Pernikahan antara Ayyana Betari dan Prasetya Wiguna berjalan begitu harmonis bahkan keduanya mendapat julukan sebagai couple goals
Namun, pernikahan kedua Prasetya bersama seorang wanita atas permintaan sang ayah menjadi awal dari kehancuran biduk rumah tangga yang sudah berjalan empat tahun itu
Akankah Betari menerima pernikahan kedua suaminya dan menerima Sabrina sebagai madu? ataukah pernikahan atas dasar balas budi itu akhirnya menjadi noda dalam pernikahan antara keduanya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon e_Saftri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berbaikan
Setelah sarapan, Prasetya hendak kembali kerumah, berharap Tari masih berada disana dan menunggunya untuk diantar ke toko
"Den Pras!" Sapa bi Ida
"Tari masih dirumah kan bi?" Tanya Prasetya, rasanya rindu juga meninggalkan wanita itu seharian
"Neng Tari udah berangkat pagi-pagi sekali tadi, pake taksi online" jawab bi Ida
"Tari baik-baik aja kan bi?"
"Maaf kalau bibi lancang, neng Tari sama den Pras berantem ya?" Tanya Ida yang memang sejak kemarin penasaran
"Ada sedikit masalah, ya udah Pras mau nyusul Tari dulu" pamit Prasetya pada wanita paruh baya itu
"Den, tolong bujuk neng Tari makan! Sejak pulang kemarin neng Tari belum makan apa-apa. Bibi jadi khawatir" Ujar bi Ida
"Tari belum makan?" Rasa bersalah memenuhi hati Prasetya. Rasa cemburunya ternyata telah menyiksa sang istri
"Neng Tari juga tidur di balkon semalam" Bi Ida memang masuk kekamar mereka pagi tadi dan melihat wanita malang itu tertidur dikursi yang berada di balkon kamar
"Astaga!" Dengan membawa rasa bersalahnya, Prasetya melajukan mobilnya menuju toko bakery milik sang istri
"Maaf mbak, tapi itu baking powder nya kebanyakan!" Tegur salah seorang karyawan yang bertugas didapur
"Astaga!" Tari memang tidak fokus saat ini, ia terkejut saat sebotol penuh baking powder ia masukkan kedalam adonan tepung yang tengah dicampur
"Mbak Tari sedang ada masalah?" Tanya salah seorang lagi
"Nggak ada! Ya udah kalian beresin ini! Saya mau keruangan saya sebentar!" Tari pamit, jika terus berada disana mungkin dirinya akan merusak semua adonan nantinya, lebih baik menenangkan diri lebih dulu pikirnya
"Tari mana?" Tanya Prasetya saat dirinya memasuki toko
"Ada di ruangannya" Jawab Latifah, karena memang Tari mengatakan akan menenangkan diri disana untuk saat ini
Prasetya membuka pintu perlahan, disana ia melihat seorang wanita tengah duduk sambil menundukkan wajahnya diatas meja dengan ditutupi oleh kedua tangannya
Wanita itu menangis dan Prasetya tau itu, terlihat dari bahunya yang bergetar serta suara isakkan walaupun terdengar pelan
Pria itu menyentuh bahu wanita cantik itu, rambut panjangnya menutupi wajah cantik itu dengan sempurna
"Pergi dari sini Latifah, aku mau sendirian" Ucap Tari tanpa mengangkat wajahnya. Ya siapa lagi yang akan menemuinya jika bukan Latifah, wanita itu pasti datang untuk membujuk dan Tari malas untuk menanggapinya saat ini
Usapan lembut beralih pada rambutnya, Betari masih enggan untuk melihat siapa yang tengah mencoba membujuknya
"Masih ingin sendiri?" Suara itu? Jelas Tari sangat mengenal suara itu
"Mas Pras?" Tari berdiri, menghadap pria tampan yang kini tersenyum manis kearahnya sambil merapikan rambutnya yang sedikit berantakan
Tak lagi menunggu, wanita itu segera memeluk tubuh kekar itu dengan erat, menyalurkan rasa rindu yang sejak kemarin ia rasakan
"Maafin aku mas, aku udah bikin mas Pras kecewa" Ucap Tari masih dalam dekapan sang suami
Prasetya mengurai pelukannya, mengusap pipi sang istri yang telah basah oleh air mata
"Mas minta maaf karena nggak mau dengar penjelasan dari kamu" Ada rasa bersalah dalam hati Prasetya, dirinya sudah membuat wanitanya itu menangis dalam waktu yang lama, terlihat dari matanya yang sembab
"Sudah makan?" Tanya Prasetya membelai lembut pipi chubby itu
Tari menggeleng, sejak kemarin ia memang belum makan. Dirinya tak berselera untuk makan saat tidak mengetahui keberadaan suaminya
"Kita makan siang!" Ajak Prasetya dan diangguki oleh wanita itu
"Mas Pras udah nggak marah kan?"
Prasetya mengulas senyum lalu mendaratkan satu kecupan lembut di kening istrinya
"Mas nggak pernah bisa marah sama kamu, kemarin mas hanya cemburu" Ujar Prasetya
"Maaf! Harusnya aku bisa tegas dan usir Zayyan dari sana" Betari menunduk, cairan bening itu kembali dan segera dihapus oleh Prasetya
"Pria bodoh mana yang tidak jatuh cinta dengan wanita secantik ini?" Prasetya mengangkat wajah cantik itu lalu menatapnya
"Mas Pras bisa aja" Tari jadi tersipu mendengar ucapan sang suami
"Sayangnya mereka hanya bisa mengagumi karena aku adalah pemilik asli dari wanita cantik ini" Prasetya mendekatkan wajahnya pada wajah sang istri, hingga hidung keduanya bertemu dan mengecup bibir berwarna merah muda itu cukup lama
"Kita pergi sekarang?" Prasetya mengulur tangan, menghapus jejak lipstik yang keluar dari bibir sang istri karena ulahnya
Tari mengangguk "Aku ambil tas sebentar"
Keduanya keluar dari ruangan itu sambil bergandengan tangan begitu mesranya
Mobil yang dikendarai Prasetya berhenti disebuah restoran, jam makan siang membuat restoran itu sedikit ramai
Keduanya duduk disalah satu meja, dan seorang wanita menghampiri dengan menyerahkan buku menu
Setelah selesai memesan, wanita itu berlalu meninggalkan meja yang ditempati oleh suami istri itu
"Ini restoran yang lagi viral itu kan? Katanya makanan disini enak" Ujar Tari dengan antusias
"Mas juga baru kesini! Kayanya emang enak sih, lihat! Pengunjungnya banyak" Prasetya melihat sekeliling dan memang hampir semua meja terisi
Tak lama seorang pelayan datang membawa makanan yang telah mereka pesan
"Emang seenak itu sih" ucap Betari yang disetujui oleh sang suami
"Tari? Jadi dia udah baikan sama suaminya?" Gumam seorang pria yang sejak tadi melihat interaksi antara sepasang suami istri itu
"Hey dengar!" Zayyan membisikkan sesuatu pada seorang pelayan dan wanita itu mengangguk
"Mau dessert?" Tanya Prasetya pada sang istri
"Aku mau gelato, katanya disini itu yang paling favorit"
"Ya udah sebentar aku panggil pelayan!"
Setelah menunggu, seorang pelayan kembali menghampiri meja keduanya dengan wadah berisi kudapan dingin itu
"Selamat menikmati! Dan ini spesial untuk nona!" Pelayan wanita itu meletakkan sesuatu yang ditutupi didepan Tari dan itu membuat keduanya bingung
"Ini apa?" Tanya Betari
"Menu spesial dari kami!" Jawab pelayan itu dan berlalu meninggalkan meja keduanya
Betari membuka penutup tersebut, dan didalamnya terdapat sepotong Red Velvet cake dengan tulisan sorry diatasnya
"Mungkin salah" Tari jadi semakin bingung, tidak mungkin ini pesanan suaminya karena pria didepannya ini sama bingungnya
"Nggak salah! Itu dari aku" Suara seorang pria mengejutkan keduanya
Prasetya segera bangkit dari duduknya, dendam kemarin belum tuntas dan beraninya pria ini kembali menampakkan diri di hadapannya
"Kamu lagi!" Sentak Prasetya, dirinya sudah sangat emosi saat ini
"Tenang! Ini tempat umum" Zayyan tersenyum, menampakkan deretan giginya yang putih "Apa kabar Tari?"
Tari tak menjawab, wanita cantik itu takut jika kembali terjadi keributan terlebih ini adalah tempat umum
"Mau apa lagi kamu?"
"Sudah jelas kalau saya ingin minta maaf pada Tari" Zayyan mengatakan itu sambil menatap wajah cantik yang sedari tadi diam
"Kamu mengikuti istri saya?" Prasetya geram hingga menarik kerah baju pria itu "Berhenti menatap istri saya!"