NovelToon NovelToon
Kunikahi Gadis Yang Mirip Mendiang Istriku

Kunikahi Gadis Yang Mirip Mendiang Istriku

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta Seiring Waktu / Duda
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: LebahMaduManis

Aksa bertemu dengan gadis pemilik toko kue yang memikat hatinya, namun ia terpikat bukan karena gadis itu sendiri, melainkan terpikat karena gadis itu sangat mirip mendiang istrinya.

Aksa berusaha mendekati Si Gadis untuk bisa mendapatkannya, bagaiman pun caranya ia lakukan bahkan dengan cara licik sekalipun, asalkan ia bisa memiliki gadis yang sangat mirip dengan mendiang istrinya

Akibat obesesi Aksa yang melampaui batas, gadis itu pun terjerumus dalam lembah penuh hasrat Si Pria yang dominan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LebahMaduManis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19

Aksa menarik nafas panjang dan mengembuskannya kasar hingga memicingkan bibirnya tanpa sadar, para staf dan tim sudah lebih dahulu meninggalkan ruangan tatkala acara telah selesai.

Kini hanya tersisa Aksa, Erina, Sang Asisten dan Sekertarisnya "Saya izin pamit pulang lebih dulu" ucap Erina, ia menundukan sedikit kepalanya

Aksa yang masih duduk diujung sofa sontak berdiri "Tunggu Nona, biar saya yang antar kamu pulang" timpal Aksa, nada bicaranya seakan memaksa

"Terimakasih pak, tapi itu tidak perlu, ini masih sore masih mudah untuk memesan ojek online" tangan Erina menggerayang ke samping pinggang menelusuri setiap saku yang berada di pakaiannya, dan beralih menelusuri isi tas yang ia kenakan di bahu, Erina baru sadar handphonenya tertinggal di saku celemek yang lepas sebelum berangkan ke kantor Aksa.

"Kenapa Nona? Ani problem?"

"Ng? ... handphone saha ketinggalan di toko" lirih Erina pelan sambil tersenyum hingga memperlihatkan barisan giginya

"Bagus, jadi kamu bisa pulang sama saya" Ejek Aksa, ia sedikit tertawa dan mengangukan kepalanya beberapa kali

Rio bergegas menghampiri Aksa memberikan kunci mobil pada atasannya "Rio bantu Navella, mebereskan ruangan ini"

"Navella, pastikan besok pagi sebelum saya datang, ruangan ini sudah kembali seperti semula" titah Aksa, ia memakai kembali Jas yang ia tanggalkan di kursi kerjanya "jika perlu bantuan profesional panggil lah"

Aksa melangkahkan kakinya menuju pintu untuk keluar dari ruangannya, disusul Erina dari belakang, jarang langkah mereka cukup terbentang hingga lebih dari dua meter, Aksa melangkahkan kakinya terlalu cepat ditambah kakinya yang jenjang, membuat Erina kesulitan mengikuti langkah kaki Pria di hadapannya.

Aksa membalikan badannnya, ia melihat Erina berada jauh di belakangnya, ia baru sadar langkahnya terlalu cepat, ia tak mengimbangi langkah gadis dibelakangnya. Jika harus Erina yang mengimbangi langkah si Pria tentunya Erina harus berlari kecil untuk memiliki jarak langkah yang sama.

Aksa membukakan pintu mobil untuk Erina, ia kembali mengitari bagian depan mobil untuk duduk di kursi kemudi.

Jalanan padat sore ini, langit yang tadinya berwarna biru berubah menjadi sedikit kemerahan dan berangsur menjadi hitam, Matahari tenggelam, seakan memberikan waktu untuk rembulan bersinar di temani kerlap-kerlip sang bintang.

"Pak, mungkin bapak bosan mendengar saya mengucapkan terimakasih, tapi memang kenyataannya saya harus mengucapkan kata itu, bapak banyak membantu saya" Ucap Erina, ia membuka sesi obrolan

"Tapi kamu juga sudah banyak membantu saya" tangan Aksa tetap berada pada kemudi namun sesekali ia memalingkan wajahnya dan memberikan senyuman pada Erina.

"Pak, perempuan yang tadi siang dikantor sama bapak itu istri bapak ya?" Pertanyaan Erina membuat Aksa terbelalak.

"Bukan"

"Kaka ? Atau sepupu?" Tanya si gadis, seakan penasaran, ia berharap Aksa akan menjelaskan

"Bukan" jawab Aksa, intonasinya lembut mendayu "memang kenapa? Apa kamu cemburu?" Ia mengejek

"Eh ... engga, mana ada pak" intonasi Erina meninggi, tak terima Aksa menyangka dirinya cemburu

"Lantas kenapa kamu begitu penasaran?

"Saya masih gak percaya, kalau bapak belum punya istri"

"Perlu bukti?"

Tidak terasa mereka menembus jalanan yang padat hingga akhirnya sampai di tempat tujuan, sampai di toko kue milik Erina.

Erina membuka sendiri pintu mobilnya, ia tak ingin lebih banyak merepotkan Aksa, padahal dengan senang hati Aksa akan melakukan untuknya.

Erina mengangguk pelan "Terima kasih Bapak Aksa" senyuman tersimpul diwajahnya.

Aksa mengangguk, ia membalas senyuman Erina, tatkala Erina berjalan memasuki toko, netranya seakan memastikan ia benar-benar masuk ke toko dengan selamat, ia tak memalingkan pandangan ke lain arah sedikit pun, ia hanya memandang pada gadis mungil yang sedang berjalan semakin jauh darinya

Indra penglihatan Aksa sangat tajam, ia melihat laki-laki dengan kemeja berwarna soft blue dan celana berbahan licin berada di balik kaca dinding toko sedang berdiri berdiri mengamati Erina, sepertinya laki-laki itu sedang menunggu Erina masuk.

Dan benar saja, baru saja Erina membuka pintu toko yang terbuat dari kaca, laki-laki itu spontan menarik pergelangan tangan Erina, Samar terlihat oleh Aksa, namun Aksa yakin Erina sedang dalam situasi tidak baik-baik saja.

"Dari mana kamu?" Tanya Raditya memekik, dia menggeleng pelan, rahangnya mengeras, sementara matanya menyipit

Erina memberikan perlawan dengan menepis tangan Raditya "Aku abis antar pesanan, kebetulan aku juga ikut menata hidangan disana" jawab Erina mendayu, seakan sedang merayu Raditya untuk menurunkan Emosinya

Raditya mendecih "Alasan, kenapa kamu ga mau jawab telpon?"

Erina duduk di sofa toko "Hp aku ketinggal di dapur by, tadi aku buru-buru"

"Sengaja ditinggal ! Biar kamu leluasa bersama om-om itu" Raditya memekik hingga intonasinya dapat menembus setiap indra pendengar orang-orang yang berada di toko

Erina menarik nafas dan memejamkan sebentar matanya "duduk dulu by, kita ngomong baik-baik" rayu Erina, ia sedikit menepuk sofa di sebelahnya memeinta Raditya duduk di sampingnya

"Jujur aja, kamu jadi simpanan orang itukan?" Telunjuk Raditya menunjuk keluar

"By !!... jangan ngomong sembarangan, aku gak lebih dari sebagai rekan kerjanya"

Aksa dengan sengaja menyaksikan perseturuan pasangan kekasih itu dari dalam mobil dengan kaca jendela mobil yang terbuka. Di pandangnya laki-laki yang bersama Erina menunjukan emosi yang samakin menjadi, terlihat dari gestur tubuhnya yang berdiri tepat di hadapan Erina, dengan tangan dipinggang.

Rahang Pria berbadan tinggi Tegap ini mengeras, ia meremas kemudi mobil, mata pria itu membelalak, seakan ia bisa merasakan emosi yang di lempar Raditya pada Erina. tak pikir panjang ia menghampiri mereka.

Dalam langkahnya sejak turun dari mobil, rasanya Aksa ingin melayangkan pukulan pada wajah pria berkulit sawo matang bermata belo itu, namun setelah ia membuka pintu toko, ia tersadar jika itu melampaui batas, pertengkaran mereka bukan urusan Aksa, Erina belum sepenuhnya menjadi milik Aksa.

"Oh, orang yang dimaksud datang, mau jadi pahlawan kesiangan, hah?" Ucap Raditya, ia menunjuk Aksa dengan dagunya

Aksa memundurkan sedikit kepalanya "ada apa?" Aksa berpura-pura untuk tidak tahu apa-apa

"Tidak ada apa-apa Pak Aksa" jawab Erina

Aksa melangkahkan kakinya melewati Erina dan Raditya, ia melihat-lihat hidangan cemilan manis yang di jajakan di etalase. Aksa seakan menjadi laki-laki yang pandai berkamuflase, ia berpura-pura sedang memilih kue apa yang akan ia pilih, namun indra pendengarnya menyadap percakapan mereka, dan sesekali menelisik mereka dengan ekor matanya, ia hanya ingin memastikan jika saja Raditya berani main tangan pada Gadis itu, ia sudah berada di area yang sama, siap untuk melayangkan pukulan pada laki-laki tersebut

Syukurlah, apa yang Aksa takutkan tidak terjadi, setelah percakapan yang cukup sengit Raditya membanting pintu toko, untung saja tak sampai pecah, kemudian laki-laki itu pergi membawa emosinya dan meninggalkan Erina sendiri.

Aksa sudah selesai memilih kue dan sudah di tentengnya kantong berisi box yang didalamnya ada beberapa cemilan manis, ia menghampiri Erina yang sedang duduk tertunduk menopang dahi dengan jarinya, tak banyak yang Aksa lakukan ia hanya duduk dan mengamati Si Gadis.

Erina menelungkupkan kedua tangannya di wajah, dan mendaratkan dahunya di senderan sofa, ia menutupi kesedihan setelah kesalah pahamannya dengan sang kekasih, setelah Erina membuka wajahnya Aksa melihat tetesan air mata membasahi pipi Erina.

Aksa lekas memberikan selembar tissue pada Erina guna mengusap air matanya "Nona ? Kamu menangisi laki-laki seperti itu? Bahkan dia tak percaya penjelasanmu"

"Sudah lah pak, gak usah ikut campur !" Cetus Erina ia mengambil tasnya yang ia simpan di meja dengan kasar, lalu pergi ke dapur meninggalkan Aksa

Aksa menyeringai, mengangkat ujung bibirnya, ia pun keluar dari toko dan kembali ke mobilnya "ini semakin dekat, saya tak sabar menantikan puncaknya" ucap Aksa ia menekan jari-jarinya hingga berbunyi sebelum mulai mengemudi

...JANGAN LUPA TINGGALKAN LIKE DAN COMENT NYA YAA READERS...

...TERIMAKASIH...

1
aliyanila
ayo lantkan ceritanya, aku penasaran
LebahMadu: siapp.. di tunggu
total 1 replies
LebahMadu
semoga secepatnya bisa banyak pembaca ya , dan terus dukung karya2ku👍
LebahMadu
Terima kasih dan tunggu plotwis2 berikutnya
LebahMadu
Terima kasih sudah mampir 😍
aliyanila
cerita sebagus ini, penulisannya bagus. bisa2nya sepi
aliyanila
tiap babnya bikin penasaran
aliyanila
ceritanya menarik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!