NovelToon NovelToon
Ketika Aku Menyerah

Ketika Aku Menyerah

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:1M
Nilai: 5
Nama Author: Bhebz

"Buka hatimu untukku kak Praja," mohon Ardina Rezky Sofyan pada sang suami dengan penuh harap. Air matanya pun sejak tadi sudah menganak sungai di pipinya.

Pernikahan sudah berlangsung lama tapi sang suami belum juga memberinya kebahagiaan seperti yang ia inginkan.

"Namamu belum bisa menggantikan Prilya di hatiku. Jadi belajarlah untuk menikmati ini atau kamu pergi saja dari hidupku!" Balas Praja Wijaya tanpa perasaan sedikitpun. Ardina Rezky Sofyan menghapus airmatanya dengan hati perih.

Cukup sudah ia menghiba dan memohon bagaikan pengemis. Ia sudah tidak sabar lagi karena ia juga ingin bahagia.

Dan ketika ia menyerah dan tak mau berjuang lagi, akankah mata angin bisa berubah arah?

Ikuti perjalanan cinta Ardina Rezky Sofyan dan Praja Wijaya di sini ya😍

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bhebz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20 Yusta Si Calon Istri

Cuaca hari ini sama seperti kemarin.

Cerah.

Matahari muncul begitu percaya diri dan tak malu-malu meskipun semalaman hanya hujan deras yang tak berhenti sampai dini hari.

Praja Wijaya bangun tidur dengan perasaan yang sangat buruk. Penolakan yang dilakukan oleh Ardina padanya rasanya begitu membekas sampai otak bawah sadarnya.

Huffft ugggh.

Pria itu meregangkan otot-ototnya yang terasa sangat kaku. Setelah itu ia bangun untuk menuju kamar mandi. Sholat subuh sudah kesiangan tetapi tetap ia laksanakan berharap hari ini hatinya kembali baik.

Menggunakan setelan kerjanya, ia pun keluar dari kamar itu dan langsung menuju meja makan. Alif dan Dewinta sudah berada di sana dan sedang menikmati sarapan mereka dengan santai.

"Assalamualaikum Pa, ma," sapa pria muda itu dengan senyum diwajahnya.

"Waalaikumussalam. Ayok makan. Kamu mau yang mana nak?" Dewinta menjawab dan langsung sigap menunjuk dan menawarkan menu-menu yang tersedia di atas meja.

"Aku mau roti aja ma. Aku udah telat nih," jawab Praja seraya meraih irisan roti bakar yang sudah siap di atas meja. Ia menggigitnya dengan terburu-buru sampai habis. Segelas susu putih sebagai pelengkapnya ia habiskan dalam beberapa tenggak saja.

Alif dan Dewinta hanya menatap putra mereka dengan segala macam pikiran yang berseliweran di dalam pikiran mereka.

"Makannya jangan terlalu terburu-buru gitu dong, gak baik untuk pencernaan." Alif menegur sang putra.

"Udah telat pa, maaf. Aku pergi ma pa, assalamualaikum."

"Waalaikumussalam."

Keduanya menjawab bersamaan kemudian saling memandang. Mereka tahu kalau Praja paling tidak suka datang terlambat ke tempat kerjanya.

Praja berangkat bekerja dan meninggalkan kedua orangtuanya yang sudah siap membuka mulut untuk mengeluarkan isi hati mereka.

"Praja pasti sudah bertemu dengan Ardina dan mendapatkan balasan yang kurang menyenangkan pa." Dewinta berucap dengan tatapan menerawang. Ada rasa khawatir di dalam suaranya.

"Ya, saya juga berpikir begitu ma, karena sejak pulang dari pertemuan bisnis itu, ia sama sekali tidak bersemangat. Makan malam pun terlewatkan."

"Iya pa. Kasihan Praja. Apa kita yang harus menemui Ardina dan membantunya meminta maaf?"

"Ah sudahlah. Biarkan saja. Kita tunggu saja apakah anak itu mau meminta bantuan kita atau tidak."

"Hum, ya. Hari ini papa mau kemana?" Dewinta mengalihkan pembicaraan. Ia menatap suaminya menunggu jawaban.

"Ada urusan di luar. Mama mau ikut?"

"Boleh juga." Dewinta tersenyum. Meskipun mereka sudah berada pada usia lanjut tapi mereka selalu menyempatkan waktu untuk bersama.

🌹

Praja Wijaya sudah sampai di Perusahaannya. Ia berjalan bergegas masuk ke ruang kerjanya dengan mata sebentar-sebentar melihat pergelangan tangannya.

Ya, waktu. Ia merasa tidak nyaman dalam keadaan semua karyawan pada sibuk bekerja.

Ia adalah orang yang sangat disiplin dan tak pernah terlambat dalam hal pekerjaan, tapi sekarang, untuk pertama kalinya ia datang kesiangan seperti ini karena sebuah penolakan yang sangat menyakitkan.

"Selamat pagi pak," ucap Selfina menyambutnya di depan ruangannya. Gadis itu tampak ceria.

Praja berhenti sebentar dan menatap sekretaris barunya itu.

"Selamat pagi Fin. Apa ada berkas yang perlu saya tanda tangani?"

"Iya pak. Tentang lanjutan berkas proyek dengan pak Maher Abdullah yang selanjutnya akan..."

"Stop! Jangan ucapkan nama pria itu. Kerjasama kita gagal dengannya." Pria itu langsung memotong perkataan Selfina sampai gadis itu tersentak kaget.

"Hah? Maksudnya gimana ya pak? Saya kok tidak mengerti."

"Udah. Jangan dibahas." Praja mengibaskan tangannya. Auranya langsung menggelap hanya karena ia menyebutkan nama Maher Abdullah.

"Ah iya baik pak."

"Semua file atau apapun yang berhubungan dengan Maher Abdullah itu harus kamu hapus. Saya tidak ingin ada yang menyebut namanya di sini."

"Baik pak."

Praja tersenyum kemudian melangkahkan kakinya masuk ke ruangannya meninggalkan Selfina yang nampak melongo bingung.

"Lah kemarin semuanya tampak baik-baik saja. Sekarang kok malah jadi batal sih investasi nya. Mana lagi keuntungannya itu besar sekali."

Selfina menggelengkan kepalanya bingung.

"Pak Praja mungkin sedang PMS. Aku saja ditinggalkan di rumah makan itu sendirian. Eh untungnya ada Yudha yang bisa diajak main ML bareng." ucapnya dengan nada suara tenda bagaikan gumaman.

"Oh, ya Tuhan, Yudha. Aku bahkan lupa berterima kasih padanya karena telah mengantarku pulang ke rumah semalam."

Gadis itu langsung berlari ke arah mejanya dan meraih handphonenya yang ia simpan di dalam tasnya.

Nomor yang anda hubungi sedang berada di luar jangkauan. Begitu kata sang operator setiap ia menghubungi nomor pria itu.

"Ah sudahlah, mungkin orangnya masih tidur."

Ia pun menyimpan handphonenya dan bersiap untuk bekerja kembali.

"Hey, saya mau bertemu dengan Pak Praja. Dia ada di dalam gak?!"

Selfina mendongak. Ia melihat seorang perempuan cantik dan Seksih sudah berdiri di hadapannya dengan wajah terangkat sombong.

"Maaf ya mbak. Anda siapa? Dan apa sudah buat janji dengan pak bos?"

"Saya Yusta. Gak perlu juga buat janji. Saya calon istrinya pak Praja." Perempuan itu menjawab dengan sangat percaya diri.

"Oh gitu ya? Kalau begitu silahkan duduk dulu mbak. Saya akan beritahu pak Praja terlebih dahulu."

Selfina segera keluar dari meja kerjanya dengan pikiran menerawang. Ia pikir bisa mempunyai kesempatan untuk menjadi pendamping seorang Praja Wijaya, tapi sepertinya itu hanya angan-angan saja.

Dengan helaan nafas beratnya, ia pun memasuki ruang Praja Wijaya setelah mengetuk pintunya terlebih dahulu.

"Maaf mengganggu pak," ucapnya tersenyum. Praja yang sedang berhadapan dengan layar laptopnya langsung mengalihkan pandangannya ke arahnya.

"Ada apa Fin?"

"Ada tamu yang ingin bertemu pak."

"Siapa?"

"Katanya calon istri bapak." Praja langsung mengernyit bingung. Ia hanya ingat Ardina seorang dan tidak pernah memikirkan perempuan lain. Tapi ini,

"Suruh masuk saja Fin."

Ia biarkan juga tamunya itu untuk masuk meskipun ia tidak tahu siapa orangnya.

"Baik pak." Selfina pun keluar dari ruangan itu dan segera mempersilahkan tamu spesial itu untuk masuk.

"Hai Praja, terimakasih udah ngizinin aku masuk," ucap Yusta dan langsung menghampiri pria itu dengan wajah sumringah bahagia.

"Yusta? Ngapain kamu ngaku-ngaku kalau kamu calon istriku?" Praja menatap perempuan itu dengan tatapan tajam.

"Gak masalah dong ya, kamu 'kan sudah tidak punya istri jadi boleh dong aku menjadi calon istrimu." Yusta duduk di depan meja Praja dengan santai.

"Aku sedang sibuk dan tidak ada waktu untuk meladeni mu. Jadi katakan saja apa tujuanmu datang kemari."

"Aku ingin mengundangmu ke Jakarta. Aku ada proyek di sana. Aku pikir kita bisa mencari investor sama-sama, gimana pria tampan? Mau gak?"

Praja tampak berpikir. Satu investornya telah gagal bekerjasama dengan dirinya, jadi ini saatnya untuk mencari investor baru.

"Baiklah, kapan?"

🌹🌹🌹

*Bersambung.

Hai readers tersayangnya othor mohon dukungannya untuk karya receh ini ya gaess dengan cara klik like dan ketik komentar agar author semangat updatenya oke?

Nikmati alurnya dan happy reading 😊

1
Ratna Fika Ajah
Luar biasa
Khairul Azam
dr bab ini aku stop baca jujur sih meski ini novel aku paling gak suka perempuan yg memakasakan cinta, merendahkan harga diri jadi perwmpuan mahal dikit dong. geli sendiri aku bacanya
Dede Bleher: betuul.
aku benci pd perempuan yg menghiba pd pria demi Cinta.
krna aku pernah di tolak oleh pria jg!
aku di tolak malah aku gandeng mas bule.
taraaaaa, sekarang 31 thn nikah.
dan dia malah di jodohkan sm tetangga nya krna bujang lapuuuuk 🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
Khairul Azam
ya bener sih dibilang murahan menjijikan perempuan seperti itu
delfastri
ntar aje maafanya ramadhan aja masih lama pa lagi lebaran..
Diana Sofya
Luar biasa
Normah Basir
ternyata..,....oh ternyata
Normah Basir
double2 SJ mumpung masih kuat2nya
Normah Basir
sahabat lebih baik, tp adakah teman dekat sama laku2tanpa membawa perasaan
Normah Basir
valda buat penasaran penggemarnya pasti ramai
Normah Basir
kalau halus tak bisa masuk,kan TDK jdde bela durennya
Normah Basir
modul kamu David mau dilayani sama istri mau pijat2 ples
Normah Basir
tahan dululah ada orang lihat/Grin//Grin/
Normah Basir
TDK mau tersaingi orangtua SM menantu/Facepalm//Facepalm/
Normah Basir
tahanlah David di Tokyo bisa berkali2 ronde
Normah Basir
mau solo aja david
Normah Basir
David perempuan kadang bicara sebaliknya,kok dicuekan TDK peka
Normah Basir
apa lagi taktik David supaya dapat belah durennya
Normah Basir
David pencitraan seolah2 tak butuh padahal kebelet nikah
Normah Basir
deg-degan dulu valda bahagia akhirnya
Normah Basir
David kamu sungguh pemain handal mempermainkan valda
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!