jatuh cinta dengan pria seumuran itu adalah hal yang sudah biasa bukan?, namun bagaimana jika perasaan itu malah tertuju pada seorang pria dewasa yang seumuran dengan ayahnya?.
"hot, seksi, dan menggetarkan." gumam gadis beseragam SMA menatap tak berkedip pada tubuh tegap di depannya.
"Dasar gadis gila, menyingkirlah." penolakan terjadi, namun apakah gadis SMA itu menyerah?. ck, tentu saja tidak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mian Darika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
19
Sayup sayup suara burung pun mulai terdengar yang entah dari mana asalnya. Membuat tidur seorang gadis mulai terusik di pagi yang cukup dini untuk dia yang bangun seperti hari hari biasanya, gadis itu masih terpejam namun bibirnya tak berhenti bergerak untuk mengukir senyum yang penuh arti, antara senang, puas, dan juga merasa lega.
Di sampingnya, terdapat tubuh kokoh yang mebelakanginya hanya ada punggung kekar dengan warna kecoklatan yang terlihat seksi.
Gadis itu dengan perlahan membuka mata, merasa puas dengan karya abstrak yang memukau yang sudah ia buat tengah malam tadi.
Ah, rasanya ia seperti mendapat kan sebuah hadiah yang sudah lama dia impi impi kan, hadiah yang mampu membuatnya tak ingin beranjak dari tempat tidur, ingin memandangi hadiah tersebut dengan waktu yang cukup lama sampai sampai tak ada waktu tidur untuk sekedar memaling kan wajah dari hadiah itu.
Hadiah yang sangat menarik dan sangat sulit di dapat kan, dan flor beruntung mendapatkannya walau pun sewaktu waktu hadiah itu bisa saja hilang atau di curi oleh orang lain.
Lama ia memandang punggung itu, membuatnya tanpa sadar mengulur kan tangan untuk menekan otot otot bisep di bagian lengan, serta mulai menyusuri urat urat seksi yang melingkar di bagian sana.
Dia tersenyum, gadis itu ternyum dengan sedikit menggigit bibir dengan nakal. Rencananya berhasil, florencia berhasil membuat pria incarannya datang ke padanya dengan sendirinya tanpa harus di goda terlebih dulu seperti sebelumnya.
Flor merasa bahagia, merasa menang karna bukan dia yang mengacau kan pertunangan itu, melain kan stanley sendiri lah yang membuat calon tunangannya merasa malu, marah, dan seperti sedang di lempar kan kotoran anj!ng jalanan yang menjijik kan, astaga membayang kan itu saja sudah berhasil mengo cok perut flor untuk tertawa terbahak bahak.
Flor lagi lagi terkekeh, merasa puas dengan huru hara yang ia rancang sedemikian rupa. Huru hara yang berhasil membuat stanley melepas kan cincin pertunangan yang sempat di semat kan oleh medy dengan begitu mesra di depan semua tamu yang hadir.
Ck...ck..ck..ck....kalau di pikir pikir bagaimana keadaan wanita berwajah tepung itu saat ini? Apa kah sekarang masih menangis meraung raung seperti semalam layaknya seorang anak kecil yang sedang tertangkap basah memakan coklat di saat ibu nya melarang itu, atau mungkin sedang mengurung diri bak rapunzel yang kena kutukan karna merasa malu dan juga terhina?.
Setelah puas mengagumi tubuh atletis itu, flor pun turun dari tempat tidur berukuran king size milik pria di sampingnya. Lalu berjalan dengan anggun ke arah kamar mandi, sembari terus memamer kan seyum bahagianya.
Setelah pintu kamar mandi tertutup dengan sempurna, pria tadi berbalik badan dengan tubuh yang terlentang sempurna sembari menatap langit langit kamarnya yang bernuansa putih.
Ada helaan nafas di sana, merasa ragu dengan keputusan yang di ambil. Merasa khawatir jika saja gadis yang bersamanya sampai pagi ini akan menyesal, menyesal karna memilihnya.
"Ada apa paman? Kenapa melamun, apa kah tidur mu semalam masih belum cukup."
Cup...
Bisik flor di samping telinga stanley sembari memberi kan sedikit menu pembuka yang manis dengan mengecup pipi pria itu, di mana membuat sang empu cukup terkejut di saat ia tidak sadar jika gadis nakal ini sudah berada di dekatnya.
"Kau baik baik saja?." Tanya nya, yang di balas anggukan acuh oleh flor yang sekarang sudah berbalut bathrobe miliknya.
"Bukan kah seharusnya aku yang bertanya, apa kah paman baik baik saja?." Dengan sengaja, flor melonggar kan tali bathrobe nya. Membuat pinggiran payu dara sintal itu terekspos, namun dengan cepat stanley membuang muka.
Tawa flor meledak, membuat stanley kembali menoleh merasa bingung. "Paman? Apa kau merasa malu, apa kau merasa harga diri mu terluka karna waktu itu kau begitu keras kepala jika tidak akan tergoda pada ku, hm?."
"Diam lah, jangan berbuat hal gila. Aku akan mandi dan segera menemui kakek mu, dan ingat jangan mengikuti ku atau diam diam menguping pembicaraan kami nanti.
Staley bergerak turun dari tempat tidur dengan tubuh shirtlessnya, yang berhasil membuat flor lagi lagi menggigit bibir merasa berdebar dengan pipi yang memanas.
"Bukan kah aku sudah bilang? Jika bukan aku yang menghancur kan acara itu, tapi stanley lah yang memulainya. Sedang kan aku? Aku hanya sedikit membantu agar masalahnya bisa terselesai kan dengan cepat." Ucap flor kembali tersenyum lebar, merasa bahagia dengan apa yang sudah terjadi.
Flashback On.....
"Paman, apa yang kau lakukan? Kami baru saja ingin berciuman." Kesal Flor yang cukup terkejut dengan tindakan tiba tiba yang di lakukan oleh stanley, pria itu memukul tengkuk carlos sampai tak sadar kan diri di lantai yang dingin.
Bahkan minuman yang pria itu pegang di gelas langsung tumpah tak tersisa, padahal minuman itu untuk di beri kan ke pada flor supaya menerima tawarannya.
Minuman alkohol, ya minuman memabuk kan itu yang akan di beri kan carlos untuk flor, minuman yang sebenarnya di larang untuk di konsumsi sementara oleh tuan gordon mengingat akhir akhir ini cucunya itu sudah sering kali mengonsumsinya di mansion secara diam diam.
Selain itu, toleransi flor terhadap alkohol juga sedikit rendah apa lagi mengingat saat ini ia sedang berada di acara penting, jadi sudah di peringat kan sebelumnya agar flor tak menyentuh minuman itu.
"Kau berkencan dengannya?." Bukannya menjawab, stanley malah bertanya dengan tatapannya yang tajam, mempertanya kan sebuah status yang tidak flor bayang kan sebelumnya akan di tanyakan oleh pria ini.
Gadis itu terdiam sejenak, lalu mengangkat dagu memandang stanley yang tinggi menjulang di depannya dengan senyum penuh percaya diri. "Tentu saja, bahkan aku juga mengencani adiknya. Hanya saja mereka masih berusaha membukti kan diri untuk menjadi yang paling layak sebagai seorang suami florencia flippa, karna kau pun juga tau bukan kalau kakek ku hanya membutuh kan satu cucu menantu. Jadi ku rasa aku harus menyeleksi keduanya lebih dulu, dan itu di mulai dari tahap berciuman yang panas, lalu selanjutnya....mungkin ber cinta?." Ucap flor dengan binar mata yang penuh semangat, menggoda secara terang terangan.
Stanley berdecih. "Jangan gila, kau pikir hal semacam itu bisa membukti kan mereka pria yang baik atau tidak? Kau bisa saja hanya di manfaat kan."
"Ck, apa urusannya dengan mu paman? Lagi pula jangan menegur ku seperti itu lagi. Karna selain pengganggu, kau juga perusak. Dan ingat lah satu hal, kau ini bukan siapa siapa untuk ku, kau ini hanya kebetulan menjadi bagian penting yang kakek ku anggap, tidak lebih dari itu." Rahang stanley mengeras, berani sekali flor mengata kan hal seperti itu ke padanya.
"Ikut aku!..." stanley dengan kasar menarik lengan flor ke lantas atas, membawa gadis itu melalui pintu lift yang terhubung ke lantai dua di mana kamarnya berada.
Brukk...
Flor di dorong ke tempat tidur, sebab stanley bisa mencium bau alkohol dari mulut gadis itu yang mana ia khawatir jika saja flor lepas kendali dan membuatnya melakukan hal yang hanya akan mencoreng nama keluarga.
Ya, flor sempat meneguknya sebagai obat agar bisa lebih berani untuk merencana kan niatnya. Agar dia tidak terkecoh, atau pun termakan omongan sampah yang terus saja menghampirinya.
"Diam di sini, dan jangan ke mana mana. Aku akan mencari gunn agar mengganti gaun jelek mu itu, mengerti!?."
Brakkk....
Dengan kasar, stanley kembali menutup pintu dan tak lupa menguncinya dari luar. Karna tidak ingin flor kabur, dan membuat keribuatan yang hanya akan membuat kakeknya sakit kepala.
Seperginya stanley dari sana, senyum licik pun tersungging di bibir seksi itu. Membuat gerakan menyilang kan kaki, lalu mulai meraih tas kecil yang ia genggang sedari tadi.
"Halo? Kau di mana flor, pesta dansa sudah di mulai sejak tadi dan kau belum juga datang. Sebenarnya rencana ini akan di lanjut kan atau tidak ha? Aku muak berdansa dengan keparat ini, dia selalu mengambil kesempatan untuk meraba bo kong ku dan juga menatap dada ku. Ck, aku marah ini adalah aset yang hanya ku beri kan pada paman levi, jadi yang lain tidak akan pernah ku biar kan." Omel remika, saat dirinya berada di kamar mandi untuk mengangkat telfon dari sahabatnya ini.
Flor terkekeh, sekaligus merinding dengan apa yang di ucap kan remika.
"Tenang saja, semua akan berjalan sesuai yang kita ingin kan. Dan sekarang, beritahu pada vano untuk melakukan tugasnya, dan setelah itu mari kita nikmati hasilnya." Ucap flor, menyebut nama adik dari carlos. Pria berusia 18 tahun yang dengan senang hati menerima kerja sama bersama flor dan remika untuk tujuan yang sama namun sangat menguntung kan masing masing pihak.
Dan tentu saja ada imbalan untuk itu, imbalan yang flor berikan pada vano. Imbalannya yaitu flor tidak akan memilih vano yang sudah memiliki kekasih menjadi pria yang ia terima di jodoh kan dengannya. Dan flor dengan senang hati mengiya kan, karna bukan hanya tak mengingin kan vano, flor juga tak berselera dengan pria muda seumurannya walau pun secara visual vano adalah pria yang cukup tampan.
Setelah sambung telfon antara flor dan remika terputus, di saat itu juga lampu lantai dansa menjadi padam. Padahal posisinya stanley dan juga medy sudah siap untuk bergabung di tegah tengah pasangan dansa tersebut.
Namun sayang, sesuatu yang mengejut kan malah terjadi. Di mana layar besar yang seharunya menampil kan foto foto romantis stanley dan medy, malah terganti kan dengan sebuah video syvr yang sangat panas antara carlos dan juga raisa, kekasih dari levi. Dan tak hanya itu saja, bahkan yang lebih mengejut kan lagi ada video lain di sana.
Masih dengan rating dewasa, yang menampil kan medy bersama pria yang merupa kan sepupu dari stanley pria yang menjadi pasangan dansa remika beberapa waktu lalu.
Sebuah hubungan yang terjalin lama antara medy dan sepupu stanley itu, hubungan dengan kesepakatan akan berakhir setelah medy dan stanley bertunangan, dan itu di lakukan tanpa paksaan. Walau pun awalnya medy harus di goda dulu, karna wanita itu yang begitu mencintai sosok stanley.
Dan dengan bukti bukti yang jelas tersebut, bukan hanya kedua keluarga yang merasa malu dan terhina. Tapi juga kedua laki laki yang sudah menganggap jika wanita yang berada di samping mereka saat ini adalah wanita yang tepat.
Dengan kasar, stanley mendorong tubuh medy sampai sampai membuat wanita itu terjatuh dengan pose yang memalukan. Dan bukan hanya itu saja, stanley bahkan dengan kasar melepas kan cincin pertunangan mereka dan melemparnya ke arah medy.
"Pertunangan ini batal!." Tegasnya dengan tatapan yang mengeri kan ke arah medy dan juga sepupunya yang sudah pucat, lalu stanley pun pergi dari sana dengan mengambil satu gelas alkohol yang di sedia kan khusus seakan akan di saji kan untuk menyambutnya dalam suasana seperti ini.
Dan 3 kata itu, sungguh!. 3 kata itu berhasil membuat nafas medy tercekat membuatnya mengamuk merasa tidak terima dan seperti sedang bermimpi buruk saat ini.
Namun.....
Plakk.....
Sebuah tamparan keras dari ayah nya mampu membuatnya tersadar, dan langsung memecah kan tangisnya dengan memohon ampun dan maaf pada laki laki tua itu. Hanya saja ayah nya pergi dari sana dengan rasa malu yang besar, meninggalkannya yang sudah di peluk oleh sang ibu untuk di tenang kan.
Sedang nyonya zelita? Wanita tua yang sangat membangga kan sosok medy di depan semua orang itu, kini jatuh pingsan saat melihat dengan jelas penghianatan yang di lakukan oleh medy terhadap putranya.
Marah, kecewa, malu, tak menyangka, semua jadi satu. Bahkan para tamu yang datang hanya bisa tercengang dengan dua bukti perselingkuhan sekaligus.
>>>>>>
Stanley yang saat itu sedang di kausai oleh emosi, memutus kan untuk pergi ke kamarnya. Melupa kan satu hal, jika di sana ada orang lain yang sudah ia kunci beberapa waktu lalu.
Dan saat pintu kamar itu terbuka, ia sedikit tersentak. Di mana dari arah tempag tidur, flor sudah menyambutnya dengan merentang kan kedua tangan. Membuat stanley yang sempat meneguk alkhol pun langsung datang padanya, meraup bibir gadis itu dan membuat suasana semakin panas.
Namun kesadaran stanley tentu masih mendominasi, sehingga ia tak sampai membuat flor tak bisa berjalan dengan normal.
"Kau, kau memang gadis nakal!." Gumam stanley di sela sela ciuman panas mereka, namun flor hanya membalasnya dengan senyuman. Senyum yang bisa menebak jika stanley sudah memiliki feeling yang kuat, jika kejadian di bawah sana ada campur tangan seorang florencia flippa.
Flashback Off....
.
.
.
.
.
.
Hai gaes, sebenarnya aku juga pengen double up gitu kayak orang orang. Cuma di sini itu ada aja kendalanya, entah itu masalah di rl, masalah mood, atau karna otak belum nemu ide baru buat alurnya.
Jadi kalau kalian nemu bab cukup panjang kayak gini, itu berarti mood ku sedang baik baik aja sama otak ku lagi lancar pas nulisnya.
Jadi tolong di maklumi kalau di bab bab lain isinya sedikit, terima kasih!.