Rumah yang baru dibangun diujung desa kini menjadi kosong setelah beberapa tahun yang lalu menjadi tempat meninggalnya seorang ibu dan anak laki-laki nya..
meninggal tanpa sakit dan tiba-tiba menjadi perbincangan masyarakat setempat karna mereka meninggalnya ditahun yang sama
tapi, ini bukan tentang seorang ibu dan anak laki-laki nya,
namun, ini tentang sepasang pengantin baru yang lebih memilih untuk menempati rumah tersebut.. dan disitulah awal malapetaka bagi sepasang pengantin baru itu terjadi terus menerus...
penasaran..?
yukk ikuti kisahnya..
ini karya perdana author ya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NauraAini, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
luka yang parah
Semakin siang semakin terasa panas di sertai perih sebelah muka Niah, cermin kotak kecil dan kipas bambu yang kini selalu di sisi Niah.
"ini kaya luka habis jatoh di aspal, lecet gini keliatan tipis kulit nya" ucap Niah yang terus bercermin dan mengipas ngipas wajah nya.
Seperti kita habis megang banyak cabe dan di garang di atas bara. Seperti itu lah gambaran wajah yang Niah rasakan sekarang.
sampai malam hari pun Niah terbaring dengan air mata yang terus membasahi pipi, dia memiringkan bada ke arah kanan, supaya air mata nya tidak mengenai wajah sebelah kiri nya. Kelopak mata penuh dengan luka sampai melihat pun terasa berat dan terganggu, hidung, pipi bahkan sampai ke dagu luka itu menyebar, seperti memakai topeng sebelah. Dan luka itu semakin lama semakin berubah menjadi warna coklat keriput, seperti kulit nenek-nenek tapi ini lebih parah dan mengerikan.
Niah memutuskan izin tidak masuk kerja selama beberapa hari karena tidak sanggup untuk melihat dengan jelas, makin hari makin parah luka itu , perih dan panas tidak hilang barang sebentar. Dan Niah pun meminta Nabil untuk mengantarkan pulang ke rumah orang tua nya.
Nabil pun menuruti keinginan nya, karena Nabil masih harus bekerja karena masih baru. dia meminta tolong pada Dimas, adik laki-laki Niah untuk mengantarkan Niah berobat. Karena dia tau di mana dokter yang manjur.
Niah juga yang ingin di antarkan oleh adik laki-laki nya, dan menyuruh Nabil untuk tetap pargi bekerja. Karena di temanin Nabil pun membuat emosi Niah naik. Niah ingin segera pindah dan mencari kontrakan baru, tapi Nabil masih kekeuh untuk bertahan.
Setelah pulang berobat Niah menginap di rumah orang tua nya, karena kebetulan juga orang tua nya sedang tidak ada di rumah selama beberapa hari karena ada perjalanan wisata ziarah ke daerah Jawa.
hanya ada dua adik nya saja, karena yang kecil di ajak oleh orang tua Niah.
"apa kata dokter, penyakit kamu ini?" tanya Nabil setelah menjemput Niah, karena dia menginap hanya semalam saja.
"ini penyakit herpes mas, kalau bahasa kampung nya rerawitan. Di sebab kan oleh debu-debu yang beterbangan, dan kondisi tempat tinggal yang tidak bersih" ujar Niah menghela nafas
"terus aku bilang juga sama dokter nya gini, (dok, kan di tempat saya tinggal ada kandang ayam sama burung dok, dan itu kotoran nya berserakan setiap hari di teras depan rumah , dan kandang nya juga nempel sama dinding samping rumah, )"
Dan itu penyebab nya mas, kan kita juga enggak tau itu jemuran kita di depan mungkin terkontaminasi juga soal nya tiap hari itu kotoran ayam di teras. Belum bulu-bulu burung yang masih bisa masuk sama kotoran nya lewat atap yang dekat dapur itu, kan ada celah di atas sana mas. " ucap Niah panjang lebar
Nabil menghela nafas berat."apa kita balik lagi aja tinggal sama orang tua aku?" tanya Nabil
"aku mau nya pindah kontrakan bukan balik lagi ke sana. kalau kamu mau balik ke sana ya udahh kamu aja sana sendiri." ucap Niah menatap Nabil kesal.
"mas pikirin lagi yah, ini juga belum Nemu kontrakan yang pas " Nabil berkata pelan karena ada rasa dongkol juga akibat ulah pandi, suami nya Santi, yang sedang seenak nya saja menaruh kandang unggas di dinding rumah ini, memang Nabil dan Niah hanya mengontrak tapi kan tidak bisa seenak nya juga. Sampai merugikan pihak lain.
"kasihan muka istri ku yang mulus jadi seperti ini" batin Nabil nelangsa juga.
