NovelToon NovelToon
Dear Khadijah

Dear Khadijah

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Cintapertama / Cintamanis / Pembunuhan / Tamat
Popularitas:241.2k
Nilai: 5
Nama Author: AYSEL

Di pertemukan oleh waktu, di persatukan oleh takdir.
Namun, di pisahkan oleh ketamakkan.

Aishleen Khadijah dan Albiru Adityawarman.

Dua insan berbeda karakter, awal pertemuannya begitu unik.
Diam-diam saling mengagumi dan melangitkan nama masing-masing dalam doa.
Hingga pada akhirnya dipersatukan oleh takdir.
Saat kebahagiaan tengah menyelimuti keduanya, mereka harus terpisah oleh ketamakkan.

Takdir buruk apa yang memaksa mereka harus berpisah?
Akankah takdir baik menyertai keduanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AYSEL, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tempat yang layak.

...20. Tempat yang layak...

Biru.

Seminggu berlalu. Biru belum kembali kerumah setelah pertikaian antara Barid dengan Senja. Yang ia dengar hanya rengekan Barsha karena ditinggal Senja menginap dirumah Iyang, tak biasanya Mamanya itu pergi dari rumah dalam kurun waktu yang lama.

Pun keadaan dirinya dengan Kha. Kecanggungan menyelimuti keduanya. Tak ada lagi tegur sapa atau obrolan ringan yang biasa mereka lakukan. Sekalipun mendapatkan pekerjaan ditempat yang sama, Kha selalu acuh berlagak tak kenal.

Perempuan seperti, Kha, biasanya nggak pacaran, apalagi bersentuhan sama pria kalau belum nikah gitu, Ujar Fadli malam itu.

Agamanya kuat. Cewek kayak gitu biasanya cuman nikah dijodohin sama orang tuanya, atau ta'aruf.

Mendengarnya, Biru sampai mencari di situs pencarian. Mempelajari tentang sikap perempuan seperti Kha, yang berpenampilan sangat tertutup layaknya Ibu-ibu.

Helaan napas panjang terdengar lirih keluar dari mulutnya. Biru memperhatikan gambar dilayar monitor yang menampilkan foto gadis bercadar. Salah satu foto Kha yang ia simpan di galeri laptopnya. Kha nampak anggun sekalipun tak terlihat wajahnya. Laki-laki mana yang tidak akan tertarik dengan gadis semanis dia. Bahkan hampir semua pegawai laki-lakinya selalu membicarakan gadis sebelah.

Lalu Biru? Sama... Ia pun menaruh hati kepada sipemilik nama aneh. Gadis yang ia temui belasan tahun lalu itu, sedikit banyaknya telah mengubah cara pandang dirinya tentang hidup. Membuka kembali akal sehatnya untuk selalu mendahulukan Allah daripada dunia. Kha perempuan berbeda dari puluhan perempuan diluar sana, itu sebabnya Biru merasa mendapat tempat ternyaman saat berada didekatnya. Apakah ini bisa di namakan suatu ketertarikan? Entahlah... Biru terlalu rapi menyembunyikan tentang perasaanya terhadap Kha.

“Bi...”

Biru gelagapan, ia ditarik paksa dari lamunan saat memandang kosong layar monitor. Segera ia alihkan layar sebelum Gentar melihat foto Kha.

Tetapi terlambat, Gentar sudah lebih dulu melihat dan tertawa mencibir.

“Berat....” ucap Gentar. Biru melirik Gentar, laki-laki itu merebahkan tubuhnya di sofa. Membuat lipatan tangan untuk dijadikan bantalan. “Bakal berat, Bi, punya rival adik sendiri.”

Biru tak menyangkal juga tak menjawab. Pandangannya kembali kosong. Benar apa yang dikatakan Gentar, ia mungkin mampu bersaing dengan 1000 laki-laki Sholeh diluar sana tapi tidak mungkin bisa bersaing dengan adik sendiri.

“Tapi sekalipun kalian bersaing, gue yakin elu pemenangnya.”

Biru mengernyit. Menurunkan satu alis dan menaikan sisi lain.

“Kha nya juga lebih nyaman sama elu dari pada sama Barid.” ucap Gentar sebelum ia benar-benar memejamkan mata.

Ucapan Gentar tak membawa dampak besar bagi Biru. Karena selain ia tak ingin menjadikan Barid saingan, terlebih Afeksinya terhadap Kha masih samar dan abu-abu.

Biru lekas mengambil ransel dan kunci motornya. Ia harus membawa Senja kembali kerumah sebelum suasana rumah menjadi temaram. Ia memberi pesan pada Fadli jika dirinya akan pergi dan entah kapan akan kembali ke studio, Biru mempercayakan pekerjaan sepenuhnya pada Fadli dan Gentar.

*****

Tiba di rumah Iyang, Biru meletakkan motor di halaman depan, tempat dimana ia habiskan masa kecil selama ditinggal dinas oleh Awan. Taman bunga mini dan serambi teras juga masih sama persis seperti dulu.

Biru tersenyum, mengingat betapa bahagianya ia dulu. Menghamparkan mainan diserambi teras, ditemani Almarhum Akung dan Iyang. Belajar menerbangkan layangan, dan merebahkan diri di kursi rotan setelah lelah berpanas-panasan mencari ikan di Setu belakang komplek.

Senyumnya masih mengembang saat Senja membuka pintu rumah. Wajah cantik Senja terlihat kuyu tak bersemangat. Biru lekas merengkuh tubuh Senja kedalam pelukannya. Tubuh Senja yang dulu begitu kuat menggendong dirinya kesana kemari, kini terasa sangat ringan.

“Yang bikin betah disini sampai lupa punya anak-anak dirumah tuh apa?”

Senja bergeming. Tubuh yang tadinya tenang perlahan mulai terguncang. Suara isakan tangis pun terdengar lirih. Senja pasti sangat terpukul, seorang anak yang ia lahirkan dan besarkan mengecewakan dirinya.

“Mama gagal jadi ibu, Bang....”

Biru mengangkat kepala Senja dengan 2 bilah telapak tangannya. Mengusap air mata yang mungkin telah terkuras beberapa hari terakhir.

“Siapa yang bilang?”

Biru kembali memeluk Senja. “Ribuan Ibu terbaik diluar sana, Cuma Mama yang paling hebat dimata Biru, juga Barid sama Acha.”

Senja melepaskan pelukan Biru, kembali masuk dan duduk diruang tamu. Biru membuntuti lalu merebahkan tubuh disamping Senja, tangan mungil Senja kembali di genggamnya erat.

“Bagi Mama, Kalian semua anak Mama, tak ada bedanya. Mama selalu berusaha bersikap adil pada kalian. Mama nggak habis pikir, kenapa bisa Barid yang Mama besarkan sama seperti Mama membesarkanmu, sampai hati melukai hati kamu.”

“Barid nggak salah, Ma. Mama Jihan juga nggak sebaik it--”

“Bang!”

Biru tak melanjutkan ucapannya karena terpotong oleh Senja.

“Mama Jihan juga baik, selama ini ia juga ikut andil membesarkan kamu, kamu nggak boleh berkata buruk tentangnya.”

“Kalau ada orang yang harus disalahkan, itu Mama, Bang. Harusnya sejak dulu Mama jelaskan pada Barid, tentang keadaan kita yang sebenarnya. Harusnya Barid tidak sampai memahami sendiri yang akhirnya menciptakan pikiran buruk.”

Biru mengusap lembut tangan Senja, sesekali mendaratkan ciuman di tangan mungil itu. “Bukan Mama yang salah. Bukan Barid juga Biru,”

“Kha?” Biru menatap mata sembab Senja. Ia khawatir Mama justru akan berpikir Kha lah sumber dari pertikaian ini.

Biru menggeleng. “Sekalipun bukan, Kha. Hal ini pasti terjadi, ini cuma bentuk protes Barid sama keadaan keluarga kita.”

“Maksud, Mama. Abang juga suka sama Kha?”

Biru tak lekas menjawab. Wajahnya tertunduk. Haruskah ia bilang 'Iya' sedangkan mereka tahu Barid juga menyukai Kha.

“Berebut mainan sama Barid saja, Biru selalu kalah,” seloroh Biru. Ia mencibir dirinya sendiri. Bukan waktu yang tepat untuk saat ini.

Dan tiba-tiba....

“Baguslah, Aku hanya perlu berusaha tanpa harus bersaing sama, Abang.” ucap Barid dari ambang pintu.

Biru dan Senja sama-sama tak menyadari kehadiran Barid.

“Padahal aku sudah siap bersaing.” sambungnya lalu duduk disebelah Senja.

“Jangan buat dirimu siap bersaing, karena dalam persaingan itu ada kekalahan. Jadikan dirimu layak, karena perempuan butuh tempat yang layak.”

1
Siti Dede
Jahatnya Bariid
Ita Yuhana
nyesek q bacanya 😭😭😭😭
Ita Yuhana
pedes banget itu mulut barid
Ita Yuhana
kayaknya sama" ada rasa nich .... asyik lanjut kk
Najwa Najwa
😭😭😭😭😭
Nur Nazeerah:: Najwa-Najwa
total 1 replies
Qin one
lihat judulnya, penasaran
baca bab awal,mulai tertarik
baca bab 2,mulai suka
q lanjut baca ya kak author, makasih 🙏😉
Bunga Dwi Femina
kadang heran aku sama yg novelnya bagus yg baca cuman sedikit,yg tulisannya amburadul malah dapet milestone,semangat ya kak ditunggu novel2 berikutnya
Bunga Dwi Femina
barid lebih cocok JD anaknya Jihan,sama2 ambisius,kalo biru malah kek senja...santaiiiii
Firzanah Ghassani
sangat puas sama endingnya. alurnya pun gk begitu berat. trima kaaih thor
RosE
Bagus banget ceritanya... q sampai nangis bacanya 🥺 thanks ya Thor, sudah menyuguhkan cerita yg lain dari yang lain... sampai marathon bacanya, penasaran gimana cerita selanjutnya... semangat terus berkarya ya... 💪❤️
Eka Suryati
Kha wanita soliha
Eka Suryati
Awal kisahmu dimulai Kha
Eka Suryati
Wanita anggun nan soleha
Eka Suryati
Kha....senang sekali
Eka Suryati
Aamiin
Eka Suryati
absen, komen dan Next
Eka Suryati
Next
Eka Suryati
Keren kok Kha
Eka Suryati
Muslimah sesungguhnya
Eka Suryati
Tidak.mengenal pacaran👍🏻👌🏻💪🏻💪🏻
karena akan ada tahap yang namanya ta'aruf
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!