Kisah ini menceritakan tentang seorang anak yang bernama Darman dan lebih di kenal dengan nama si rawing, dia adalah anak dari seorang jawara silat, tapi sayang bapaknya meninggal akibat serangan kelompok perampok yang datang ke desanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Panel Bola, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Melawan si Gempar
Mendengar cerita dari Ki Odang, Narsiyah memegang kedua tangan Si Rawing penuh dengan rasa cemas, "Kang Darman, akang lebih baik pergi menyelamatkan diri, akang tidak perlu menghadapi si Gempar anaknya Ki Bewok, sebab tindakannya pasti tidak jauh berbeda seperti bapaknya."
Si Rawing tersenyum, terus menatap ke arah Ki Odang dan Narsiyah secara bergantian, "hehehe, tenang Abah, nyai, kalian tidak perlu cemas seperti itu, ini adalah hal yang bagus, meskipun yang datang bukan si Bewok langsung, itu tidak apa-apa, tidak ada kayu, rotan pun jadi."
"ehhh, jang Rawing, Abah sengaja buru-buru kesini untuk memberi tahu jang Rawing, agar jang Rawing segera pergi menyelamatkan diri, sebab si Gempar itu sudah menguasai seluruh ilmu silat yang di miliki oleh Ki Bewok."
"Mohon maaf Abah, nyai, Awing bukan tidak mau mendengarkan nasihat kalian berdua, tapi orang yang bersangkut paut dengan dengan si Bewok, itu sudah jelas bakalan menjadi musuhnya Si Rawing, syukur kalau mereka mau datang kesini, jadi sekarang Awing akan mencegatnya, Awing ingin melihat bagaimana kehebatan si Gempar anaknya si Bewok itu."
Setelah mengatakan hal itu, Si Rawing membawa cangkulnya, lalu pergi meninggalkan Ki Odang dan Narsiyah. Dia akan menghadang kedatangannya si Gempar dan antek-anteknya.
Ki Odang dan Narsiyah saling tatap.
Ki Odang sudah mengerti dengan sikap Si Rawing, kalau dia sudah memutuskan untuk melakukan suatu hal, maka sudah tidak bisa di halangi lagi.
Ki Odang menarik nafasnya, "hadeh, bukannya menghindari bahaya ini malah nyamperin bahaya, ayo kita ikuti jang Rawing nyai."
Ki Odang dan Narsiyah, berjalan mengikuti Si Rawing, meskipun Si Rawing berjalan seperti orang biasa, tapi Ki Odang dan Narsiyah tertinggal sedikit jauh.
Si Rawing menebak jalan yang akan di lalui oleh si Gempar dan antek-anteknya.
Setelah sampai di tujuan Si Rawing memanjat keatas pohon yang ada sisi jalan, dia menyandarkan tubuhnya, menurut tebakan dirinya, jalan ini akan di lewati oleh si Gempar.
Tidak lama kemudian, dari jarak yang lumayan jauh, Si Rawing melihat ada enam orang yang sedang berjalan menuju ke arahnya, di barisan belakang orang-orang itu, Si Rawing mengenalnya, mereka adalah Ki Jaka dan kedua muridnya.
"hehe, jadi itu sepertinya orang yang bernama Gempar anaknya si Bewok, dari cara dia berjalan memang memiliki sifat yang sombong seperti bapaknya."
Enam orang itu sudah hampir sampai di pohon yang di panjat oleh Si Rawing.
Si Rawing langsung melompat menghalangi jalan mereka.
Enam orang itu terpaksa menghentikan langkah mereka.
"siapa kamu.? Berani-beraninya kamu menghalangi jalanku.?" ucap si Gempar sambil melotot ke arah Si rawing.
Ki Jaka dan kedua muridnya terkejut, mereka tidak menyangka kalau Si Rawing akan menghadang jalan mereka.
Ki Jaka langsung menghampiri si Gempar, "Dia. Adalah Si Rawing den, sepertinya dia sudah mengetahui kalau kita akan melewati jalan ini."
Si Gempar lalu menatap kearah anak buahnya, "ohh jadi dia yang namanya Si Rawing, dengarkan, kalian tidak perlu ikut campur dalam urusan ini, kalian cukup melihatnya, Si Rawing bakalan mati ditanganku."
Si Gempar maju dua langkah, sedangkan yang lainnya mundur.
"haha, jadi kamu yang namanya Si Rawing, aku si Gempar anaknya bah Bewok ketua dari kelompok Macan Liar, kamu sudah datang kesini, berarti kamu sudah bosan hidup Rawing."
"hehe, benar aku Si Rawing, tapi sayang aku malah bertemu dengan anaknya, yang aku harapkan yang datang itu si Bewok, yang borokokok yang suka makan tai kotok."
Wajah si Gempar berubah menjadi merah saat mendengar perkataan Si Rawing, yang seolah-olah memandangnya sebelah mata dan juga berani menghina bapaknya.baru kali ini ada orang yang berani berbicara seperti itu kepadanya.
"sialan kau Rawing, tidak lama lagi kau akan mati di tanganku Rawing, saat itu terjadi aku akan meminum darah kamu."
"hehe, memangnya darah aku itu sirop, dasar bodoh, lebih enak brutu ayam daripada minum darah, kamu tahu brutu ayam? Iya pantat ayam, tidak beda jauh bentuknya seperti muka kamu."
"sialan kamu, jangan banyak bicara ayo kita mulai pertarungan ini, hia."
Si Gempar langsung menyerang, pukulan tangannya itu sangat kuat.
Si Rawing juga melakukan pukulan.
"buk. Duar"
terdengar suara yang nyaring saat kedua pukulan itu bertemu, si Gempar mundur empat langkah kebelakang terdorong oleh tenaga dalamnya si rawing. sedangkan Si Rawing masih berdiri tegak di tempatnya.
Gempar terkejut, dia tidak menyangka kalau Si Rawing mempunyai tenaga dalam yang lebih kuat dari dirinya.
Dia sadar kalau lawannya itu tidak bisa di anggap enteng, jadi dia mengeluarkan goloknya, "ini golok tidak akan kembali lagi ke tempatnya kalau tidak memakan korban rawing, jadi kamu siap-siap."
"iya, kalau kamu bisa menggunakannya."
"mati kamu Rawing. Hia."
Gempar sudah tidak bisa lagi menahan amarahnya, dengan gerakan cepat dia menebaskan goloknya kearah anggota tubuh Si Rawing.
Sedangkan Si Rawing menghindari serangan itu menggunakan jurus kembang Sari.
Semua serangan yang di lakukan oleh si Gempar dapat di hindari semua.
Saat serangan terakhir si Gempar dapat dihindari, Si Rawing melakukan tamparan ke arah wajahnya si Gempar. Tapi dengan cepat gempar melompat ke arah belakang lumayan jauh.
Keringat dingin keluar dari dahinya si Gempar, kalau saja tamparan itu mengenai wajahnya, bisa di pastikan dia akan mengalami luka yang lumayan serius.
Sedangkan Ki Jaka dan yang lainnya, melihat pertarungan itu dengan wajah serius.
Si Gempar kembali menyerang, goloknya memutar seperti kincir angin, berubah menjadi gulungan cahaya putih, lalu maju kearah tubuhnya Si Rawing. Ilmu golok yang di wariskan oleh si Bewok memang sudah terkenal dengan kekuatannya.
Namun Si Rawing juga telah menguasai ilmu silat Ulin Karuhunan, serangan si Gempar dengan mudah di hindari, lalu dia mengurungkan jurus Geni Pamatri, sorot matanya jadi sedikit menyala, gerakannya jadi cepat seperti seekor macan.
Perubahan gerakan Si Rawing yang aneh, membuat Gempar lengah, pukulan yang mengenai pundaknya sudah tidak bisa dia hindari lagi.
"buk"
"ahh."
Si Gempar mundur lima langkah, hampir saja dia terjatuh, tapi dengan cepat dia menstabilkan tubuhnya, dia merasakan sakit di pundaknya yang terkena pukulan Si Rawing.
Ki Jaka yang melihat gerakan Si rawing, berbicara dalam hatinya, "benar-benar Si Rawing, dia telah menguasai ilmu silat Ulin Karuhunan, gerakan-gerakannya memang aneh, si Gempar juga sepertinya menjadi bingung makanya terkena pukulan Si Rawing, kalau seperti ini terus, pertarungan ini bakalan di menangkan oleh Si Rawing."
Ki Jaka jadi khawatir, dia takut kalau si Gempar bakal mengalami kekalahan.