan manis bernama Airi Miru, memiliki ide gila demi menyelamatkan hidupnya sendiri, ditengah tajamnya pisau dunia yang terus menghunusnya. Ide gila itu, bisa membawanya pada jalur kehancuran, namun juga bisa membawakan cahaya penerang impian. Kisah hidupnya yang gelap, berubah ketika ia menemui pria bernama Kuyan Yakuma. Pria yang membawanya pada hidup yang jauh lebih diluar dugaan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cherry_15, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

20. Mahkota Bunga Usang

“Airi,” panggil Rakuyan lembut, menatap hangat gadis disebelahnya.

“Hmm?” tanya Airi sembari menyeruput isi kepala ikan yang sedang ia santap.

Seketika itu juga, berbagai untaian kata yang telah Ryuka susun dengan rapi dalam kepalanya, sirna begitu saja. Teralihkan pada atensi lain.

“Ih! Masa kepalanya juga dimakan!?” tanyanya terkejut, sedikit mengambil jarak mundur sembari menatap jijik.

“Kenapa? Kau tak tahu, betapa enaknya ini!?” tanya Airi dengan santainya.

“Bukan begitu, aku hanya.. baru pertama kali melihatnya, dan belum pernah mencobanya.” jawab Ryuka jujur, sedikit gugup.

“Kalau begitu, cobalah! Masih ada sisa isinya, nih. Belum ku habiskan.” tawar Airi, sembari menyodorkan kepala ikan dengan tangannya.

“Makan dari bekas ikan yang sudah kau seruput?” tanya Ryuka sedikit gugup dan ragu.

“Kenapa? Kau jijik makan dari bekasku? Yasudah!” Airi kembali menarik tangannya, hendak menghabiskan sisa isi kepala pada ikan tersebut.

“Bukan begitu! Aku sama sekali tidak jijik! Aku mau, sangat mau mencobanya. Tapi..” Ryuka kehabisan kata-kata untuk menjelaskan.

“Ah, sudahlah! Mana sini, ku coba!” lanjutnya sembari menarik paksa tangan Airi, dan menyeruput isi kepala ikan yang masih belum lepas dari tangan gadis tersebut.

Tak ia sangka, bahwa rasanya memang benar amatlah nikmat. Saking nikmatnya, ia tak sadar telah melumat kepala ikan tersebut hingga habis.

Ryuka juga tak menyadari, bahwa ia saat ini tengah menjilat jari jemari lentik milik Airi, yang masih terasa seperti ikan karena sisa bumbu yang menempel.

Hal itu membuat Airi berdebar gugup, dengan rona merah di wajahnya. Tak ia sangka, bahwa tekstur bibir Ryuka begitu lembut walau hanya dirasakan oleh jarinya saja.

Wajah Ryuka yang sedang menikmatinya juga, tampak begitu tenang dan fokus. Baiklah, Airi akui bahwa Ryuka memang tampan. Namun kali ini ketampanannya bertambah 96 kali lipat dari biasanya.

Merasa sedang diperhatikan, Ryuka pun menyadari apa yang saat ini ia lakukan. Sedikit terkejut, namun ia masih ingin menikmati jari Airi yang kulitnya teramat halus.

“Benar-benar, tak ada satupun cela dari setiap inci tubuhnya,” pikirnya, mengagumi paras dan tubuh indah Airi yang begitu halus juga lembut.

“Ryu— Ryuka…!?” gugup Airi, ingin menolak namun ia juga menikmatinya.

Ryuka sangat menyadari perasaan gugup tersebut. Namun alih-alih menghentikannya, ia justru mengecup setiap jari jemari indah milik gadis yang ia cintai.

“Maaf, sepertinya aku tak bisa menghentikannya. Aku telah benar-benar jatuh hati padamu, Airi. Jadi, kuharap kau bisa terbiasa dengan setiap tindakanku yang mendebarkan jantungmu ini.” ungkap Ryuka jujur, akhirnya mampu menyuarakan rasa.

“A- apa!?” Airi masih ragu dengan hal yang baru saja ia dengar.

Ryuka menghela napas pelan, memperbaiki lagi posisi duduknya.

“Aku tahu, ini terkesan terlalu terburu-buru,” ucapnya sembari mengambil karangan mahkota bunga yang entah sejak kapan ia rangkai.

“Namun semalam, aku sudah memikirkannya baik-baik,” lanjutnya, sembari memasangkan mahkota bunga itu pada kepala Airi.

Airi jadi tampak jauh lebih cantik dari biasanya, dengan mahkota bunga tersebut. Mahkota yang terajut dari ranting-ranting kayu halus, juga bunga warna-warni segar bersama daun hijau di sekelilingnya.

Ryuka terpana melihat kecantikannya itu. Menghela napas untuk menenangkan debaran pada dadanya, sebelum kembali bersuara.

“Tadinya aku juga ragu dengan rasa ini, aku takut hanya menyukai paras indahmu saja.” ungkapnya ragu.

“Namun setelah mengingat setiap sikap dan kata-katamu, kelembutanmu, kejujuranmu, ungkapan motivasimu untuk kembali bermusik..” Rakuyan mulai menjelaskan sudut pandangnya terhadap Airi.

“Aku melihat harapan untuk kembali pada hari bahagia itu. Bahkan jauh lebih bahagia dari sebelumnya.” lanjutnya memberi alasan.

“Jadi, aku yakin. Sangat yakin dari hatiku yang terdalam. Bahwa aku mencintaimu, Airi. Aku percaya, kau bisa menghapus segala trauma yang merenggut keberanianku untuk bermusik.” Ryuka kembali mengungkap perasaannya dengan lebih jelas dan yakin.

Airi sedikit terkejut mendengar pengankuan tersebut, tak menyangka bahwa dirinya memiliki pengaruh besar dalam hidup idolanya yang sedang hiatus.

Ia menyadari, bahwa rasa cinta Ryuka bukan hanya tertuju padanya. Namun juga mengarah pada cinta yang tulus terhadap musik dan karya seni lainnya.

Airi tertegun sejenak, merenungi jawaban apa yang sebaiknya ia berikan pada perasaan Ryuka. Jujur saja, ia juga menyukai Ryuka. Namun mungkin ini seperti rasa kagum dari penggemar terhadap idolanya.

“Ryuka, aku sangat senang dan menghargai perasaanmu,” ucap Airi akhirnya bisa bersuara.

“Aku juga menyukaimu, nyaman dan merasa hangat ketika berada di dekat mu. Tapi..” lanjutnya, menghentikan sejenak kalimat.

Airi menghela napas sebelum melanjutkan.

“Aku tidak yakin apakah ini cinta yang tulus terhadap Rakuyan Yakuma sebagai personal, atau hanya sebatas rasa kagum pada vokalis band Silent Cold Fire.”

Dada Ryuka berdenyut mendengarnya, sudah mampu menerka kalimat yang selanjutnya akan terucap oleh Airi. Ia berusaha mempersiapkan diri untuk mendengar hal yang lebih menyakitkan lagi, namun sepertinya ia tak mampu.

“Jadi, maaf Ryuka. Mungkin untuk saat ini—,”

“Aku mengerti, tak perlu dilanjutkan.” sela Ryuka dengan penuh pengertian, tak ingin mendengar hal yang akan membuatnya semakin sakit.

“Tak apa, Airi. Salahku juga yang sejak awal mengakui identitas asliku. Andai kau masih melihatku sebagai penjaga toko gadai kala itu, andai penyamaranku tidak terbongkar, mungkin kau akan menyukaiku sebagai diriku sendiri.” lanjutnya sedikit menyesali kebodohannya dulu.

“Seharusnya, aku terus berbohong saja sesuai rencana awal.” ucap Ryuka dengan pilu.

“Kau salah! Berbohong takkan mengubah keadaan! Bahkan itu hanya akan memperburuk situasinya!” sergah Airi dengan penuh ketegasan.

“Lalu, apa yang sebaiknya kulakukan, Airi?” tanya Yakuma, kehabisan asa.

“Jalani saja apa adanya, kau bebas menunjukan dirimu yang sesungguhnya. Bahkan jika kau hanya berani menunjukkannya dihadapanku, tak masalah. Aku akan terus mendukungmu, apapun yang terjadi.” jawab Airi lembut.

“Airi..?” Ryuka tersentuh mendengar ucapan indah tersebut, menatap Airi dengan penuh haru.

Airi tersenyum hangat, sembari menyentuh tangan Ryuka dengan lembut.

“Mungkin aku belum bisa menerima cintamu, namun bukan berarti kau tidak boleh memperlakukanku semaumu.”

Ryuka tersentak mendengarnya. “Apa maksud—!?” tanyanya tak mengerti, dengan mata terbelalak.

“Kau bebas bercanda, menyentuh, bahkan mengecupku sesuka hatimu. Aku tidak akan melawan, sebaliknya aku justru menyukai semua itu. Meskipun tidak ada hubungan yang jelas diantara kita, bukan berarti kita harus menarik diri dari hal yang ingin dilakukan, kan?”

Ryuka tertegun mendengar jawaban tersebut, sedikit merenunginya. Yang Airi katakan, ada benarnya juga. Status hubungan, bukanlah penghalang untuk melakukan apapun keinginan.

“Kau benar. Terimakasih, Airi.”

“Kapanpun kau butuh, sayang.”

Airi bersikap manis dan manja, sembari menyandarkan kepalanya pada bahu Ryuka. Mereka pun menikmati suasana mentari terbit, dalam keadaan hening.

Rasa hangat dan nyaman, juga kepedulian yang dibalut oleh kasih sayang, kian tumbuh dalam hati mereka. Meskipun belum bisa dipastikan dengan yakin, bahwa itu adalah cinta.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!