Bismillah karya baru FB Tupar Nasir
WA 089520229628
Sekuel dari Ya, Aku Akan Pergi Mas Kapten
Kapten Excel belum move on dari mantan istrinya. Dia ingin mencari sosok seperti Elyana. Namun, pertemuan dengan seorang perempuan muda yang menyebabkan anaknya celaka mengubah segalanya. Akankah Kapten Excel Damara akan jatuh cinta kembali pada seorang perempuan?
Jangan lupa ikuti kisahnya, ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hasna_Ramarta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19 Erni Ingin Pembuktian
Ulang tahun Wando salah satu rekan Excel, telah berakhir. Wando sangat senang dengan kedatangan teman-temannya. Kini giliran Excel berpamitan.
Saat tiba di parkiran, tiba-tiba Excel dicegat seseorang yang tidak asing baginya. Excel terkejut, karena selama acara, dia tidak melihat Erni.
"Erni, mau apa kamu di sini?" sentak Excel terkejut.
"Mau apa? Aku berada di sini sebagai tamu undangan dari teman aku. Teman aku merupakan istri dari pria yang berulang tahun," cetus Erni.
Excel sedikit tercengang, rupanya Erni bagian dari tamu undangan acara ulang tahun Wando.
"Lalu, mau apa kamu menghampiri aku?" tanya Excel heran.
"Aku hanya mau buktikan kalau kalian itu adalah pasangan palsu. Kamu dan perempuan cabe-cabean ini adalah bukan sepasang kekasih," tukas Erni yakin.
Zinni dan Excel sontak melotot ke arah Erni. Sudah dua kali Erni mengatakan Zinni cabe-cabean.
"Stop mulutmu mengatakan kalau kekasihku cabe-cabean. Dia tidak seperti dugaanmu." Excel mendengus tidak suka dengan ucapan Erni.
"Kalau bukan cabe-cabean, lantas apa? Dengan dia satu rumah denganmu, itu artinya dia cabe-cabean," hina Erni lagi.
"Sudahlah, aku tidak penting mendengar ocehanmu yang ngawur itu. Menyingkirlah, aku dan kekasihku mau lewat," usir Ecxel.
"Tidak. Sebelum kamu bisa membuktikan bahwa kalian adalah sepasang kekasih betulan."
"Apa maksudmu? Bukti apa? Kami tidak perlu membuktikan apa-apa, kami memang sepasang kekasih," tekan Excel seraya membuka pintu mobil, lalu memberi kode agar Zinni segera memasuki mobil.
"Tunggu! Buktikan kalau kalian pasangan kekasih asli. Dengan begitu, aku akan percaya dan menjauhimu," dengus Erni belum menyerah.
"Kamu perlu bukti apa?" Excel menatap Erni geram.
"Kalau dia memang benar-benar kekasihmu, lakukan ciuman di depanku," ujar Erni. Excel dan Zinni sontak terkejut. Apa kepentingannya dia menyuruh-nyuruh Excel mencium Zinni di depannya.
"Sudah jelas dia kekasih aku, tadi di dalam aku sudah menciumnya. Apa masih kurang bukti?"
"Hanya ciuman pipi, aku perlu bukti, kamu mencium bibir perempuan cabe-cabean ini." Tangan Erni menunjuk ke arah Zinni.
Zinni tersentak kaget sekaligus emosi disuruh ciuman bibir dan dikatain cabe-cabean terus-menerus oleh Erni. Dia sangat kesal, ingin rasanya menjambak wanita sok tahu itu. Tapi, Zinni hanya bisa menahannya di dalam hati.
"Dasar sinting kamu itu. Aku tidak perlu membuktikan padamu dengan ciuman bibir kalau dia benar kekasihku. Kalau kamu tidak percaya, lihat saja nanti saat pernikahan kami," tekan Excel semberi masuk kembali ke dalam mobil.
"Aku tahu kalian hanya pasangan palsu. Kenapa aku tahu? Karena perempuan cabe-cabean ini tadi sempat aku dengar memanggil kamu, Pak. Sudahlah, jangan kamu berbohong Excel.
Excel terperanjat beberapa saat, gagal sudah ia berpura-pura memiliki kekasih. Tapi, Excel tidak kalah begitu saja."
"Tidak ada pengaruhnya kekasihku memanggil aku Pak, Mas atau abang sekalipun untukmu. Mau dia panggil, Pak, itu tidak masalah, sebab aku memang sudah pantas menjadai bapak. Bukankan demikian, Sayang?" ujar Excel masih bisa memberi tanggapan dengan tenang.
"Huh, alasan. Aku tetap tidak percaya," balas Erni.
"Ya sudah kalau kamu tetap tidak percaya. Sekarang menyingkirlah. Aku tidak perlu membuktikan apa-apa sama kamu. Tunggu saja bukti nyata nanti, saat pernikahan kami digelar," ujar Excel seraya menutup kaca jendela, lalu menyalakan mesin mobil.
Excel membunyikan klakson kencang, agar Erni yang masih bertahan di kap depan menyingkir.
Erni terpaksa menyingkir, karena orang-orang di dalam mulai keluar dan ingin menyaksikan kegaduhan.
Akhirnya Excel bisa pergi membawa mobilnya yang tadi sempat ditahan Erni.
"Sialan si Excel. Aku tidak percaya kalau perempuan cabe-cabean itu kekasihnya. Paling hanya dijadikan gundik dan pelampiasan hasrat si Excel saja, secara Excel sudah dua tahun menduda." Erni memukul udara dengan geram, dia begitu kesal sudah tidak dianggap lagi oleh Excel.
"Erni, kenapa. Ada apa barusan?" Teman Erni yang tidak lain istri Wando menghampiri Erni penasaran.
"Euu, tidak ada apa-apa. Sebaiknya aku pamit, ya." Erni berpamitan, sikapnya gugup, lalu ia segera pergi dari tempat itu.
Jangan lupa dukungannya ya. Votenya yang masih ada, jangan lupa bagikan untuk Author. Makasih, sehat selalu. 💕💕💕
kawal si exel sm zinni sampai ke pelaminan