NovelToon NovelToon
Di Bawah Aturan Suami Baruku

Di Bawah Aturan Suami Baruku

Status: sedang berlangsung
Genre:Dokter / Selingkuh / Crazy Rich/Konglomerat / Konflik etika
Popularitas:6.2k
Nilai: 5
Nama Author: Ziafan01

Saat Shima lyra senja seorang dokter berbakat di rumah sakit ternama, menemukan suaminya berselingkuh dengan sahabatnya sendiri, dunianya hancur seketika.
Pengkhianatan itu tidak hanya merenggut pernikahannya, tapi juga rumah, nama baik, dan tempat untuk pulang.
Di titik terendah hidupnya, ia menerima tawaran tak masuk akal datang dari Arru Vance CEO miliarder dingin dengan aturan yang tidak bisa dilanggar. Pernikahan kontrak, tanpa cinta, tanpa perasaan. Hanya ada aturan.
Namun, semakin dekat ia dengan Arru, semakin ia sadar bahwa sisi dingin pria itu menyembunyikan rahasia berbahaya dan hati yang mampu merasakan semua yang selama ini ia rindukan.
Ketika pengkhianatan masa lalu kembali muncul dan skandal mengancam segalanya, Shima harus memilih: mengikuti aturan atau mempertaruhkan segalanya demi cinta.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ziafan01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dr SENJA CALON NYONYA VANCE

Di sisi lain, Laura menatap undangan itu sambil menggigit bibir. Pandangannya panas, cemburu bercampur iri. Ia langsung membandingkan Shima dengan Arya, bibirnya bergetar marah.

“Kau lihat? Arya seharusnya yang berada di posisinya. Tapi wanita itu… Shima… dia… dia tidak pantas mendapatkan semua perhatian Tuan Arru!” gumam Laura dengan suara pelan, tapi cukup keras untuk membuat beberapa staff mendengar.

Arya sendiri, yang kebetulan berada di ruang istirahat dokter, menerima salinan undangan secara tak sengaja dari perawat. Ia menatapnya, wajahnya berubah pucat, matanya menatap kosong. Rasanya seperti seluruh dunia berputar. “Shima…? Bagaimana bisa dia…?” gumamnya tak percaya.

Di koridor rumah sakit, bisik-bisik staf dokter dan perawat mulai merebak. “Calon istri Tuan Arru itu Shima Lyra Senja? Dokter terbaik rumah sakit kita?”

“Auranya berbeda banget… pasti ada sesuatu yang membuatnya spesial,” ujar salah satu perawat muda, menatap Shima yang sedang berjalan tenang dengan kepala tegak.

Shima sendiri, yang sedang memeriksa jadwal operasi, merasakan tatapan penasaran dan iri itu, tapi ia tetap fokus. Ia tahu setiap langkah hari ini adalah bagian dari permainan baru hidupnya, versi dirinya yang lebih kuat dan lebih percaya diri.

Sementara itu, Arru memantau semua kabar ini dari kantornya, senyum tipisnya muncul. Semua rencana berjalan sesuai harapan. Shima tidak hanya menjadi pusat perhatian, tapi juga tak bisa diganggu gugat. Semua orang mulai sadar wanita ini bukan sembarangan.

Di salah satu koridor rumah sakit, Arya berjalan terburu-buru mencari Shima. Pandangannya tajam, wajahnya memerah karena campuran marah dan penasaran. Ia melihat Shima sedang memberi arahan kepada beberapa residen baru, tutur katanya tegas dan profesional, aura percaya dirinya memancar jelas.

Arya meneguk ludah dan akhirnya menghampiri Shima. “Shima… apa maksud dari undangan itu?” tanyanya, suaranya terdengar sedikit terguncang.

Shima menoleh sebentar, senyumnya tipis namun menusuk. “Maksud undangan itu?” jawabnya santai, namun kalimat berikutnya seperti duri yang menusuk hati Arya. “Jangan sampai lupa datang ke pernikahan ku bersama Arru. Anggap saja ini… pesta perpisahan kita.”

Tanpa menunggu jawaban Arya, Shima menoleh dan berjalan meninggalkannya, langkahnya mantap dan tanpa keraguan. Arya hanya bisa terdiam, menatap punggung Shima yang pergi, rasa sakit dan cemburu bergejolak di dadanya.

Tak lama setelah itu, notifikasi pesan masuk ke ponsel Shima. Ia membuka dan membaca pesan dari Arru:

"Aku akan menjemputmu. Aku sudah bicara dengan Leonhard agar membawa Shima. Besok adalah hari pernikahan kita. Aku akan membawamu ke kantor."

Shima menatap layar sejenak, menelan napas dalam-dalam. Sebuah senyum tipis muncul di bibirnya. Ia membalas singkat, “Baik, aku akan bersiap.”

Dengan pikiran yang campur aduk antara cemas, penasaran, dan sedikit senang Shima menutup ponselnya. Ia menatap sekeliling rumah sakit, memastikan semua pasien dan staf terurus, sebelum perlahan menuju ruangannya, bersiap menghadapi hari yang akan mengubah hidupnya selamanya.

***

Suasana rumah sakit mendadak berubah tegang saat pintu ruangan Shima terbuka perlahan. Semua staf yang sedang beraktivitas menoleh, bisik-bisik segera terdengar, mata mereka tak bisa lepas dari sosok Arru Vance yang masuk dengan langkah tenang dan percaya diri.

Arru menatap sekeliling sebentar, lalu matanya tertuju pada Shima. Ia tersenyum tipis, menyapa dengan hangat, namun aura kekuasaan dan dominasi tetap terpancar. “Shima,” ujarnya, suaranya lembut tapi tegas.

Shima menunduk hormat sebentar, kemudian menatap Arru kembali dengan senyum tipis yang sedikit gugup. Ia menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan detak jantungnya, dan menyesuaikan diri dengan peran yang harus dimainkan: pasangan yang hangat, mesra, dan penuh perhatian.

Arru melangkah mendekat, tangan kanannya dengan lembut menyentuh punggung Shima, sedikit menuntunnya mendekat. “Sudah sarapan?” tanyanya seolah menanyakan hal sepele, namun tatapan matanya penuh perhatian dan rasa sayang yang nyata.

Shima mengangguk, tersenyum tipis, dan menanggapi dengan lembut, “Sudah… tapi mungkin aku bisa sarapan lagi nanti, bersamamu.”

Setiap gerak-gerik mereka, setiap kata yang terucap, begitu natural hingga semua staf yang menyaksikan mulai bersorak dalam hati dan bergosip. Mereka menyaksikan chemistry pasangan ini meskipun baru, namun terlihat nyata, harmonis, dan menyenangkan.

Dari kejauhan, Arya berdiri dengan wajah memerah, matanya menatap Shima dan Arru. Tangan Arya mengepal erat, dada terasa sesak, dan hatinya dipenuhi perasaan cemburu dan marah. Ia menelan ludah, menahan diri agar tidak membuat keributan, tapi tatapannya tak bisa lepas dari Shima yang kini tampak bersinar di sisi Arru.

Shima, di sisi lain, merasa sedikit gugup karena harus memainkan perannya, tapi perlahan ia mulai menikmati peran itu. Dalam diam, ia bersumpah akan menggunakan semua kekuatan dan kecerdasannya untuk membalikkan keadaan dan melindungi dirinya.

Arru tersenyum tipis melihat Shima, matanya seolah berkata, “Aku akan menjagamu, apapun yang terjadi.”

Mobil mewah yang membawa Arru dan Shima meluncur meninggalkan halaman rumah sakit. Jalanan dipenuhi lampu kota yang berkilau, suasana malam menambah kesan dramatis perjalanan mereka. Shima duduk di samping Arru, masih sedikit gugup, tapi matanya bersinar penuh rasa ingin tahu. Arru tetap tenang, tangannya sesekali menyentuh tangannya Shima di sandaran kursi, bukan terlalu mencolok, tapi cukup untuk memberi rasa aman.

Sesampainya di gedung kantor Arru, pintu kaca otomatis terbuka. Semua karyawan yang berada di lobi menoleh dan tersenyum hangat. Bisik-bisik terdengar, mata mereka fokus pada Shima yang kini tampak elegan dan memukau. Tak sedikit yang terkagum melihat kombinasi kecantikan dan aura profesional seorang dokter dalam dirinya.

Arru berjalan di sisi Shima, menunduk sedikit dan berbisik, “Tuan Arru memiliki istri yang sangat cantik dan pintar… dokter hebat.” Suara Arru lembut, namun tegas, seolah memberi tahu siapa yang kini menjadi miliknya.

Shima menatapnya sebentar, senyum tipis muncul di bibirnya. Ia mengerti peran yang harus dimainkan: istri yang tampak bahagia, percaya diri, dan menyatu dengan Arru. Dalam diam, ia merasa sedikit lega, karena aura negatif soal dirinya selama ini mulai sirna di hadapan publik dan terutama di hadapan orang-orang yang menilai.

Arru terus menatap Shima, sorot matanya lembut, tapi penuh kewaspadaan. “Dengan pernikahan ini, berita negatif akan sirna. Semua akan melihat kita sangat cocok,” bisiknya lagi. Shima hanya mengangguk, tetap menahan senyum, menyesuaikan diri dengan romansa yang harus dipertontonkan.

Sejumlah karyawan mulai menghampiri mereka, memberikan salam hormat. Shima membalas dengan sopan, menunduk singkat, aura profesionalisme tetap terlihat meski tengah berada dalam situasi yang menuntut romantisme.

***

Sesaat setelah Shima dan Arru memasuki lobi kantor, Arru menepuk bahu Shima lembut, memberi isyarat untuk menyesuaikan diri. Ia menoleh ke karyawan yang menunggu dan berkata dengan nada formal tapi tenang, “Selamat pagi. Saya ingin mengenalkan istri saya, Dr. Shima Lyra Senja. Ia akan berada di sini hari ini bersama saya.”

Karyawan-karyawan menunduk hormat, beberapa tersenyum kagum, dan bisik-bisik tak bisa dibendung. Beberapa orang saling bertukar pandang, menyadari betapa elegan dan profesional Shima terlihat, sekaligus terkesan dengan aura miliarder Arru yang tetap tegas namun penuh perhatian.

1
Wita S
kereennnn
Sweet Girl
Siram bensin terus aja...
Sweet Girl
Buat memelihara bangkai di rumah, Laura... mending dibuang aja.
Sweet Girl
Dan bakal kehilangan Dana segar Luuu pada...
Sweet Girl
Asyeeek... beli yang kau mau, Shima...
bikin mereka yg menyakiti melongo.
Sweet Girl
Tunggu tanggal mainnya duo penghianat.
ketawa aja kalian sekarang sepuasnya, sebelum ketawa itu hilang dr mulut kalian.
Sweet Girl
Nah Lu... kapok Lu... sekalian aja seluruh Penghuni rumah sakit denger...
Sweet Girl
Kelihatan sekali yaaaa klo kalian itu bersalah.
Sweet Girl
Ada Gondoruwo🤪
Sweet Girl
Kamu pikir, setelah kau rampas semua nya, Shima bakal gulung tikar...
OOO tentu tidak... dia bakal semakin kaya.
Sweet Girl
Masuklah sang Penguasa 🤣
Sweet Girl
Dan pilihan mu akan menghancurkan mu... ojok seneng disek...
Sweet Girl
Kamu yang berubah nya ugal ugalan Brooo
Sweet Girl
Ndak bahaya ta... pulang sendiri dengan nyetir mobil sendiri?
Sweet Girl
Kok ngulang Tor...???
Sweet Girl
Wes ora perlu ngomong, Ndak onok paedaheee.
Sweet Girl
Naaah gitu dong... semangat membongkar perselingkuhan Suami dan sahabat mu.
Sweet Girl
Musuh dalam selimut, iya.
Sweet Girl
Gayamu Ra... Ra... sok bener.
Sweet Girl
Kamu jangan kebanyakan mikir tho Syma...
mending bergerak, selidiki Arya sama Laura.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!