Tak ku sangka kawah gunung itu menyatu kan garam lautan dan asam pegunungan,lampu kuning penanda kehidupan ternyata jalan ku menemui dia sebagai teman sehidup semati ku
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ys Simarmata, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
serapan pagi with him
Hari weekend persetujuan kami dan Sagam untuk memilih gedung,gaun pengantin dan juga prewedding.
Sagam setuju dengan permintaan ku kalau melaksanakan pernikahan secara sederhana di Jakarta tidak di kampung nya, apalagi dikampung ku cukup jalan tengahnya saja.
Untuk pertama Sagam datang kerumah menjemput ku dengan motor nya,jujur aku ada rasa malu pada Bibi cuman mengingat Sagam bisa mengemudikan mobil jadi malu itu tertutupi ku rasa mereka juga tidak memperdulikan itu.
Sagam mengeluarkan mobil dan kami jalan,pagi ini aku mengajak Sagam untuk makan,eh dia malah memilih serapan bubur ayam di pinggir jalan lagi.
Sagam:"3 porsi ya Bu."
Senyuman ku ramah pada ibu penjual bubur ayam,ia menyediakan dengan penuh cinta Sagam aneh dia kira aku enggak berbaur dengan makanan kaki lima apa,se najis itu kah pandangan ku pada makanan higenis UMKM, enggak lah aku orang Bank sempat ada kata meninggi apa enggak kabur nasabah ku.
Adriana:"Kamu 2? "
Sagam menggeleng,ia memberikan itu dihadapan ku,"Itu enggak kamu hitung." Ia menunjuk ke arah perut ku.
Habis dua mangkuk bubur ayam lanjut dengan perjalanan menuju gedung, lumayan gak bikin malu tapi kualitas sesuai biaya kami.Aku sengaja mengambil kualitas yang tidak merendahkan ku nanti nya didepan kolega dan lainnya, mungkin Sagam tidak paham dengan itu.
dan ya tidak jauh dari wisma itu kami bisa berjalan menyewa baju,jas gaun pernikahan; pemberkatan ditempat yang sama.Sagam ikut andil dalam mencari fotografer aku tidak tahu apa rencana Sagam kedepannya.
Sagam:" Aku sudah minta izin ke pihak PT KAI buat ambil foto prewedding di stasiun atau kereta, mereka bisa kasih izin Minggu depan di depo stasiun Bogor.Soalnya ada kereta uji coba yang berhenti di sana— mumpung kita dekat dengan kota Tua disana aja gimana foto prewedding nya sembari nunggu buat foto personal kita."
Adriana:" Humm gak apa-apa,lagi pula aku belum dandan yang gimana banget kalau harus ke Bogor."
Pembayaran sukses dilaksanakan selanjutnya kami mau melanjutkan perjalanan menuju kota Tua, katanya Sagam sudah booking gedung sekaligus fotografer yang bisa digunakan hari ini juga.
Sagam:[tangan sebelah memegang telepon, tatapan tajam memperhatikan jalan] Hallo Mbak Asni,aku mau pesan kebaya dong buat foto prewedding di kotu. Jam 16:00 sore bisa?
Kalian tau dari yang ku tunjuk semua permintaan ku tidak ada sepeser pun uang keluar dari ku, Sagam memang mempertanggung jawabkan aku.Tatapan ku terus penuh cinta untuk dia.
Sagam:"bisa ya, oke-oke kita datang ya mbak."
Mobil melakukan putar balik sebelum mendapati kota Tua,dari tuturan Sagam sih butik yang kami sewa sudah include dengan make-up jadi tidak perlu pusing.
Saat kamisol dipakai,Sagam memperhatikan perut ku yang mulai nampak berbeda namun buncit nya tidak begitu terlihat.
mbak Asni:" Bagus Lo badan calon mu gam."
Oh dia tidak menyadari buncit ku ternyata,amanlah untuk menutupi ini semua.
Kebaya yang ku gunakan tidak memuaskan pandangan Sagam selaku laki-laki ku cinta.
Kalau gaun itu gimana ya,gaun ala-ala noni Belanda berwarna hitam unik banget aku suka.Sepertinya Sagam melihat tangan ku meraihnya,ia menanyakan itu lalu aku mengiyakan.Dan ya,kami memilih konsep Belanda.
Sagam:" Terus foto di sepeda ya."
Ku tepuk bahu Sagam menolak ide konyol itu,ku bawa dan pilih itu saja.Akhirnya kamisol ini dilepaskan,kami melanjutkan perjalanan menuju kotu sekitar 15 menitan dan akhirnya sesi foto-foto dan ya ada gaun adat Jawa dibawa untuk kami coba.
Cantik-cantik banget soft copy yang belum di edit diberikan untuk kami,aku memposting foto kami dan ragam komentar diberikan untuk kemesraan itu.
Dina menghubungi ku dengan adanya postingan 1 foto sagam dan aku, dimana 1 tangan Sagam menahan badannya dengan wajah seolah mencium ku amat mesra aku suka dengan Medan wajah ku disudut jendela.Seolah jas Sagam itu meletakkan wibawa tersendiri padanya.
Perjalanan di mobil menjadi semakin ramai dengan obrolan ku dengan Dina.
Dina:"Dri seriusan? Ini prewedding?"
Adriana:" Enggak, foto sampul majalah Bobo sih Din."
Dina:" Sukses ya Dri kedepannya,oh iya do'akan kita bisa hamil barengan ya,satu mimpi yang belum bisa ku capai."
Adriana:" Nyusul ya Din."
Dina:"Ya Allah Dri ! Nyicil?"
Cukup kami-kami aja yang tau tujuan obrolan ini ya kalian cukup menikmati saja sama seperti Sagam.
Adriana:" Gara-gara Lo juga kali."
Dina:" Perasaan subur banget,sekali tancap langsung jadi."
Adriana:" Biasa."
Senyum ku tipis,aku diam seribu bahasa selanjutnya obrolan kami mati.Tiba-tiba Sagam membawa ku pada pemberhentian makan malam dimana ada soto lagi-lagi makan dipinggir jalan, Tapi aku terlalu kalap makan sampai sesak dada ku mengingat tadi siang tidak ada makan dan minum sekalinya makan langsung kenyang.Aku diam saja dengan rasa sakit yang ada, tidak ingin membebani Sagam aku mencoba tidur dan ya efek kekenyangan dan kaki ku tiba-tiba keram banget,sehabis aku merasakan sakit luar biasa aku menangis menahan mual.
Adriana:" Aku mau muntah,"
Aku menangisi keadaan ini,Sagam menghentikan mobil dipinggir jalan, trotoar menjadi saksi perjuangan ku melawan rasa mual yang amat sangat menyiksaku.
Sagam:"Aku beli minyak angin dulu."
Ku lihat sekitar ternyata sudah mendekati perumahan, pandangan ku mulai kabur capek; capek dibadan mulai terasa dan ya aku tidak tahan lagi memilih masuk ke dalam mobil.
Sagam:" pegang."
Minyak angin menjadi aroma terapi tersendiri di hidung merilekskan sampai aku tertidur pulas,namun entah dimana aku bermimpi diantara ramai orang di hawa dingin ternyata ketemu dengan Luis.
Dalam mimpiku
Luis dengan wajah seperti tidak ku kenal namun aku tau itu Luis,aku menangis dibahu Luis.
Adriana:" Aku tersesat Luh,"
panggilan ku dulu waktu bersama nya,ku tarik kaos putih bertemu dengan jaket cokelat.Ia diam sembari memeluk ku erat.
Luis:"Tenang lah Dri,ada aku disini.Jangan merasa sendiri ya,kamu jalan aja ke lorong itu,"
Aku terbangun saat Luis mendorong badan ku menuju lorong diantara 2 bangunan tinggi,aaaahh teriak ku ternyata aku sudah ada ditempat tidur dan ya semua badan berlumuran minyak angin aromatherapy ku lihat sekeliling ternyata Sagam tidur dibawah kaki ku tepatnya dengan posisi setengah duduk dengan tumpuan ranjang.
Adriana:" Gam,naik aja ke tempat tidur.Kenapa dibawah?"
Sagam menolak dengan gelengan kepala, dengan suara datar dia bilang nanti jam 6 aku harus pulang karena harus masuk pagi kan besok.
Adriana:"Udah gak usah sok drama deh Sagam.Lo dah pernah an-boxing gue jadi enggak usah segan-segan gak menentu."
Mendengar itu Sagam tetap menolak,aku sih pasrah ya mau gimana cuman dengan ide sederhana, yaitu AC ku nyalain dengan volume suhu terendah kan jadinya anak itu memilih untuk naik ke ranjang.Aku sih oke aja dia tidur disebelah ku enggak ada masalah sama sekali.
Dan benar sekembalinya aku dari dapur untuk minum Sagam sudah tidur disebelah ku,bantal guling sebagai pembatas kami, selimut ku menjadi hal milik bersama.