NovelToon NovelToon
Diamnya Melati

Diamnya Melati

Status: sedang berlangsung
Genre:Dikelilingi wanita cantik / Pelakor jahat / Penyesalan Suami / Selingkuh
Popularitas:6.6k
Nilai: 5
Nama Author: Raina Syifa

Melati berubah pendiam saat dia menemukan struk pembelian susu ibu hamil dari saku jas Revan, suaminya.
Saat itu juga dunia Melati seolah berhenti berputar, hatinya hancur tak berbentuk. Akankah Melati sanggup bertahan? Atau mahligai rumah tangganya bersama Revan akan berakhir. Dan fakta apa yang di sembunyikan Revan?
Bagi teman-teman pembaca baru, kalau belum tahu awal kisah cinta Revan Melati bisa ke aplikasi sebelah seru, bikin candu dan bikin gagal move on..🙏🏻🙏🏻

IG : raina.syifa32

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Raina Syifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

19

Melati menatap layar ponsel dengan jari yang gemetar pelan saat ikon mobil suaminya terpantau masih diam di area parkir perusahaan. Detik-detik itu terasa membebani dadanya, seolah ada bisikan kecemasan yang terus menggerogoti pikirannya. Ia mengalihkan pandangannya ke jam dinding yang berdetak pelan, angka jam menunjukkan hampir waktu makan siang.

“Gawat, tinggal satu jam lagi, aku harus ke sana,” gumamnya pelan, napasnya sedikit tersengal. Matanya mengerling ke arah Ayana, putri kecilnya yang baru berusia satu setengah tahun. 

Bocah itu asyik bermain dengan boneka kesayangannya, tak tahu sedikit pun beban yang tengah melanda ibunya. Melati merasakan denyut kepanikan mulai menjalar, hati kecilnya bertanya-tanya, “Kenapa aku jadi bodoh gini sih? Harusnya aku pergi sekarang... tapi kalau aku ikuti mobil mas Revan, siapa yang jaga Ayana?”

Ia menunduk, bibirnya bergetar saat pikirannya terombang-ambing antara rasa takut dan tanggung jawab. Perlahan, Melati mengangkat ponselnya, membuka pesan singkat ke ibu mertuanya. “Mama, apa Ayana bisa titip sama Mama sebentar? aku ada urusan  penting ma,” tulisnya dengan jari yang masih ragu.

Seketika keheningan ruangan terasa semakin pekat, hanya suara mainan yang berdenting kecil di tangan Ayana menjadi teman. Melati menghela napas panjang, berusaha menenangkan hatinya yang bergejolak, sementara matanya terus mencuri lihat ke ponsel, berharap ada kabar yang bisa menenangkan kegelisahannya.

"Iya bawa aja kemari, mama juga nggak lagi ngapa-ngapain kok"

Balasan pesan dari ibu mertuanya.

Melati meraih tas kecil berisi perlengkapan Ayana, termasuk botol ASI yang sudah ia siapkan sejak pagi. Matanya sesekali menatap ke arah Sri, asisten rumah tangganya yang sejak tadi diam-diam mengerutkan dahi, penuh tanda tanya.

"Lho, Mbak, mau ke mana? Kok bawa-bawa tas segala?" suara Sri keluar penuh rasa penasaran. 

 Melati menghela napas pelan, lalu menjawab singkat, "Aku mau pergi, Mbak. Tolong bilang ke Pak Heru, jemput anak-anak dan antar langsung ke rumah Mama, ya."

Sri mengangguk cepat, tapi tatapannya tidak lepas dari tas yang dipegang Melati. “Eh, Mbak... ini bawa kunci mobil juga. Mbak Mel nyetir sendiri, ya?” Suara Sri sedikit terbata, ada campuran khawatir, selama ini Revan selalu melarang Melati buat bawa mobil sendiri.

Melati hanya mengangguk.

"Kalau mas Revan marah gimana? Mbak kan sekarang nggak boleh bawa mobil sendiri," tanya Sri dengan nada penuh kekhawatiran, matanya menatap Melati seperti menunggu jawaban yang jelas.

Melati menghela napas berat, lalu dengan enggan mengangkat bahu sambil mengibaskan tangannya kasar. "Ya mbak Sri cukup diam nggak usah cerita apa-apa," sahutnya tegas .

Sri mengernyit, wajahnya memancarkan rasa penasaran yang susah disembunyikan. "Terus kalau mas Revan nanyain gimana?" desaknya lagi, menahan gelisah. 

 Melati menundukkan kepala sebentar, lalu menatap jauh ke luar jendela. "Mas Revan? Dia nggak akan marah kok," jawab Melati singkat, sambil mengatupkan bibir. 

 "Udah, jangan banyak tanya. Aku bisa telat," tambahnya tanpa mau membuka lebih jauh rencananya. 

 Sri menatap Melati dengan sorot mata penuh keraguan. Suaranya pelan, nyaris berbisik, tapi mengusik suasana. "Emangnya mau kemana sih, Mbak Mel?"

Melati hanya membalas dengan senyum tipis, matanya menyimpan rahasia yang enggan ia buka. "Mbak Sri, nggak usah kepo deh!" ucapnya sambil cepat membuka pintu mobil.

 Tubuh montok Ayana disandarkan perlahan ke car seat. Begitu duduk di belakang kemudi, Melati menekan gas, mobil melesat meninggalkan rumah dengan laju yang tegas, arah menuju rumah ibu mertuanya.

Sesampainya di sana, pandangan Sandra langsung tertuju penuh curiga. "Emangnya kamu mau kemana sih, Mel?" tanyanya dengan nada waspada. 

Melati menarik napas panjang, menatap Sandra sebentar sebelum menjawab, "Melati nggak bisa cerita sekarang, Ma. Nanti juga aku bakal cerita sama Mama. Oh iya ma  anak-anak buatkan disini dulu ya. Mereka dari sekolah langsung ke sini, diantar Pak Heru." 

 Setelah menitipkan anak-anaknya, Melati mengangguk ringan sebagai tanda berpamitan, kemudian bergegas pergi. Sandra hanya berdiri di situ, menatap sosok menantunya yang pergi dengan sikap aneh, hatinya dipenuhi kebingungan yang sulit dijelaskan.

"Melati kenapa sih?" Tanyanya pada diri sendiri.

Sandra menatap cucunya di dalam gendongannya. "Kamu sama Oma aja ya, biarin aja ayah dan bundamu ribut mulu."

Melati menekan rem, lalu memutar stir perlahan, membelokkan mobil menjauh dari  perusahaan. Matanya sesekali mencuri pandang ke layar GPS yang terus memperlihatkan mobil suaminya melaju meninggalkan Jakarta, menuju pintu tol ke Bandung. Jantung Melati berdetak semakin cepat, dada sesak tanpa sebab yang jelas. Tangannya gemetar di setir. “Sebenarnya kamu mau ke mana, Mas? Apa yang selama ini kau sembunyikan dari aku?” gumamnya pelan, tapi terasa berat seperti menggenggam bara. "Perempuan itu?!"

Tiba-tiba, cairan yang hangat menetes dari sudut matanya, perlahan membasahi pipinya yang bersih dan putih mulus . Ia buru-buru meraih tisu di dashboard, mengusap dengan gugup. 

 “Aku harus kuat... Kamu jangan cengeng, Mel,” katanya dalam hati sambil menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan badai dalam hatinya yang kacau.

Mobil Melati terus melaju, jaraknya dengan mobil suaminya tak lebih dari satu kilometer. Saat memasuki jalanan pedesaan yang hijau dan tenang, jantung Melati berdetak cepat, tangannya gemetar mengenggam kemudi.

"jadi kamu menyimpan gundikmu di sini?"

Matanya tak lepas dari kaca spion, di mana mobil Revan tiba-tiba berhenti di satu titik. Napas Melati tercekat, dia semakin menginjak gas. Tiba-tiba, rem mendadak mengunci dan mobilnya berhenti mendadak.

 “Mas Revan?!” suara panik terpekik dari bibirnya.

1
amelia lia
ayooo thor buat melati ngomong donk lama banget si. terlalu bertele tele di sini. sementara klau di frizo semua satset cepat ketahuan🤭🤭🤭
Sasikarin Sasikarin
skip dulu tgu 10 bab. terlalu lelet pergerakan melati nya.
siti maesaroh
mksih kk raina😍😍semngt kk
siti maesaroh
ayo lah mel lngsung cerita aja disaat ini pas waktunya dg terkejutnya revan km bisa memulainya dan revan pasti akan terpancing nah kalian bisa cari.solusinya
revan pulsa jgn sembunyikan lg msalah ini terlalu besar urusannya jika km brbohong terus walau dg dalih g mau nyakitin melati ,justru ini mlh buat melati salah pham yg ahirnya bikin km rugi van
siti maesaroh
udahlh mel jika km emng tersakiti sm revan pilih jln terbaik aja ,revannya jg g bisa tegas sm prempuan lain embg ada ya musibah trus dituduh membunuh suaminya korban, emng revan g bisa bedain apa dr gelagat dewi yg mnfaatin dia dsar g peka bngt.
siti maesaroh
nah km jg ngulur waktu mel tinggl cerita aja apa susahnya udah bner mertua ksih sran siapa tahu bs bntu, udah tahu mslh rumh tnggamu bgitu ,g mau crita
siti maesaroh
terudlh brbohong van sampai km mnemukn kehancuranmu, hubungan didasari dg kebohongan itu g bakal kekal, udah brkluarga kok msih brbohong bner" aneh jln pikiranmu van, mksih kk thor updtenya
amelia lia
bagus banget.. aku suka baca nya krn nyambung terus. awal nya aku baca di sebelah. trus nyambung cerita melati di sini 😊
amelia lia
udah Mel pergi aja sejauh mungkin biar si revan kalang kabut nyariin kamu. biar kyk orang stress dia. krn udah gak jujur sm kamu. 💪💪💪💪
NH..8537
makasih ya kak msh sempatin unt up..walau badan msh kurang fit🥹smg Kaka cepat sembuh... semangat trusss kak💪🙏😘
Mamahnya Rayhan
sehat sehat selalu ya Thor
Mamahnya Rayhan
bagus mel
NH..8537
trus semangat ya kak 💪 makasih sdh up👍🙏smg Kaka sehat slalu😘
NH..8537: gpp kak.. emang cuaca lg gak bersahabat..smg Kaka cepat sembuh yaaa🥹
total 2 replies
NH..8537
sabar mel🥹 km hrs tegas..biar keadaan gak berlarut"..🥹ayo semangat buat menyelesaikan semua.. kasihan anak"..mu
D.Nafis Union
terlalu panik, sampe gk fokus dg kata² dokternya, sampe mana kesalahpahaman ini betakhir, 😥
NH..8537
sabar mel..ingat anak"..mu jgn terlalu fokus sm Revan Krn dari awal dia sdh gak mau jujur..tinggal pergi sj dg anak"..mu biar dia sadar telah salah langkah selama ini🥹 makasih kak Raina 🙏 slalu di tungguin next..nya👍💪😘
siti maesaroh
selamat pg kk raina mksih updatenya jgn lupa part slnjutnya 💪💪
Raina Syifa: maaf ya updatenya lama🙏🙏
total 2 replies
siti maesaroh
klo bisa melati kg jgn trlalu nyerah cari tahu lbih dalam klo cuma sampe situ sj kan blum tau kbenrannya jg.km hrus mikir jernih mel,
siti maesaroh
alah terserah km van terusin aja rasa bersalah km ke dewi, km g punya jg rasa berslh ma melati apa" ada msalah diam, melati jg apapun diam yaudah mau berantakan jg rumh tnggamu,
sebgai lelaki kok g punya pendirian heran deh sm tingkahnya kmu van, harusnya tu ngobrol baik" sm melati biar g da salah paham suka sekali trjd slh pham ya.
Mamahnya Rayhan
wis mumet aku Karo Kowe Revan wis angel angel
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!