Arya Sebentar Lagi dia mendapatkan Sertifikat praktek kedokteran, Sebelumnya Dia Baru pulang dari luar negri setelah berbulan madu dengan Eriska.
Arya sendiri memiliki banyak istri dan Eriska ini istri yang ke 8, bagai mana keseruan kisah cinta Arya dan bagai mana dia mempertahankan semua haremnya.
ikuti terus ceritanya.
Ket : Petualang Cinta Dokter Muda sebenarnya Season 3 dari Dukun Muda Mencari Cinta Season 2, mau baca langsung boleh karena ada pengenalan tokoh, mau cari season pertama juga boleh banget.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dani Sutisna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19 Sudarmin
Bab 19 Sudarmin
Sudarman menarik baju kapten keamanan ke arah Arya dan dia pun sedikit terhuyung, kemudian dia bisa berdiri tegak lagi sambil membetulkan bajunya yang tadi di tarik.
Kapten keamanan berbalik ke arah Sudarman kemudian bertanya "Apa yang anda inginkan sekarang?"
Sudarman menunjuk ke arah Arya "Aku ingin kamu usir orang miskin ini, dia tidak layak berada di tempat seperti ini"
Kapten keamanan mengangkat tangannya di depan dada "Apa hak anda mengusir pengunjung, bukan kah pameran batu ini bertujuan untuk mengenalkan batu akik ke khalayak ramai,
kalau anda mengusir pengunjung itu berarti anda tidak ingin memperkenalkan batuk akik ini, dan bukannya batu akik ini sudah menjadi tradisi Nusantara, bahkan orang miskin pun memakai batu akik saat ini"
Sudarman melambaikan tangannya sambil mengumpat "Tahu apa kamu, cepat usir orang ini atau kamu sendiri yang akan aku pecat"
Kapten keamanan langsung tertawa dan di ikuti oleh anak buahnya, bahkan Arya, Raya dan Eriska ikut menertawakan Sudarman.
"Hahaha.... Tuan apakah aku tidak salah dengar, apa ! kamu mau memecat ku, memangnya kamu pemilik hotel ini ?"
Kapten keamanan menunjuk ke arah kepala dia meniru Arya yang menunjuk ke arah kepalanya sendiri.
"Hai sepertinya kamu keseringan menonton Derama pendek Dracin, dan terlalu menghayati perannya, lebih baik kamu periksa ke psikiater"
Mendengar kapten keamanan berkata dracin Eriska yang baru pulang dari Thailand bertanya "Hai sayang apa itu dracin?"
Arya tidak menjawab tetapi raya yang menjawab pertanyaan dari Eriska "Dracin itu singkatan dari Drama China, itu loh yang pemeran utama CEO yang menyamar dan ketika pergi ke hotel miliknya sendiri dia di hina dan di caci maki.
Bahkan si antagonis menyuruh satpam untuk mengusir si pemeran utama, ya seperti sekarang ini, tapi aku yakin ini satpam juga penggemar Dracin, sehingga dia tahu apa yang dia ucapkan"
Eriska menunjuk ke arah Raya "Yaya apa kamu juga suka nonton Drama pendek itu?"
Raya tersenyum "Hehehe.... Tentu saja, itu hanya untuk mengisi waktu luang ku saja kok tidak lebih"
Arya berkata "Ada gak drama pendek yang ceritanya karyawan hotel mencaci maki cucu pemilik hotel yang pada akhirnya si cucu pemilik hotel dan si karyawan itu jatuh cinta lalu menikah"
Raya langsung mencubit bahu Arya "Mas kamu ini meledak aku ya, itu kan kisah nyata kita, mana ada hal yang semacam itu"
Setelah berkata seperti itu wajah raya memerah seperti kepiting rebus, dia teringat masa lalu yang pernah memarahi Arya yang dia kira orang yang akan meminta sumbangan dan Arya pun di usir serta di caci maki oleh raya waktu itu.
Arya tersenyum "Ya siapa tahu ada cerita seperti itu, lain kali aku akan undang sutradara untuk membuat film kisah cinta kita"
Raya menggelengkan kepalanya "Ih kalau mengingat kenangan itu, sungguh malu maluin tau gak sih, sudah ach, jangan bahas itu lagi"
Sudarman menunjuk ke arah kapten keamanan "Hai jaga mulut mu itu, apa kamu tidak tahu siapa saya"
Kapten keamanan itu menjawab "Ya tadi kamu sudah memperkenalkan diri, nama mu Sudarman bukan ? Kamu juragan batu akik kak ?"
Sudarman bertolak pinggang "Jadi kalau sudah tahu kenapa kamu masih memprovokasi ku, ayo minta maaf berlutut dan bersujud di depan ku"
Kapten keamanan melambaikan tangannya "Maaf aku tidak bisa, aku hanya berlutut dan bersujud ketika aku sembahyang saja, kalau kamu ingin aku bersujud dan berlutut di depan mu, pergi saja ke mushola, nanti ketika aku sembahyang kamu bisa diam di depan shap ku"
"Kurang ajar, beraninya kamu, seorang satpam rendahan berani menghina ku, awas kamu ya, kamu tidak tahu berhadapan dengan siapa, jangan panggil aku Sudarman kalau aku tidak bisa memecat mu"
Kemudian Sudarman menunjuk ke arah Arya "Hai Bocah miskin, lihat saja nanti, aku akan buat perhitungan dengan mu, sekarang kamu selamat karena satpam rendahan ini membela mu, awas kalian"
Dengan hati yang kesal Sudarman pun pergi, sebelum keluar dari pintu Aula, Arya berteriak "Kalau satpam tidak di pecat aku akan panggil kamu Spiderman bukan Sudarman lagi"
Mendengar itu sontak semua orang tertawa terbahak-bahak, dan itu menjadi tontonan yang menarik bagi pengunjung pameran batu akik.
Kapten keamanan itu pun berteriak sambil melambaikan tangannnya "Sudah, tontonan gratis berakhir, lakukan aktifitas kalian masing-masing, ayo bubar"
Kemudian kapten keamanan berbalik ke arah Arya "Tuan muda, maafkan atas kelancangan saya"
Arya menepuk pundak kapten keamanan "Tidak masalah, aku justru terhibur dengan celoteh mu, sekarang kembali lah bekerja"
Kapten keamanan itu membungkuk hormat "Siap tuan muda"
Di belakang arya, Raya menelpon para pengawalnya supaya mereka datang ke aula hotel yang ada di lantai 5, sehingga setidaknya kalau ada masalah seperti ini lagi Arya dan dirinya tidak perlu turun tangan lagi.
Sedangkan Sudarman sendiri pergi kelantai bawah, dengan amarah yang sangat besar.
Di ruangan rapat, Firman Sandjaya paman Arya sedang berdiskusi dengan seorang pria paruh baya.
Mereka sedang membahas kerjasama mengenai batu akik, yang kebetulan Firman Sandjaya memegang perusahaan perhiasan.
Sebenarnya industri perhiasan di bangun oleh kakeknya Arya, kemudian di kelola oleh Firman Sandjaya.
Firman Sandjaya selain keluarga Sandjaya dari garis keturunan tidak langsung dia juga pengawal dan asisten pribadinya kakek Arya yang bernama kakek Badar Sandjaya.
Kakek Badar Sandjaya sendiri adalah kepala keluarga yang sebenarnya dari klan Sandjaya saat ini yang tinggal di kampung adat.
Adapun ayah Arya dia hanya kepala keluarga cabang yang tinggal di ibukota lama dan ada beberapa lagi anggota keluarga cabang yang tersebar di negri ini.
Sehingga firman Sandjaya sangat di percaya oleh kakek Badar selaku kepala keluarga utama.
"Tuan Firman, bagai mana dengan sampel batu yang aku bawa hari ini, apakah anda puas, aku bisa mengirim beberapa kuintal per bulan ke perusahaan anda"
Firman Sandjaya mengangguk, dia merasa puas melihat sampel batu yang jernih dan bahkan mirip dengan giok yang ada di negri tirai bambu.
"Baiklah tuan Sudarmin, kita akan menandatangani kontrak" ucap firman Sandjaya yang sudah menyiapkan selembar kertas kontrak.
Di pintu masuk ruang rapat, Sudarman langsung membuka pintu tanpa mengetuknya terlebih dahulu, seseorang yang menghalangi jalannya langsung di dorong
"Minggir !"
Orang yang di dorong itu pun langsung terhuyung dan menabrak ke tembok, memang tidak keras karena keburu di tahan oleh tangannya, tetapi tetap saja hal yang di lakukan Sudarman berbahaya.
Firman yang akan menorehkan tanda tangan, berhenti dan tangannya yang memegang pulpen mengambang di udara melihat kejadian tersebut.
Dan firman Sandjaya tidak jadi menorehkan pulpennya di atas kertas kontrak dia meletakkan kembali pulpen itu di atas kertas dan ingin melihat apa yang ingin di lakukan oleh anak itu.
Sudarman langsung merengek di depan Sudarmin "Kakak, Tolong aku, tegakan keadilan untuk ku"
Sudarmin mendonggakan kepalanya "Apa yang terjadi"
Sudarman memperlihatkan baju mewahnya yang sobek "Kakak, aku di bully bahkan di provokasi, mereka menghina ku, katanya otak ku tidak beres, tolong bela aku kakak"
Mendengar cerita dari adiknya itu Sudarmin menggebrak meja.
Brak....
"Siapa yang berani memprovokasi saudara ku, awas saja tunggu pembalasan dari ku"
Sudarmin bangkit dari tempat duduknya kemudian membungkuk ke arah firman Sandjaya "Tuan Firman, ada yang harus aku urus, terlebih dahulu, maaf kalau kerja sama kita tertuda"
Firman Sandjaya mengangguk "Pergilah, nanti aku akan menyusul"
***
* Bersambung