Pernikahan Impian. Itulah yang di harapkan oleh Kirana Amanda akan rumah tangganya bersama Rasya Adilla Ibrahimi. Namun nyatanya, Pernikahan yang dia Impikan tak sesuai dengan yang ia harapkan. Pria yang sejak awal menjadi penguatnya justru menjadi suami yang selalu membuatnya makan hati hampir setiap waktu.
Akankah Kirana mampu bersabar dengan sang suami yang belum selesai dengan masa lalunya itu? Atau Kirana akan mengambil sikap atas pernikahan Impiannya?
•••••
"Tolong beri aku satu kesempatan sekali lagi. Kali ini aku berjanji akan memperbaiki pernikahan yang kamu impikan selama ini." Rasya Adilla Ibrahimi
"Andai kamu ingkar janji, Tolong izinkan aku membangun pernikahan Impian bersama pria lain.." Kirana Amanda
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon El Viena2106, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku Butuh Bukti Bukan Janji
Perhatian manis yang di berikan oleh Rasya memang membuatnya senang dan bahagia. Tapi bukan berarti Kirana akan luluh begitu saja. Dia tidak tahu kenapa Rasya bisa bersikap seperti ini. Padahal sebelumnya, Sikap seperti itu adalah bukan sifatnya sama sekali.
Beberapa kali Kirana melihat suaminya yang tak pernah lagi sibuk. Bukankah dia harus mengurus adik dari mantannya yang katanya sedang sakit itu.
"Ini sudah malam, Sekarang kamu tidurlah.." Usai makan malam, Rasya kembali ke kamarnya namun tak melihat Kirana di sana. Kirana yang masih belum bisa memejamkan matanya memilih pergi ke taman. Dia duduk seorang diri menikmati dinginnya angin malam sekaligus menikmati aroma berbagai bunga mawar yang mulai bermekaran. Otaknya masih berperang dengan sikap Rasya yang mendadak berubah itu.
"Ada apa? Kenapa melamun sejak tadi?" Pria itu datang dengan jaket tebal di tangannya. Dengan perhatian yang lembut, Rasya mendaratkan jaket tersebut di tubuh sang istri agar tidak kedinginan.
Rasya mendekat lalu duduk di samping sang istri. Kirana masih diam saja, Ia tatap Rasya dengan tatapan yang? Ah entahlah.. Ia bingung juga.
" Ada apa?" Tanya pria itu sekali lagi. Kirana menghela nafas panjang. "Ini sudah malam, Bukannya tidur tapi kamu justru berada di sini.." Kirana masih diam, Hingga..
"Kebetulan sekali kamu datang. Aku ingin bicara.." Akhirnya setelah lama diam, Kirana buka suara. Rasya membenahi posisi duduknya, Padahal sudah nyaman namun Rasya kembali menggeser tubuhnya agar lebih dekat dengan Kirana.
"Kamu mau bicara apa?
"Kenapa kamu datang kesini? " Rasya terdiam, Pertanyaan ini pernah di pertanyakan oleh Kirana pas awal-awal dia datang tapi kenapa sekarang justru kembali bertanya.
"Kami sudah tahu jawabannya.. Aku datang ke rumah ini karena ingin menjemputmu. Aku ingin kamu pulang.." Tak ada jawaban, Kirana masih diam seolah mencerna apa yang di katakan suaminya ini.
"Kenapa? Apa ada sebuah kebenaran yang membuatmu tiba-tiba datang dan menjemputku? Dan lagi, Aku tidak pernah melihatmu sibuk lagi seperti dulu. Kenapa kamu datang kemari? Bukankah kamu harus mengurus adik dari Nadia. Dia sedang sakit bukan? Seharusnya kamu menemaninya.." Kirana mulai banyak bicara sekarang. Sejak pertama kali Rasya datang, Kirana hanya mendiami pria itu. Kirana yang semula mulai menyimpan rasa terhadap suaminya seketika berusaha membangun tembok tinggi atau lebih membentengi diri.
Kirana tidak ingin mencintai sendirian. Ia ingin punya pasangan yang seimbang.
Rasya menghela nafas panjang. Pria itu menatap ke depan memandangi gerak gerak bunga mawar yang mulai tumbuh itu.
"Ya, Apa kamu katakan sangat benar. Ada banyak rahasia yang tidak aku ketahui. " Akhirnya Rasya jujur karena dis tak ingin menambah kebohongan. Rasya kembali menoleh melihat ke arah Kirana sejenak lalu kembali melihat ke depan.
"Apa yang kamu katakan ternyata benar. Ameena tidak sakit. Dia hanya pura-pura.. Mereka semua menipuku. Surat yang mereka berikan yang katanya adalah dari Almh Nadia, Semua bohong. Semua palsu. Mereka melakukan semua itu hanya demi uang.. Bahkan.." Rasya menarik nafas panjang sebelum melanjutkan.. " Kenyataan pahit juga aku dapatkan. Ternyata Nadia tidak setia, Dia pernah berselingkuh dengan pria lain hingga mempunyai anak. Kematian Nadia terjadi bukan karena kecelakaan melainkan di dorong oleh Ameena.." Kirana tersenyum. Sudah ia duga akan hal ini.
"Ternyata benar apa yang aku pikirkan tadi.." Ucap Kirana.
" Memangnya apa yang kamu pikirkan?
" Aku hanya berpikir saja, Kenapa kamu datang dan tiba-tiba bersikap seperti ini. " Kirana tatap pria di hadapannya ini.. " Ya, Cuma heran saja.. Pria dingin seperti dirimu ini mendadak bersikap manis. Jadi ada alasannya.. " Rasya tak menjawab. Ada raut wajah kecewa yang tergambar di wajah cantiknya. Rasya paham, Kirana mungkin menganggap semua perlakuannya selama ini tidak tulus sama sekali. Tapi setidaknya Rasya sudah berani jujur bukan? Daripada nanti ujungnya Kirana tahu dari orang lain.
"Jadi kamu datang karena banyak mengetahui rahasia yang tidak kamu ketahui selama ini? Berarti kamu tidak tulus mengajakku pulang. Andai semua itu tidak kamu ketahui, Apa kamu akan datang kemari dan meminta maaf? Ah, Aku lupa.. Mana mungkin itu terjadi. Dalam hatimu kan cuma ada Nadia kan?" Mata Kirana mulai berkaca-kaca. Andai pria ini tidak tahu tentang rahasia itu? Apa mungkin Rasya akan peduli padanya? Apa suaminya masih akan mengingatnya sebagai seorang istri? Atau justru masih mengingat mantan kekasihnya dan yang pasti akan tetap mengabaikannya sampai sekarang.
"Aku minta maaf untuk itu. Tanpa tahu kebenarannya pun aku akan tetap berusaha memperbaiki semuanya..
"Apakah benar? Kamu tahu kan? Aku pernah punya pernikahan Impian bersama pasanganku Dulu bersama Nalendra. Tapi semua harus gagal karena ulah orang tuaku yang tidak pernah merestui hubungan kami. Tapi setelah menikah denganmu?.Tentu saja aku berharap yang sama.. Aku ingin pernikahan kita menjadi pernikahan yang hangat dan penuh kasih sayang seperti rumah tangga kedua orang tuaku.. Tapi nyatanya apa yang aku dapat? Semua tidak sesuai dengan harapanku.. Aku berusaha melupakan dia yang begitu sulit di lupakan dan berusaha membuka lembaran baru bersamamu tapi kenapa kamu Justru membuatku berusaha sendirian? Aku kadang berpikir, Pernikahan macam apa ini??" Panjang lebar Kirana mengeluarkan unek-uneknya. Air matanya mengalir tanpa permisi mengingat sikap Rasya yang begitu dingin itu.
Rasya semakin mendekatkan tubuhnya lalu memeluk istrinya. Tangisan Kirana semakin menjadi saat sebelah tangan pria tampan itu mengusap punggungnya.
" Sekali lagi aku minta maaf atas semua kesalahanku padamu selama ini. Aku tidak akan mengulangi perbuatan itu lagi.." Rasya mengurai pelukannya menatap mata yang masih berair itu. Sebelah tangan Rasya terangkat menghapus air mata yang masih menyisakan setitik.
"Tolong beri aku satu kesempatan sekali lagi. Kali ini aku berjanji akan memperbaiki pernikahan yang kamu impikan selama ini." Kirana menarik nafas dalam lalu menjawab...
"Andai kamu ingkar janji, Tolong izinkan aku membangun pernikahan Impian bersama pria lain.." Sontak saja Rasya terkejut. Wanita jika sudah berkata demikian itu artinya dia sudah berada dalam titik terendah dalam hubungan. Karena kalau masih ingin bertahan, Mana mungkin Kirana berucap demikian. Kirana seolah tak punya banyak harapan lagi, Kalau dia bisa bahagia dengan pria selain Rasya tetap akan dia lakukan.
"Aku janji, Aku akan melupakan Nadia dan akan belajar mencintai kamu. Kita mulai semua dari awal ya?" Ucap Rasya dengan sungguh-sungguh.
"Tapi dengan syarat aku gak mau tinggal di rumah itu lagi.. Aku ingin tinggal di rumah yang sesuai dengan kriteria ku..
"Iya, Aku akan jual rumah itu dan kita akan tinggal di rumah yang baru..
"Jangan cuma ngomong aja, Karena aku gak butuh itu. Aku butuhnya bukti bukan janji.." Rasya mengangguk. Kali ini ia akan bersungguh-sungguh.
"Iya, Aku akan buktikan.. Sekarang kita tidur ya, Ini sudah malam..." Kirana mengangguk, Rasya tersenyum. Pria itu menggendong tubuh sang istri lalu membawanya ke dalam kamar untuk tidur bersama.
.
.
.
TBC