NovelToon NovelToon
Aku Yang Diabaikan

Aku Yang Diabaikan

Status: sedang berlangsung
Genre:Ibu Mertua Kejam / Penyesalan Suami / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: Mami Al

Keputusan gegabah membuat Sekar harus menderita, suami yang ia terima pinangannya 5 tahun lalu ternyata tak membawanya ke dalam kebahagiaan. Sekar harus hidup bersama ibu mertua dan kedua iparnya yang hanya menganggapnya sebagai pembantu.

Sekar yang merasa terabaikan akhirnya memilih kabur dan menggugat suaminya. Bagaimana kisah selanjutnya?

Ikuti ceritanya setiap episode. Aku mohon jangan di lompat. Terima kasih 🙏🏼

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mami Al, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bagian Kesembilanbelas

Sepulangnya dari rumah sakit setelah satu malam di rawat, Sekar dengan cepat berkemas. Suami dan mertuanya dijadwalkan tiba sore harinya. Selama dalam perawatan, kunci kediaman mertuanya dipegang Windi.

Sekar membawa pakaian dan kertas-kertas berharga, ia akan kabur selanjutnya mengirimkan surat gugatan perceraian kepada Reno.

Sekar pergi tanpa berpamitan dengan tetangganya. Ia sengaja melakukannya agar tidak ada yang banyak bertanya mengenai kepergiannya.

Dalam perasaan yang sedih dan juga tubuh yang belum terlalu sehat, Sekar meninggalkan kediaman suaminya.

"Kita mau ke mana, Bu?" tanya Arya yang duduk dipangkuan ibunya.

"Kita akan pergi dan menemukan kebahagiaan," jawab Sekar berusaha menahan air matanya.

Anjani yang sedang menyetir dan mendengarnya hanya terdiam. Ia tak menyangka nasib sepupunya begitu malang.

Anjani mengantarkan Sekar ke kos-kosan Maya. Rencananya nanti malam, selepas Maghrib mereka akan berangkat pulang kampung.

Maya yang kebetulan masuk kerja sore hari, menyambut Sekar dan Arya lalu mempersilakannya masuk. Maya juga sudah membeli makan siang buat keduanya.

"Enggak usah sedih!" kata Maya menghibur.

Sekar tersenyum tipis.

"Makanlah dan beristirahatlah, aku mau mandi," ucap Maya kemudian melangkah ke kamar mandi.

Sekar membuka sebungkus nasi berisi ayam bakar dan telur dadar serta gulai daun singkong. Ia menyantapnya sembari menyuapi putranya.

Sementara dikediaman Lastri, ibu dan anak itu tiba di rumah tepat pukul 4 sore. Reno membuka pagar yang gemboknya tak terkunci. Tampak dedaunan berserakan, jendela tidak terbuka dan lantai teras berdebu.

"Sekar ngapain aja di rumah? Kenapa enggak terurus begini?" oceh Lastri melangkah memasuki rumahnya.

"Apa mungkin Sekar belum pulang kerja?" gumam Reno.

"Istrimu memang benar-benar keterlaluan!" kesal Lastri.

"Kak Sekar mungkin masih di rumah sakit," kata Lulu menebak.

"Memangnya parah sekali sakitnya?" tanya Lastri.

"Ya, enggak tahu, Bu." Jawab Reno.

"Manja sekali kalau cuma sakit biasa!" Lastri ngedumel.

"Dia ke rumah sakit, pakai uang siapa?" tanya Reno heran.

"Uang dia sendiri, percuma aja kerja!" jawab Lastri.

Reno masuk ke kamarnya, tempat tidur tampak rapi. Ia lalu melangkah ke dapur dan melihat tumpukan piring yang belum dicuci.

"Coba tanya Windi, di mana dia dirawat? Jemput Sekar dari rumah sakit, biar di rawat di rumah aja!" kata Lastri meminta kepada putranya.

Reno pun berangkat ke rumah Windi menggunakan sepeda motornya. Sesampainya di sana, Reno segera menanyakan rumah sakit tempat Sekar di rawat.

Ketika Windi menelepon mereka dan memberitahu Sekar sedang sakit, Windi tak sempat menyebutkan nama rumah sakitnya karena Lastri buru-buru mengakhiri panggilannya.

"Ada apa, Ren?" tanya Windi yang hendak pergi bersama suaminya heran, sebab tak biasanya teman sekolah sekaligus tetangganya mendatangi kediamannya.

"Kemarin Sekar di rawat di rumah sakit mana?" tanya Reno.

"Bukannya Sekar sudah pulang ke rumah?" Windi balik bertanya.

"Sekar tak ada di rumah," jawab Reno.

"Masa 'sih? Dia sendiri yang ambil kunci rumah ke sini," kata Windi.

"Dia memang tidak di rumah," ucap Reno.

"Masalah itu aku pun enggak tahu," kata Windi lagi.

"Dia pulang dengan siapa dari rumah sakit?" tanya Reno.

"Katanya dengan sepupunya, kebetulan sepupunya itu juga yang membawa Sekar ke rumah sakit," jawab Windi.

"Apa mungkin dia pergi kerja?" tanya Reno lagi.

"Tidak mungkinlah, dia 'kan baru sembuh dan keluar dari rumah sakit," jawab Windi.

"Sepupunya perempuan atau laki-laki?" tanya Reno kembali.

"Perempuan," jawab Windi lagi.

"Apa kamu tahu alamat rumahnya majikannya Sekar?" Reno kembali bertanya.

Windi lalu menyebutkan alamatnya rumah Bu Hanna.

"Mungkin saja sepupunya mengantarkannya ke rumah majikannya karena Sekar pernah bilang takut dipecat," ucap Reno.

"Mungkin, coba saja lihat di sana," kata Windi.

Reno pun pulang ke rumah dan memberitahu ibunya bahwa Sekar telah keluar dari rumah sakit.

"Aku akan mencarinya di rumah majikannya," kata Reno.

"Ya sudah sana jemput dia, biar enggak kebiasaan dia pulang kelamaan dan meninggalkan pekerjaan rumah seperti ini!" ucap Lastri yang kesal dengan sikap menantunya membiarkan cucian piring menumpuk dan rumah tak di sapu.

Reno lalu berangkat ke rumah Bu Hanna, sesampainya dia tak menemui majikannya Sekar itu melainkan dengan Bibi Lena.

"Sekar sudah tidak bekerja lagi di sini!" kata Bibi Lena.

"Sejak kapan?" tanya Reno.

"Dua jam lalu," jawab Bibi Lena.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!