“Setiap mata menyimpan kisah…
tapi matanya menyimpan jeritan yang tak pernah terdengar.”
Yang Xia memiliki anugerah sekaligus kutukan, ia bisa melihat masa lalu seseorang hanya dengan menatap mata mereka.
Namun kemampuan itu tak pernah memberinya kebahagiaan, hanya luka, ketakutan, dan rahasia yang tak bisa ia bagi pada siapa pun.
Hingga suatu hari, ia bertemu Yu Liang, aktor terkenal yang dicintai jutaan penggemar.
Namun di balik senyum hangat dan sorot matanya yang menenangkan, Yang Xia melihat dunia kelam yang berdarah. Dunia penuh pengkhianatan, pelecehan, dan permainan kotor yang dijaga ketat oleh para elite.
Tapi semakin ia mencoba menyembuhkan masa lalu Yu Liang, semakin banyak rahasia gelap yang bangkit dan mengancam mereka berdua.
Karena ada hal-hal yang seharusnya tidak pernah terlihat, dan Yang Xia baru menyadari, mata bisa menyelamatkan, tapi juga membunuh.
Karena terkadang mata bukan hanya jendela jiwa... tapi penjara dari rahasia yang tak boleh diketahui siapapun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vanilla_Matcha23, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 12 - INI ADALAH KONTROL
Ruangan itu sunyi.
Hanya suara pendingin ruangan yang berputar pelan di atas kepala, sementara jemari Xia membeku di atas kertas.
Matanya terpaku pada satu kalimat yang terasa seperti menampar kesadarannya:
“Pasien ini berada dalam pengawasan tingkat tinggi. Akses dibatasi. Dilarang menghubungi pihak luar tanpa izin Chen Wei.”
𝗖𝗵𝗲𝗻 𝗪𝗲𝗶.
Nama itu berputar di kepalanya berkali-kali, bukan sekadar nama, tapi sebuah tanda tanya besar yang memecah ketenangan pikirannya.
Xia menatap tulisan itu lama, seakan berharap ada penjelasan yang muncul dari setiap hurufnya.
Namun yang ada hanyalah rasa dingin menjalar ke ujung jari.
Ia tahu apa arti catatan semacam itu, ini bukan perintah medis biasa.
𝗜𝗻𝗶 𝗮𝗱𝗮𝗹𝗮𝗵 𝗞𝗢𝗡𝗧𝗥𝗢𝗟.
“𝗣𝗲𝗻𝗴𝗮𝘄𝗮𝘀𝗮𝗻 𝘁𝗶𝗻𝗴𝗸𝗮𝘁 𝘁𝗶𝗻𝗴𝗴𝗶…” gumamnya pelan.
Kata itu membuat napasnya terasa berat.
Ia mengingat bagaimana Yu Liang tampak ketakutan dalam penglihatannya, bagaimana tatapan Chen Wei muncul di balik cahaya biru malam.
𝗔𝗽𝗮 𝗯𝗲𝗻𝗮𝗿... 𝗖𝗵𝗲𝗻 𝗪𝗲𝗶 𝗼𝗿𝗮𝗻𝗴 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝘀𝗮𝗺𝗮?
Jika iya, mengapa ia terlibat dengan sistem rumah sakit miliknya?
Dan yang lebih 𝗺𝗲𝗻𝗮𝗸𝘂𝘁𝗸𝗮𝗻, mengapa data pasien itu bisa terhubung dengan 𝗬𝗮𝗻𝗴 𝗚𝗿𝗼𝘂𝗽?
Xia menutup map perlahan, menatap pantulan dirinya di layar komputer yang gelap.
Ia terlihat 𝘁𝗲𝗻𝗮𝗻𝗴, seperti biasa tapi di balik tatapan itu, ada badai yang tidak seorang pun bisa lihat.
Namun bagaimana bisa ia berpura-pura netral ketika seluruh sistem di balik rumah sakitnya terlibat dalam sesuatu yang mencurigakan, sesuatu yang mungkin telah menghancurkan hidup pasiennya sendiri?
Kepalanya terasa berat.
Untuk sesaat, ia menunduk, menekan pelipisnya dengan jemari dingin.
“Tidak mungkin ini hanya kebetulan,” bisiknya.
Ada terlalu banyak kesamaan.
Terlalu banyak nama yang tidak seharusnya terhubung.
Kedua tangannya meremas sisi meja seolah ingin memastikan semuanya nyata.
Kepalanya terasa berat, bukan hanya karena lelah, tapi karena potongan-potongan yang perlahan mulai menyatu di dalam pikirannya.
𝗔𝗽𝗮 𝗵𝘂𝗯𝘂𝗻𝗴𝗮𝗻 𝘀𝗲𝗺𝘂𝗮 𝗶𝗻𝗶 𝗱𝗲𝗻𝗴𝗮𝗻𝗻𝘆𝗮?
Ia yang awalnya hanya melihat kilasan masa lalu kelam seorang aktor bernama Yu Liang, kini justru terseret ke dalam pusaran yang jauh lebih besar.
Kilasan itu semakin sering datang, setiap kali ia memejamkan mata, setiap kali nama Yu Liang disebut.
Seolah masa lalu pria itu memaksa dirinya untuk ikut mengingat. Namun yang membuat Xia terdiam lama adalah satu hal,
Semua potongan itu ternyata bukan hanya tentang Yu Liang.
Ada nama-nama yang ia kenal.
Ada wajah-wajah yang seharusnya tidak muncul di sana. Dokter, investor, bahkan pejabat tinggi di Tiansheng Hospitals.
Dan… simbol kecil di sudut dokumen yang dikirim Feng Xuan barusan, logo lama milik Yang Group.
Xia menatap kosong ke arah logo itu, jantungnya berdebar tak beraturan.
Tidak mungkin ini kebetulan.
Tidak mungkin semua ini hanya bayangan masa lalu yang salah tafsir.
Ia menarik napas berat, mencoba menenangkan pikirannya yang berputar cepat. Jika benar Yang Group, perusahaannya sendiri terlibat dalam sesuatu yang berhubungan dengan District 7-98 dan Yu Liang, maka semua ini bukan lagi sekadar urusan medis.
Ini adalah sesuatu yang jauh lebih gelap.
Bukan karena bayangan, tapi karena kebenaran mulai menunjukkan wujudnya.
Sejak hari ia ditunjuk sebagai dokter penanggung jawab Yu Liang, sesuatu di dalam dirinya berubah.
Pandangan matanya seakan mampu menembus lebih dalam menyingkap sesuatu yang tidak kasat mata.
Bahkan tanpa saling menatap secara langsung, ia bisa merasakan kepedihan yang samar, seolah berasal dari jauh di dalam jiwa pria itu.
Namun yang paling mengejutkannya… saat mereka akhirnya berhadapan untuk pertama kalinya, pandangan itu membuka lebih banyak daripada yang ia sangka.
Menatap mata Yu Liang seolah menatap cermin yang retak, setiap pecahannya menampilkan potongan masa lalu yang tidak seharusnya ia lihat.
Ruangan itu kini hanya diterangi oleh cahaya layar komputer. Suara langkah para perawat di luar sudah mulai mereda, malam hampir tiba.
Xia menatap nama Yu Liang di layar, jemarinya ragu sebelum akhirnya menekan tombol pencarian di sistem rumah sakit.
Data pasien muncul: identitas, hasil pemeriksaan, catatan medis dari rumah sakit sebelumnya.
Namun anehnya… sebagian data terhapus.
Ada kolom kosong di bagian riwayat medis dan catatan psikiatri, seolah seseorang sengaja menutupinya.
Kening Xia berkerut.
“Tidak mungkin data sebesar ini hilang secara kebetulan…” gumamnya.
Ia menelusuri setiap berkas dengan hati-hati, tapi makin lama ia membaca, makin jelas bahwa sesuatu disembunyikan.
Feng Xuan yang ada dihadapannya hanya diam mematung, memperhatikan bos Yang Grup terlihat sangat serius.
Pandangan Xia berhenti, pada kode rumah sakit asing yang tertera di salah satu catatan: District 798 Medical Center.
Tempat yang belum pernah ia dengar, dan bukan bagian dari jaringan rumah sakit umum. Matanya sempat menatap lama pada baris itu, sebelum tiba-tiba layar komputernya berkedip.
File terakhir menutup sendiri.
Xia mengerutkan alis. Ia menekan tombol lagi, namun sistem langsung meminta akses otorisasi level direktur.
“Akses terbatas?” suaranya nyaris berbisik.
Ia bersandar di kursi, mencoba memproses semuanya.
“District 798…” ia mengulang pelan.
Nama itu terasa asing namun menggetarkan. Seolah menyimpan sesuatu yang lebih gelap dari sekadar rahasia medis.
Pintu ruangannya kembali diketuk.
“Dokter Xia, pasien Yu Liang menunggu Anda di ruang perawatan,” suara perawat tadi terdengar lagi, kali ini lebih lembut.
Xia menutup layar komputernya perlahan.
“Ya. Aku segera ke sana,” ucapnya datar, tapi nadanya mengandung sesuatu yang berat, seolah sedang menahan badai di dalam pikirannya.
Ia berdiri, mengambil jas dokternya, lalu menatap Feng Xuan yang masih berdiri di dekat pintu. Satu tatapan saja sudah cukup bagi Feng Xuan untuk memahami maksudnya tanpa perlu penjelasan.
“Saya mengerti, Nona Xia,” ujarnya pelan.
“Apakah saya perlu memberitahu Guang Yi?”
Xia berbalik, nada suaranya tenang namun tegas.
“Tidak perlu. Biarkan dia fokus pada Tiansheng Hospitals dan urusan internal. Selidiki semuanya, jangan ada yang terlewat. Aku ingin tahu apa hubungan semua ini.”
Ia berhenti sejenak, kemudian menambahkan dengan suara lebih rendah, hampir seperti gumaman, tapi tegas, “Aku akan menemui Yu Liang, Pergilah.”
Feng Xuan terdiam.
Pandangannya mengikuti gerak langkah sang bos yang mulai menjauh.
“Yu Liang… pria yang ada di dalam data itu, sekarang di sini?” tanyanya lirih, nyaris tidak percaya.
Xia menoleh sekilas, matanya dingin tapi sorotnya menyimpan sesuatu yang tak bisa dijelaskan.
“Ya. Dan aku… dokter penanggung jawabnya.”
Tanpa menunggu jawaban, Xia melangkah pergi.
Langkahnya tenang, tapi setiap langkah terdengar berat, seperti membawa rahasia yang mulai menuntut untuk diungkap.
Feng Xuan hanya bisa memandangi punggung sang bos, perempuan yang tak pernah gentar pada apa pun,
Namun kali ini, aura di sekitarnya terasa berbeda.
Wajahnya tampak tenang seperti biasa, namun di balik sorot mata itu… ada sesuatu yang berubah.
Bukan sekadar rasa penasaran, melainkan tarikan halus yang entah mengapa membuatnya ingin kembali menatap mata pria itu.
"𝗬𝘂 𝗟𝗶𝗮𝗻𝗴 𝘀𝗲𝗯𝗲𝗻𝗮𝗿𝗻𝘆𝗮 𝗮𝗽𝗮 𝘀𝗮𝗷𝗮 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝘀𝘂𝗱𝗮𝗵 𝗸𝗮𝘂 𝗮𝗹𝗮𝗺𝗶? 𝗕𝗮𝗵𝗸𝗮𝗻 𝘀𝗮𝗮𝘁 𝘁𝗲𝗿𝘀𝗲𝗻𝘆𝘂𝗺, 𝗺𝗮𝘁𝗮𝗺𝘂 𝗽𝗲𝗻𝘂𝗵 𝗸𝗲𝘀𝗲𝗱𝗶𝗵𝗮𝗻 𝗱𝗮𝗻 𝗞𝗲𝘀𝗲𝗽𝗶𝗮𝗻."