Aku kira setelah menjual perawanku,semua penderitaan ku akan berakhir ibuku akan sembuh,ternyata dugaan ku salah.Wanita yang membeli tubuhku ternyata menjadikan ku benar-benar menjadi seorang pelacur yang sudah menghancurkan masa depan ku.
Bisakah aku lepas dari rumah pelacuran ini,adakah pria yang mau menerima wanita kotor sepertiku?
ikuti kisah pahit hidup seorang gadis miskin lepas dari rumah pelacuran.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agustina Pandiangan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19 ~ Terlanjur nyaman ~
Burhan menghela napas berat saat mendengar pertanyaan putranya.Benar apa yang dikatakan putranya apa lagi yang mau dicari harta dia sudah banyak harta anak dia sudah punya hanya saja dia kekurangan kasih sayang,sewaktu muda dia terlalu fokus dengan semua bisnisnya sampai lupa membahagiakan diri sendiri,di tambah istrinya yang ketahuan mengkhianatinya beberapa kali membuatnya sudah muak dengan pernikahannya.
Istrinya tidak pernah tau kalau dia mengetahui penghianatan nya beberapa kali,dia selalu merasa jadi korban di pernikahan mereka bahkan merasa menjadi istri yang paling baik dan setia.
" Sudah jangan bahas itu,aku akan bawa kamu kembali ke rumah atau kita makan dulu?" Tanya Burhan mengalihkan pertanyaan putranya.
" Terserah papa saja,aku hanya meminta papa dan mama tetap menjadi orang tua ku yang utuh pa." Jawab Adam dengan nada sedikit memelas.
" Kamu lapar?" Tanya Burhan lagi.
" Tidak pa,kita pulang saja aku lelah." Jawab Adam menolak.
Burhan dan Adam akhirnya kembali ke rumah besar yang di bangun Burhan dengan biaya miliyaran.Rumah yang di harapkan bisa tempat untuk dia pulang,menikmati masa tua bersama anak cucu,tapi sayang semua itu hanya angan-angan saja,rumah itu bukan seperti yang di harapkan,rumah yang hanya tempat dia berdebat setiap pulang bersama wanita yang dia nikahi sudah puluhan tahun.
Burhan memasukkan mobilnya ke halaman rumahnya yang luas,dia pulang bersama putranya ,dia sengaja tidak memakai supir karena ingin menikmati hari bersama putranya yang jarang sekali pulang ke indonesia.Di dalam hati dia berharap istrinya tidak memancing keributan di hadapan anak semata wayang mereka.
" Ternyata kamu pulang juga ke rumah ini? Setelah anak mu jauh-jauh datang dari Jerman untuk mengajak mu pulang?" Istrinya sudah menunggu mereka di sofa disambut dengan ucapan sinis.
"Sudahlah ma.....Papa baru pulang kenapa mama berbicara seperti itu?"Ucap Adam dengan wajah sedikit marah kepada mamanya.
Renata langsung terdiam,dia mengira Adam membelanya makanya dia seperti itu.
"Adam...Kamu jangan membela papamu,kamu tidak tau sikap papa mu ini,mama yakin sekali kalau diluar sana dia punya simpanan.Berbulan-bulan dia tidak kembali ke rumah ini Adam..Mama sakit hati." Teriak Renata berusaha terus menyudutkan suaminya di hadapan putra mereka.Renata tau kelemahan suaminya yaitu menuruti semua keinginan putra mereka.
"Sudahlah ma...Seharusnya mama introspeksi diri mama dulu kenapa suami mama bersikap seperti itu.Ma...Pa aku ingin kita jalan-jalan hari ini,aku mau beli baju untuk di bawa ke Jerman,aku tidak punya waktu belanja disana karena lagi sibuk mengurus kuliahku yang akan selesai dalam beberapa bulan ini.Kalian ada waktu?" Sebenarnya itu hanya alasan yang dibuat Adam dia berusaha menyatukan hubungan kedua orang tuanya yang sudah lama renggang.
" Aku ada waktu,aku akan menyuruh Daniel untuk menggantikan aku menemui klien hari ini.Aku tidak tau mama mu punya waktu atau nga,tanya dia saja." Di dalam hati Burhan sangat bahagia karena putranya lebih membelanya dari pada istrinya.
" Mama malas,kalian pergi saja." Jawab Renata dengan nada sinis.
" Oke..Kalau mama tidak ma_
"Oke..oke mama akan menemani mu." Jawab Renata menyela ucapan dengan sedikit penekanan dari putranya.
****
Sementara itu di rumah Mira,wanita cantik itu baru saja bangun padahal jam sudah menunjukan pukul sebelas siang,Ningsih membangunkan Mira karena khawatir Mira belum sarapan dari tadi pagi.
"Mira kamu bangunlah,makan dulu habis itu baru tidur lagi." Ucap Ningsih sembari menepuk-nepuk bokong Mira.
"Bentar lagi Bu,aku masih ngantuk sekali." Jawab Mira.
"Bangunlah,ini sudah jam sebelas siang kamu belum makan sama sekali."
Mira langsung menyibak selimutnya lalu mengambil ponsel dari bawah bantalnya,dia kaget sekali melihat jam di ponselnya.
"Ya ampun kenapa ibu membiarkan aku tidur sampai jam segini." Jawab Mira lalu meletakkan ponselnya kembali setelah itu turun dari tempat tidurnya dan melipat selimut.
"Lah ..Untuk apa aku membangunkan kamu buru-buru,bukannya kamu bekerja setiap sore,sudahlah lebih baik kamu bangun lalu mandi dan makan." Jawab ibunya lalu keluar dari kamar bersamaan dengan Mira.
Mira menuruti keinginan ibunya,dia mengambil handuk lalu mandi setelah itu menyusul ibunya ke dapur untuk makan,seperti biasa keduanya selalu makan bersama.
"Ibu menungguku hanya untuk makan?"
"Bukan,ibu tadi sudah makan lontong.Ayo kamu makan jangan biasakan malas makan." Ucap Ningsih mengingatkan.
" Ya bu.Terima kasih ya Bu sudah masak enak hari ini untuk aku.Bu hari ini aku mau bawa ibu jalan-jalan ke mall,semalam aku dapat bonus dari bos jadi aku mau bawa ibu ke mall tempat orang kaya menghabiskan uang." Ucap Mira.
" Lebih baik kamu tabung saja uangnya Mir,kamu sudah bekerja capek-capek untuk apa membawa ibu jalan-jalan lagi,kamu membiarkan ibu hidup untuk yang kedua kalinya ibu sudah sangat bahagia.Jadi lebih baik kamu simpan uangnya untuk masa depan kamu." Tolak Ningsih.Sebenarnya sebagai wanita normal di ajak belanja seperti itu sesuatu yang sangat diinginkan Ningsih tapi dia tidak ingin menjadi ibu yang egois yang hanya memikirkan diri sendiri.
" Sudahlah bu,lebih baik ibu siap-siap saja,keinginan terbesar ku di dunia adalah membuat ibu bahagia.Aku ganti baju dulu ya bu,ibu juga ganti baju biar aku pesan taksi." Ucap Mira.Ningsih dengan semangat langsung bergegas ke kamarnya lalu dia ganti baju sudah lama tidak pernah pergi kemana pun membuatnya sungguh bahagia.
Mira dan Ningsih akhirnya keluar bersama,Ningsih terlihat sangat bersemangat sudah lama dia tidak menikmati hidupnya.
" Mira...Kamu bawa ibu kemana,memangnya kamu punya uang?" Tanya Ningsih saat taksi yang mereka tumpangi berhenti di gedung pencakar langit.Tempat yang belum pernah dia singgahi sejak dia ada di dunia ini.
"Tenang saja bu,aku kan sudah bilang,aku dapat bonus jadi kita bisa pakai bonus ku untuk menyenangkan hati.Sesekali Bu membahagiakan diri sendiri nga papa lo...Sudah lama kita hidup dalam kemiskinan,kita di hina,direndahkan,jadi kalau kita punya uang kita bisa menikmatinya.Ayo masuk Bu."Mira menarik tangan ibunya memasuki gedung mall tempat khusus untuk orang orang-orang berduit.
Mira dan Ningsih berjalan sambil bergandengan tangan,melewati toko demi toko,ada tatapan meremehkan dari beberapa pelayan toko,mungkin karena penampilan mereka yang sederhana jadi para pelayan itu memandang mereka sebelah mata, Mira sama sekali tidak peduli dengan mereka.
🌹🌹🌹 bersambung 🌹🌹🌹
sukses selalu untuk Karyanya 🎉🎉🎉