Karina adalah gadis sederhana yang di besarkan di keluarga yang hangat, namun sesuatu terjadi padanya ketika ia sedang bekerja, kejadian itu tak sengaja mempertemukannya dengan seseorang yang membuatnya terpana, dan jatuh hati. Apakah perjuangan cinta Karina akan berhasil?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Purpledee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 19. She doesn't know a date
#Rumah Theo
Karina Terlihat Sibuk di dapur menyiapkan sarapan untuk Kian, tak lama Kian pun datang dan menghampiri Karina yang sedang sibuk.
"Lada hitam...lada hitam." Gumam Karina.
Karina mulai menjijitkan kakinya untuk meraih lada hitam yang berada diatas lemari, Tapi tiba-tiba Kian mengambilkan lada hitam itu.
Kini Kian berdiri begitu dekat dengan Karina, Karina yang merasakan dada kian yang menempel di punggungnya hanya terdiam. Dengan cepat Karina pun membalikan badannya dan pandangan mereka bertemu satu sama lain.
Karina segera tersadar dan langsung mengambil Lada hitam dari tangan Kian dengan Cepat.
"D-duduklah Aku akan menuangkannya kepiring." Ujar Karina gugup.
"E-eo" ujar Kian lalu duduk.
Karina pun menyajikan makanan, dan sarapan pun siap.
"Dimana Theo?" Tanya Kian
"Dia tidak pulang." Ujar Karina.
"Anak itu benar-benar." Gumam Kian
Karina dan Kian pun mulai makan bersama.
"Hari ini aku mengambil cuti." Ujar Kian
"Cuti?" Tanya Karina.
"Emmh." Gumam Kian seraya mengunyah makanannya
"Tidak biasanya kau mengambil Cuti?" Tanya Karina.
"A-aku harus pergi kesuatu tempat" Ujar Kian
"Kemana?"
"Jin'an. kau mau ikut?" Tanya Kian
Karina terhenti sejenak dan menatap Kian.
"Kau benar-benar mengajakku pergi Kian-ssi?" tanya Karina terkejut.
"Emmh" Gumam Kian seraya makan
"Kenapa dia sesikit aneh" Batin Karina.
"Jangan panggil aku Kian-ssi, kita sudah kenal beberapa lama."Ujar Kian lalu makan
"Baiklah, Lalu aku harus memanggilmu apa? Yeobo?---"
'BBBBURRRRRR'
Tiba-tiba Kian tak sengaja menyemburkan Nasi yang ada dimulutnya karena ia sangat terkejut.
"AAAAAaaaa, Kauuu..."
"Ma-maafkan aku" Ujar Kian Lalu beranjak.
Kian melap wajah Karina dengan Lembut, seraya menahan Tawa.
"Maafkan aku, Aku sangat terkejut" Ujar Kian
.......
Setelah Sarapan Kian dan Karina pun bersiap untuk pergi.
Senyuman terus tersirat diwajah mereka berdua.
Setelah itu Karina pun menghampiri Kian yang sudah berada diluar menunggunya.
"Kian-ssi..Tidak, maksudku Yeo—“
"Panggil saja Kian-ssi " Ujar Kian
"Oppa.." Ujar Karina.
" T-tidak terlalu buruk." Ujar Kian gugup
Karina hanya tersenyum.
#Dalam mobil
Wajah kebahagiaan Karina terlihat begitu jelas, sesekali Karina bersenandung untuk mengungkapkan rasa bahagianya. Kian yang berada disebelahnya pun ikut merasa bahagia, Sesekali Kian melihat Arin sekilas.
"Sebahagia itukah?" Tanya Kian
"Emmh?" gumam Karina seraya menoleh.
"Kau terlihat sangat bahagia."ujar Kian seraya menyetir
"Emm, ini pertama kali aku pergi keluar kota." Ujar Karina.
"Benarkah?"tanya Kian
"Emmh" Ujar Karina.
Setelah menempuh beberapa Jam perjalanan Akhirnya Mereka berdua sampai di Sebuah restoran yang tak jauh dari Gunung Maisan di Jinan-gun .
"Woah...ini benar-benar sangat indah." Ujar Karina.
"Ayo kita makan siang dulu." Ujar Kian
Mereka pun masuk dan memesan beberapa makanan untuk makan siang.
Menikmati makan siang dengan pemandangan yang sangat indah adalah pengalaman baru untuk Karina.
"Setelah makan siang kita pergi kemana?" Tanya Karina.
"Kau ingin melihat Gunung maisan? disana ada taman yang sangat indah" ujar Kian
"Benarkah?"
"Emm, aku ingin melihatnya " Ujar Karina seraya tersenyum Lebar.
.......
Setelah makan Siang mereka berdua mulai menuju Gunung Maisan yang tak terlalu jauh.
Saat pertama kali menginjakan kaki dikaki gunung, Karina terlihat tercengang, sampai ia menutup mulutnya karena sangat terpesona.
"Apa aku sedang berada disurga" gumam Karina
"Indah bukan." Ujar Kian
Saat Kian akan mengambil ponselnya, ia tak menemukan ponselnya.
"Karina, Tunggu disini ponselku tertinggal." Ujar Kian
"Oke."
Saat Kian pergi, Karina melihat kekanan dan kirinya untuk menikmati alam.
.......
Tak lama setelah mengambil ponselnya Kian pun kembali, dan saat Kian melihat Karina langkahnya terhenti.
Kian terlihat Sangat terpesona pada Karina, Tatapan Kian tak bisa disangkal jika dia mulai menyukai Karina.
"Eo..KIAN OPPA" Ujar Karina tersenyum lebar Seraya melambaikan tangannya.
"Oppa..." Gumam Kian seraya tersenyum
Kian pun segera menghampiri Karina.
"Ayo kita pergi kesana, Aku ingin melihatnya." ujar Karina seraya menggandeng lengan Kian.
Kian melihat tangan Karina yang melingkar dilengannya.
"Ayo." Ujar Kian seraya tersenyum
#Villa
Malam Kian dan Karina pun sampai disebuah rumah yang cukup mewah.
"Rumah siapa?" tanya Karina.
"Ini rumahku, Masuklah." ujar Kian
"Rumahmu?" gumam Karina.
Karina pun mulai masuk, ia lagi-lagi terpukau dengan rumah.
"Mandilah, bersihkan tubuhmu lalu tidur" Ujar Kian
"Emmhh."
Karina pun pergi untuk mandi sementara Kian membuatkan teh hangat untuk Karina.
#Kamar Kian
Setelah selesai mandi Karina pun duduk ditempat tidur seraya mengeringkan Rambutnya dengan handuk.
"Apa disini tidak ada pengering rambut?" Ujar Karina seraya beranjak.
Kebetulan Kian pun masuk.
"Ah kebetulan sekali, apa ada pengering rambut disini?" tanya Karina.
"Ada." Ujar Kian lalu mengambilkan pengering rambut.
"Duduklah, aku akan mengeringkan rambutmu." Ujar Kian
"E-eo" Ujar Karina Gugup.
Kian pun mengeringkan Rambut Karina dengan Hairdryer, Karina Hanya terdiam membisu
"Besok pagi aku ada Meeting, kau akan tinggal disini—“
"Aku akan ikut" Ujar Karina.
"Baiklah" Ujar Theo.
"Apa tidak ada Yang yang ingin kau tanyakan padaku?" Tanya Kian seraya mengeringkan rambut Karina.
"Tidak ada aku rasa." Ujar Karina.
"Baiklah." ujar Kian
"Kenapa?" Tanya Karina.
"Tidak, Hanya saja Kemarin malam kau marah-marah padaku dan—“
mendengar itu Karina langsung beranjak dengan wajahnya yang syok.
"A-apa aku mengatakan Hal yang buruk kepadamu?" tanya Karina cemas
"Emmh."
"M-ma-maafkan aku. Aku tidak ingat apa pun." Gumam Karina seraya memegang kepalanya.
"Kau memukulku dan mengatakan, Jangan memeluk wanita lain, jangat tersenyum pada wanita lain."
Karina hanya menatap Kian dengan matanya yang bulat
"Apa kau Cemburu?" tanya Kian seraya tersenyum
"Ce-c-cemburu apa? eyy aku kan sedang mabuk, Aku selalu melantur saat—“
"Kau Cemburu?" Ulang Kian Seraya mendekatkan wajahnya pada Karina
Karina Hanya mematung menatap kedua manik mata Kian.
"Sudahlah, Aku mandi dulu" Ujar Kian seraya memberikan Hairdryer itu, Lalu mengelus kepala Karina lembut.
Setelah Kian pergi memasuki kamar mandi Karina hanya bisa terduduk.
"Apa yang harus aku lakukan? aku Malu sekali." gumam Karina.
.......
Karina terlihat terpesona dengan sebuah kolam berenang yang ada dilantai atas.
"ini benar-benar sangat keren, aku bisa berenang sambil melihat bintang dan bulan" Gumam Karina.
"Karina."Pangil kian dari dalam
"Nde?" Ujar Karina lalu pergi menghampiri sumber suara
Karina menghampiri kian yang tengah duduk dikursi seraya memegang sebuah berkas.
"Ini sudah malam, kau akan masuk angin jika berdiam diri diluar" Ujar Kian
"Aku tau." Ujar Karina seraya duduk disamping Kian
Kian menoleh kearah Karina, dengan tatapannya. Tapi Karina malah terpaku pada sesuatu yang ada didekat Televisi.
"Eo? Ada CD film. Ayo kita nonton" Ajak Karina.
"Tid—“
Karina pun beranjak dan mengambil CD itu.
"Bagaimana Cara memutarnya?" Tanya Karina.
Kian pun beranjak dan memutarkan filmnya.
.......
Film pun Akhirnya dimulai. Film yang mereka putar adalah film Horror.
"Aku akan mematikan lampunya." Ujar Karina seraya beranjak
"Jangan." Ujar Kian seraya memegang tangan Karina.
"Tidak perlu takut, Aku ada disini."
Karina pun mematikan lampu. Mereka berdua menonton film dengan serius termasuk kian yang terus menutupi pandangannya dengan bantal, Tapi Karina langsung mengambil bantal itu.
"Apa yang kau lakukan?" Tanya Kian
Karina Hanya menatap Kian sinis, perlahan Kian pun mendekat kepada Karina dan bersembunyi dibelakang Karina.
"Kau benar-benar tidak bisa menonton Film Horror." Gumam Karina.
Tiba-tiba scane jumpscare pun muncul dan seketika Kian langsung memeluk Karina. Ia sembunyikan Wajahnya dibalik punggung Karina, dan tangannya melingkar kuat dipinggang Karina.
Karina Hanya terdiam gugup.
"Aku tidak ingin menontonnya lagi, Aku ingin tidur." Rengek Kian
"B-baiklah, Ayo kita tidur" Ujar Karina.
#Kamar Kian
Karina terus menatap Kian yang memaksakan matanya untuk tertutup.
"Kau tidak bisa tidur?" tanya Karina.
"Aku sedang tidur." Ujar Kian
"jika kau tidur, kenapa kau menjawabku?.Aku tau bagaimana agar kau bisa tidur." Ujar Karina.
"Bagaimana?" Tanya Kian seraya membuka matanya.
"Tidurlah memunggungiku, Aku akan menempelkan punggungku padamu." Ujar Karina.
Kian pun menuruti apa perkataan Karina. Kini punggung mereka pun saling bersentuhan satu sama lain, dan perlahan kian pun tertidur.
# Inha University
Malam itu Theo terlihat sangat senang saat akan pulang, Tapi dari Jauh sana ia melihat Yubi bersama Seorang lelaki paruh baya. Melihat itu Theo langsung berjalan menghampiri Yubi.
.......
"SUDAH BERAPA KALI AKU KATAKAN, KAU SUDAH BUKAN DARI BAGIAN KELUARGA, KAU SUDAH MEMPERMALUKAN KELUARGA. PERGI!" ujar lelaki paruh baya itu yang tak lain adalah Ayah Yubi sendiri.
"YUBI..." Panggil Theo seraya berlari kecil menghampiri Yubi.
"Theo-ya." Gumam Yubi terkejut.
"JANGAN PERNAH MUNCUL LAGI DIHADAPANKU" ujar ayah Yubi Lalu pergi
Theo yang saat itu ingin mengatakan sesuatu, terhenti ketika Yubi mulai memeluknya dan menangis dalam pelukan Theo.
"Ayo Theo-ya " Ujar Yubi lalu menggandeng tangan Theo pergi
#Apartemen Yubi
Yubi hanya terdiam dan menonton Tv dengan tatapannya yang melamun. Theo yang baru saja selesai mandi langsung menghampiri Yubi.
"Istirahatlah" Ujar Theo
Yu bi pun mendongakan kepalanya untuk melihat Theo.
"Aku akan mengeringkan rambutmu" ujar Yubi lalu pergi.
"Yu bi..." panggil Theo lalu mengikuti Yubi.
#Kamar Yubi
"Duduklah disini."Ujar Yubi seraya tersenyum.
Tanpa berkata Apa pun Theo pun langsung duduk, dan Yubi mulai menyalakan Hairdryer dan mengeringkan rambut Theo.
Theo terus menatap Yubi dicermin. dan tiba-tiba Theo mengambil Hairdryer itu dan mematikannya. Kini Theo menarik tangan Yubi dan Yubi Pun duduk dipangkuan Theo.
"Kau masih sedih Juga" Ujar Theo seraya menatap Yubi
"Jika kau mau aku yang akan bicara dengan ayahmu" Lanjut Theo
"Tidak" Ujar Yubi lalu mencium kening Theo dan memeluknya.
"Aku hanya membutuhkanmu, Berjanjilah kau tidak akan meninggalkan aku" Ujar Yubi.
"Aku berjanji" Ujar Theo lalu memeluk Yubi sangat erat
"Theo-ya..."
"Emmmh?"
"Ayo kita minum" Ajak Yubi.
"Minum? Tidak...tidak" Ujar Theo lalu beranjak
"Ayolahhh" rengek Yubi.
"begini saja, aku akan memasak untukmu" Ujar theo
"Memasak? memangnya kau bisa?" Tanya Yubi
"Tentu saja, Aku belajar dari kakak iparku, dia sangat pintar memasak"Ujar Theo
#Dapur
Theo mulai mengeluarkan bahan makanan dalam kulkan dan memotong motong sayuran. Sementara itu Yubi hanya memperhatikannya dari ruang makan.
Tak memakan waktu lama Theo pun selesai, ia mulai menyajikan makanan buatannya didepan Yubi.
"Eouuhhh, Dilihat dari Visualnya, Sepertinya sangat enak" Ujar Yubi
"Cobalah." Ujar Theo
Yubi pun mengambil Garpu dan mulai memakan pasta itu.
"Bagaimana?" tanya Theo antusias.
Yubi pun melihat Theo.
"Aku akan membuat Coffee dulu" Ujar Yubi.
Tak lama Yubi pun kembali dengan 2 gelas kopi.
"Katakan dulu bagaimana rasanya?"Tanya Theo.
"Sangat enak." Ujar Yubi lalu kembali makan
"Kau berbohong."
"aku serius ini sangat enak" Ujar Yubi.
Theo pun terdiam. Yubi terlihat tersenyum lalu mengambil Kopinya.
"Theo-ya, bisa kau membantuku?" Tanya Yubi
"Membantu apa?" Tanya Theo yang terlihat masih Cemberut.
"Bisa kau tersenyum padaku?" Tanya Yubi
"Kenapa?" tanya Theo seraya menoleh.
"Karena aku lupa menambahkan gula kedalam kopi ku." ujar Yubi seraya tersenyum.
Theo terlihat menatap Yubi seraya menahan senyumannya, Dan senyuman Theo pun pecah, ia menunduk malu.
"Theo-ya " Ujar Yubi seraya membuka tangannya lebar
Theo pun memeluk Yubi.
"Terima kasih" Ujar Yubi.
"Aku mencintaimu." Ujar Theo
"Emmhh" Ujar Yubi seraya tersenyum
.......
JINAN-GUN
#Villa
Pagi pun tiba, Matahari kembali menunjukan Sinarnya. Pagi itu Kian mulai membuka matanya karena mendengar suara ponselnya yang berdering.
Saat Kian membuka matanya ia terlihat tengah memeluk Karin dari belakang, Kian terlihat tersenyum. Tapi tiba-tiba kian membuku ketika ia merasakan sesuatu.
"Apa ini?" Batin Kian
Kian mulai beranjak dan melihat dimana tangannya mendarat. Saat Kian mengetahui Tangannya memegang dada Karina. Kian langsung menganga dan Syok.
"A-apa ini" Batin Kian.
Kian berusaha melepaskan tangannya dari himpitan lengan Karina, dan tiba-tiba saja Karina kembali bergerak dan Tangan Kian kembali menempel pada dada Karina, Melihat itu Kian Langsung menarik Tangannya sekaligus, dan untungnya Karina tidak terbangun.
Nafas kian terlihat terengah-eangah, keringan mulai memenuhi pelipisnya dan wajah kian terlihat sangat pucat. Kian melihat tangan kanannya.
"Apa yang sudah aku lakukan?" Gumam Kian
To be countinue...