NovelToon NovelToon
PENGHIANATAN SANG ADIK

PENGHIANATAN SANG ADIK

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Mengubah Takdir / Pelakor jahat
Popularitas:7.6k
Nilai: 5
Nama Author: Ristha Aristha

Ariana harus menerima pukulan terberat dalam hidupnya, ketika suaminya ketahuan selingkuh dengan adiknya. Siapa yang mengira, berkas yang tertinggal suatu pagi membawa Ariana menemukan kejam suatu perselingkuhan itu.
Berbekal sakit hati yang dalam, Ariana memutuskan untuk pergi dari rumah. Namun dibalik itu, dia secara diam-diam mengurus perceraian dan merencanakan balas dendam.

Apakah Ariana berhasil menjalankan misi balas dendamny??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ristha Aristha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BERONDONG DAN JANDA

"Bu Riana!"

Aku menoleh saat mendengar suara Kenzi memanggil. Sepertinya dia sudah selesai berbicara dengan Anton, cepat sekali. Matanya terlihat cemas saat mendekatiku dengan langkah terburu-buru.

"Apa kak Anton ngomong aneh-aneh sama Bu Riana?" Tanyanya dengan nada khawatir yang jelas terasa.

Sudut bibirku naik sedikit, lalu aku menggeleng. "Nggak. Kami cuma ngobrol biasa tadi".

Kenzi menghela nafas lega. "Syukurlah. Saya khawatir pria itu ngomong yang enggak-enggak sama Bu Riana".

"Nggak, tenang saja. Ngomong-ngomong sampai kapan kamu mau manggil aku Bu Riana terus?" Tanyaku pura-pura merajuk.

Wajah Kenzi langsung panik, matanya membesar dan napasnya sedikit tersengal. "Terus, saya panggil apa kalau gitu?"

"Emmm...." Aku berpikir sebentar, mencoba menahan tawa melihat kegugupannya. "Gimana kalo kak Riana? Lagian umur kita gak jauh berbeda".

Namun, Kenzi nampak ragu-ragu. Wajahnya merah padam, tangannya saling menggosok. "Itu ...kalo kak Riana saya gak bisa".

"Kenapa?" Tanyaku sambil mengernyit tak terima. "Kalo gitu, masa Tante?"

"Nggak, Bu". Timpal Kenzi dengan cepat, suaranya sedikit tergagap. "Maksud saya, saya nggak suka manggil kak Riana, rasanya ibu menikah dengan kakak saya".

"Lah?" Aku sedikit terkejut, meskipun ucapan Kenzi barusan berhasil membuatku tertawa. "Gimana kamu bisa mikir kayak gitu? Astaga, lucu sekali ".

Kenzi bergeming, kulihat Kenzi menggaruk tengkuknya dengan canggung. Sepertinya dia malu karena sudah membuat lelucon itu.

"Oke. Kalo gitu panggil namaku saja, Riana", sambungku dengan nada lembut.

Sontak kedua mata Kenzi membulat. "Mana bisa begitu, Bu __"

"Hayo! Kalo kamu panggil ibu lagi, aku gak mau bicara sama kamu lagi", potongku sedikit mengancam dengan senyum jahil.

"T_tapi Bu___"

"Hmph!" Aku berbalik, berpura-pura merajuk, meninggalkan Kenzi yang masih saja tidak enakan.

"Bu Riana __ nggak, maksudku... Riana".

Kudengar suara Kenzi semakin mengecil, tapi sudah cukup membuatku puas sekarang. Dengan senyum mengembang aku kembali berbalik. "Nah, gitu dong", kataku dengan senang.

Kenzi menelan ludah, wajahnya masih terlihat ragu. "Apa gakpapa? Saya merasa gak sopan".

"Nggak papa ", aku menepuk punggung Kenzi dengan ramah. "Sekarang kamu rubah saya menjadi aku".

"Hah?" Kenzi menatapku dengan sorot mata tidak enak, tangannya kini mengusap tengkuknya lagi.

Namun aku tetap kekeuh mengangguk. "Iya. Coba".

Sesaat anak itu bergeming, wajahnya tampak berpikir keras sebelum akhirnya mulutnya terbuka , "Baik Riana..a__aku bakal coba ngomong santai mulai sekarang".

Sudut bibirku naik sangat tinggi. "Nah gitu, dong! Sekarang kita besti, oke?"

"Besti?" Kenzi lagi-lagi terkejut, matanya melebar.

"Ya. Kita besti", ujarku tanpa ragu. "Karena kita besti, sekarang kita bisa bahas hal pribadi lebih jauh, kan?" Aku sengaja menaik turunkan alis, menggoda Kenzi.

"Ha__hal pribadi?" Kenzi semakin gugup, wajahnya merah padam seperti tomat matang.

Kan, anak ini memang polos sekali. Inilah kenapa aku senang menggodanya. Rasanya seperti sedang mengerjai adikku sendiri.

"Hal pribadi kayak apa yang k_kamu maksud?" Tanya Kenzi lagi, sepertinya dia masih belum terbiasa dengan sapaan baru itu.

"Hal pribadi. Contohnya apa kamu punya pacar?" Tanyaku tanpa basa-basi, senyumku melebar melihat reaksinya.

"Pacar?" Lagi-lagi Kenzi mendelik, wajahnya semakin merah.

Aku mengiyakan. "Bener, pacar. Nggak mungkin anak muda kayak kamu gak punya pacar, kan? Kamu pasti populer dikalangan gadis-gadis".

Kenzi hanya diam tersipu, wajahnya semakin merah sementara dia mencoba menghindari tatapanku. "Aku belum punya pacar".

"Bohong!" Mataku menyipit tak percaya. "Kamu pasti punya pacar, kan?'

"Nggak. Benarkan Bu __ maksudku, aku beneran gak punya pacar" jawabnya dengan pengulangan, seperti meyakinkan aku agar percaya.

Sesaat aku bergeming sambil menatap Kenzi penuh curiga. Namun dia detik setelahnya, aku akhirnya percaya. Lagipula, aku hanya iseng tadi. Tapi melihat reaksi anak itu, kan jadi semakin ingin meledek.

"Tapi perempuan yang disuka, pasti ada kan? " Tanyaku lagi. "Ada, kan?"

Dengan malu-malu dia mengangguk. "Ada. Aku punya perempuan yang aku sukai".

Sontak bibirku menganga mendengar kejujuran yang polos itu. "Siapa? Kayak apa dia?"

Kenzi semakin tersipu, wajahnya merah padam hingga hampir seluruhnya lehernya ikut memerah. Dia mengalihkan pandangannya ke lantai, seperti mencari jawaban disana.

"Ayo, cerita dong!" Aku merangkul lengannya dengan erat, setengah memaksanya untuk berjalan bersama menuju tempat lain. "Kita ngobrol sambil makan. Gimana? Tenang saja, aku yang traktir. Kamu juga bisa tanya nasihat percintaan pada senior sepertiku. Ya, walaupun akhirnya aku cerai, sih".

Aku menariknya pelan. "Yah, gak masalah. Yang penting kita makan dulu, aku lapar belum makan dari siang ", lanjutku.

Kemudian kami berjalan beriringan menuju warung nasi Padang terdekat. Sepanjang jalan, aku terus menggoda dan mendorongnya untuk berbicara.

Setibanya dirumah makan, aku memilih meja yang agak sepi, berharap agar Kenzi lebih nyaman berbicara. Kami duduk berhadapan, dan memesan makanan favorit kami.

"Nah, sekarang ceritain tentang perempuan yang kamu sukai", desakku sambil mengaduk-aduk teh manis di depanku.

Kenzi memainkan sedotan di gelas, wajahnya masih memerah. Sesekali dia melirik ke atas, menatapku sambil malu-malu. "Dia perempuan yang lebih tua dariku", katanya.

Lagi-lagi aku dibuat terkejut dengan jawaban anak itu. "Kamu suka sama yang lebih tua?" Tanyaku memastikan. "Nggak. Pasti dia punya keistimewaan sampe membuat kamu jatuh cinta, kan?"

Kulihat Kenzi mengangguk. "Dia perempuan cantik dan baik". Anak ini jujur sekali.

Tiba-tiba aku mencondongkan wajah kedepan, sepertinya aku terbawa suasana. "Dimana kalian bertemu?"

Kenzi tampak terkejut sebentar. "Ah, aku bertemu pertama kali sama dia... dijalan. Dia bantuin aku mungutin kertas yang berantakan karena aku nggak sengaja menabrak tiang".

"Oh, ya?" Aku menutup mulut, setengah tak percaya. "Terus, apa kamu udah coba deketin dia?"

Dia menggeleng, tiba-tiba wajahnya berubah murung. "Pas aku mau kenalan, ternyata dia udah punya pasangan".

Kali ini aku bereaksi penuh empati. "Yah, sayang banget. Aku dukung kamu, tapi ngrebut pasangan orang lain juga gak boleh".

Kenzi mengangguk. "Tapi sekarang , kayaknya dia udah jomblo lagi".

Mataku kembali melebar antusias. "Kalo gitu, sekarang kesempatan kamu buat deketin prempuan itu. Pepet terus, Ken!"

"Iya. Aku lagi coba deketin dia".

"Aih!" Alisku naik sambil tersenyum menggoda. "Enaknya jadi anak muda. Aku dukung kamu, oke. Semoga kamu berhasil dapetin dia".

Kenzi menjawab dengan anggukan dan senyuman malu-malu. Namun saat aku selesai, dia yang beralih bertanya. "Kalo Riana sendiri... apa ada cowok yang lagi disukai?"

"Aku? Nggak ada", jawabku tanpa ragu. "Kamu kan tau gimana morat-maritnya rumah tanggaku, kayaknya aku bakal sulit suka sama cowok lagi. Trauma ".

"Yah, sayang banget ".

Entah apa yang lucu, aku terkekeh mendengar ucapan Kenzi barusan. "Tapi bukan berarti aku bakal ngejomblo selamanya, ya. Kalo nanti ada cowok yang cocok, bisa jadi aku kembali membuka hati".

"Ngomong-ngomong, kamu lebih suka cowok yang lebih tua, seumuran atau lebih muda gak papa?"

Aku memberi jeda untuk memikirkan sesaat. "Selama ini aku belum pernah jatuh cinta sama yang lebih muda sih", kataku. "Tapi aku gak tau, ya. Lagian, kayaknya gak ada berondong yang mau sama janda kayak aku".

"Tapi kalo aku___"

"Ini pesanannya ".

Aku tersenyum dan menerima makanan yang kami pesan. Setelah mengucapkan terimakasih pada pelayan, aku kembali menatap Kenzi. "Kamu mau ngomong apa barusan?"

Kenzi menggeleng. "Nggak ada. Mari makan".

Tak mau ambil pusing, aku menuruti perkataan Kenzi. Menyantap nasi dan rendang yang sangat menggugah rasa lapar. Mungkin tadi perasaanku sedang tidak baik, berbicara santai dengan Kenzi sepet ini rasanya menyenangkan.

Yah. Sayang sekali dia masih sangat muda dan aku... Sudah janda. Hahaha....

Akan tetapi, ketenangan yang berlangsung sesaat itu, berhasil membuatku terbuai. Sampai-sampai, aku tidak sadar jika ada kerusuhan yang sudah menantiku setelah ini.

1
Kasih Bonda
next thor semangat
Kasih Bonda
next thor semangat.
Kasih Bonda
next thor semangat
Kasih Bonda
next thor semangat.
Kasih Bonda
next thor semangat
Kasih Bonda
next thor semangat.
Kasih Bonda
next thor semangat
Ma Em
Ada apa dgn papanya Riana mungkinkah Riana mau dijodohkan !
Kasih Bonda
next thor semangat.
Kasih Bonda
next thor semangat
Ma Em
Sabar Riana semoga kamu segera mendapatkan pekerjaan yg baik juga atasan yg baik juga yg bisa menghormati dan melindungi seorang wanita dari orang2 yg mau melecehkannya dan segera dapat pengganti Dimas.
Ma Em
makanya Riana kamu jgn lemah lawan Ayuna dan ibunya yg selalu menghina dan merendahkan mu Riana kalau kamu diam Ayuna dan ibunya makin menjadi tambah berani dia dan jgn dituruti kemauan mereka lebih baik cari kebahagiaanmu sendiri Riana tinggalkan orang2 yg tdk tau diri itu.
Kasih Bonda
next thor semangat
Ma Em
Semangat Riana kamu jgn patah semangat semoga kamu bisa melewati cobaan dgn legowo dan cepat lepaskan Dimas biarkan dia dgn Ayunda untuk apa Riana pertahankan lelaki mokondo yg cuma morotin uang kamu Riana, semoga Riana cepat move on dan aku berharap sih Riana berjodoh dgn Kenzi meskipun umurnya lbh muda dari Riana.
Ma Em
Bagus thor ceritanya aku langsung suka apalagi cerita perselingkuhan yg si istri yg diselingkuhin tdk bodoh dan berani melawan pada si suami dan pelakor .
Kasih Bonda
next thor semangat.
Kasih Bonda
next thor semangat
Kasih Bonda
next thor semangat.
Kasih Bonda
next thor semangat
Kasih Bonda
next thor semangat.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!