Aku Bukan Simpanan, Tapi Istri Yang Disembunyikan

"Hubungan seperti apa maksud Kakak? Jika hanya ingin main-main, sebaiknya Kakak hentikan sekarang juga. Dia itu wanita yang pernah tersakiti karena suami seperti Adnan, jadi jangan sampai terjadi lagi. Kakak jangan menyakiti dia karena aku tahu betul kalau Kakak bukan pria yang mudah jatuh cinta kepada wanita." Ucap Maureen.

"Hubungan yang disaksikan oleh Tuhan, kami akan menikah." Ucap Agastya.

"Serius? Berarti dengan identitas Dania? Apa Papa Mama sudah tahu? Apa reaksi mereka?" Tanya Maureen.

"Mereka menolak, dan tetap memaksaku rujuk dengan Sherly." Jawab Agastya.

"Jangan mau Kak, tidak ada yang benar dari keluarga Abigail. Jangan sampai Kakak terjebak lagi."

"Kenapa kamu takut hal itu? Apa yang kamu menyembunyikan sesuatu?"

"Mama dan Sherly itu klop, pasti rencana Sherly akan mendapat dukungan dari Mama yang punya segudang rencana busuk menjebak Kakak. Andai dulu Kakak bisa tegas menolak pernikahan perjodohan dengan Sherly. Maka hidup Kakak tidak akan menyedihkan seperti sebelum bertemu Dania."

"Aku akan hati-hati, kamu awasi pergerakan Mama di rumah. Karena mulai kemarin, keuangan mereka semua sudah aku batasi limitnya. Jadi, kalau masih berbuat nekat. Jujur aku tidak segan menghentikan memberikan uang untuk Mama Papa. Biar saja mereka cari sendiri. Bukan mau jadi anak durhaka, tapi jika mereka keterlaluan bagaimana."

"Aku setuju dengan keputusanmu Kak, tapi tetap harus selalu waspada. Lindungi Dania dari kejamnya dunia. Jika perlu Kakak sewa pengawal, menjaga Dania dan anak-anak. Karena kita tidak tahu apa rencana busuk Sherly dan Mama. Aku tidak bisa mengawasi mereka 24 jam karena aku harus ke Klinik juga." Ucap Maureen.

"Terima kasih sudah mengingatkan Kakak, dan terima kasih sudah menerima Dania menjadi bagian keluarga kita. Kamu tahu saat pertama kamu bawa Dania menemuiku waktu itu, aku langsung jatuh cinta pada pandangan pertama dengan sosok Daisy. Cinta yang tidak main-main, aku sangat mencintai Dania dengan sepenuh hatiku." Ucap Agastya tersenyum.

"Baiklah, nikmati makan malam kalian. Aku harus segera pulang sekarang. Dania jemput bahagiamu bersama Kakakku. Kakak, jangan buat Dania hamil dulu sebelum kalian resmi menikah." Ucap Maureen membuat Dania melirik Agastya yang berusaha menahan senyuman. Karena mereka sudah melakukannya dua malam bahkan hingga pagi menjelang. Mungkin benih Agastya otw tumbuh.

Setelah makan, Agastya sungguh menginap di rumah Dania malam ini. Sesuai janjinya hanya menemani tidur, tidak membuat Istrinya kelelahan lagi.

Keesokan harinya, Dania sudah terbangun lebih dulu seperti hari biasanya. Tapi kali ini Dania nampak lebih segar, tidak pusing lagi. Jadi, dia langsung menyiapkan semua keperluan suaminya sekaligus memasak sarapan.

"Hubby... Ayo bangun, sudah jam 6 pagi. Katanya ada meeting. Mandi dan sarapan, aku sudah siapkan semua keperluan kamu serta makanan untuk sekedar mengganjal perut." Ucap Dania di samping ranjang, tapi Agastya menarik tubuhnya hingga jatuh menimpa badan kekar Agastya.

"Semalam hanya tidur, tapi rasanya ada yang kurang." Ucap Agastya.

"Besok saja ya, ingat pesan Dokter aku butuh istirahat dulu. Lagian kita suami istri SAH, mau kapan saja bebas kan? Jadi masih banyak waktu untuk kita terus melakukan kegiatan itu. Hubby jangan berpaling karena aku sakit ya." Ucap Dania khawatir.

"Tidak Honey... Tidak akan, percayalah! Ya sudah aku mandi dulu."

Setelah Agastya berangkat ke kantor. Dania sibuk membersihkan kamarnya sendiri. Meskipun ada pembantu di rumah, tapi untuk kamar area privasi. Dania tidak memperbolehkan orang lain untuk memasukinya bahkan sekedar menyapu.

"Ternyata aku butuh pakaian baru, mungkin shoping bisa menjadi obat. Tapi aku ijin dulu dengan Mas Agastya." Gumamnya seorang diri.

Tut

Tut

Tut

"Maaf Mas, aku mau shoping ke Mall. Boleh ya Hubby?" Tanya Dania.

"Boleh, tapi hati-hati ya."

"Terima kasih Mas Suami." Balasnya.

Dengan semangat 45 Dania mengendarai mobilnya sendiri menuju Mall terbesar.

"Aku butuh setelah kerja baru, dan juga aku butuh daster untuk aku pakai di rumah."

Dania menuju ke sebuah butik, yang menjual aneka pakaian kerja dengan kualitas dan model terbaiknya. Tapi saat di lorong Mall, tiba-tiba langkahnya dihadang orang.

"Oh... Sekretaris ini tidak kerja? Libur seenaknya karena jadi selingkuhan Pemimpin Perusahaan, enak banget hidupmu." Ucap Sherly bersama seorang wanita tua yang menatapnya tak suka.

"Maaf, kamu bicara dengan siapa? Selingkuhan? Aku selingkuhan siapa katamu?" Tanya Dania, karena sekarang banyak orang yang memperhatikan pertikaian mereka.

"Selingkuhan suamiku tentu saja, karena Agastya Wijaya suami Sherly Abigail. Dan kamu hanya Sekretaris gatal yang merusak rumah tangga orang." Ucap Sherly sengaja mengeraskan suaranya, membuat bisik-bisik terdengar sumbang.

"Aku jadi semakin curiga, sepertinya kamu bukan seorang Dokter Kandungan. Tapi pasien Rumah Sakit Jiwa yang kabur." Ucap Dania meledek.

"Kurang ajar, beraninya kamu menghina menantu kesayanganku." Ucap Nyonya Maura.

"Oh... Anda Ibunya Tuan Agastya, kalau begitu seharusnya Anda tahu. Wanita yang mengaku Istri Tuan Agastya, sebenarnya HANYA MANTA ISTRI."

"Jangan terus-terusan mengatakan hal konyol di hadapanku." Ucap Dania.

"Kalian sudah bercerai 5 tahun yang lalu karena kamu berselingkuh. Kamu boleh kok terus mengkhayal menjadi Istri dari Tuan Agastya. Tapi kamu salah jika melarang aku berdekatan dengan Tuan Agastya yang statusnya adalah seorang duda. Situ waras?" Ucap Dania sarkas.

"Dan kamu pikir saya akan setuju Putra saya menikah denganmu. Sekretaris gatal yang modal selang kangan ingin menjerat pria kaya. Sampai kapan pun, hanya Sherly menantu yang saya terima kehadirannya. Sebaiknya jika kamu punya hubungan dengan Agastya, hentikan sekarang juga." Ucap Nyonya Maura tersulut emosi.

"Jika aku tidak mau, bagaimana?"

Dania, sudah kebal dengan hinaan. Bukan beranti dia sering dihina. Karena di Kampung Pinus Buntu, semua orang memandang hormat Daisy. Bahkan ketika dia terjebak perbuatan hina bersama Adnan waktu itu. Tak seorang pun menatap rendah. Sekarang mertuanya yang baru menghinanya, punya apa dia selain Ibu dari Agastya hingga berani merendahkannya.

"Aku dan Mas Agastya saling mencintai, dia juga sudah menceritakan bagaimana bisa menikah dengan Sherly. Tidak ada yang patut dibanggakan dari hubungan yang terjalin karena keterpaksaan, apalagi berakhir dengan perselingkuhan. Aku hanya modal selang kangan? Tentu! Itu modal paling mudah meluluhkan untuk hati pria yang sudah menduda 5 tahun lamanya."

"Dan mungkin sebulan lagi akan ada kabar baik yang calon Ibu Mertua harus siap mendengarkannya. Aku pasti hamil benih dari Agastya Wijaya, di sini di perutku akan tumbuh calon cucu Anda Mama Mertua." Ejek Dania sambil mengusap-usap perut datarnya.

"Semoga saja harapanku menjadi kenyataan, aku bisa segera hamil." Gumamnya