NovelToon NovelToon
SENORITA PERDIDA

SENORITA PERDIDA

Status: tamat
Genre:Misteri / Cintapertama / Mafia / Percintaan Konglomerat / Tamat
Popularitas:36.1k
Nilai: 5
Nama Author: Vebi Gusriyeni

Series #2

Keputusan Rayden dan Maula untuk kawin lari tidak semulus yang mereka bayangkan. Rayden justru semakin jauh dengan istrinya karena Leo, selaku ayah Maula tidak merestui hal tersebut. Leo bahkan memilih untuk pindah ke Madrid hingga anaknya itu lulus kuliah. Dengan kehadiran Leo di sana, semakin membuat Rayden kesulitan untuk sekedar menemui sang istri.

Bahkan Maula semakin berubah dan mulai menjauh, Rayden merasa kehilangan sosok Maula yang dulu.

Akankah Rayden menyerah atau tetap mempertahankan rumah tangganya? Bisakah Rayden meluluhkan hati sang ayah mertua untuk merestui hubungan mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vebi Gusriyeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18 : Makan Malam

...•••Selamat Membaca•••...

Maula dan Rayden baru saja turun dan bergabung dengan Vanessa, Isabella, dan Archer di ruang makan. Beberapa makanan mewah terhidang di atas meja, Isabella duduk di samping kiri putranya dan Vanessa di samping kanan Archer sedangkan Rayden di seberang Isabella yang mana sederetan Vanessa dan Maula.

“Nyenyak tidurmu Vic? Bagaimana suasana rumah ini? Apakah masih sama?” tanya Isabella sekedar basa-basi.

“Ya. Sama.” Rayden menjawab sekedarnya saja.

Archer mulai mencairkan suasana dengan membahas beberapa pekerjaan penting dengan Rayden, pekerjaan yang berhubungan dengan dunia mereka.

Ketika pelayan sudah menyajikan makanan dengan lengkap, Isabella kembali membuka suara.

“Ayo lebih baik kita makan dulu baru bahas pekerjaan. Semua makanan ini khusus untuk menyambut kamu sebagai menantu di mansion ini Maula. Sangat terhormat rasanya kamu menjadi bagian dari keluarga kami,” ujar Isabella dengan senyum ramah pada Maula, seketika Maula menatap suaminya yang terlihat santai.

“Terima kasih Ny. Isabelle...”

“Nyonya? Tidak sayang, panggil Mommy.” Maula mengangguk pelan dan tersenyum kaku.

“Terima kasih Mom. Saya hargai semua ini.”

Rayden menatap semua makanan di atas meja dan tak satu pun ingin dia makan karena itu makanan yang tidak dia sukai. Maula melihat makanan itu juga sedikit aneh, dia sangat tahu apa yang diinginkan suaminya dan apa yang tidak.

“Emm maaf, semua makanan ini tidak ada yang disukai suami saya, apa boleh minta menu lain?” Maula berkata dengan penuh kelembutan, Rayden menatap istrinya yang cukup peka saat ini.

“Oh iya, tapi semua makanan telah terhidang, kan tidak baik harus menunggu makanan lain sementara di sini sudah terhidang. Maaf Victory, saya lupa dengan makanan yang kamu mau, saya juga lupa kalau semua makanan ini bukanlah makanan yang bisa kamu makan.” Maula menggertakkan giginya dan mengepalkan kedua tangan, Rayden dengan santai memegang lembut tangan Maula di bawah meja lalu tersenyum pada Isabella.

“Tenang saja Nyonya, saya akan memakannya.” Maula tidak habis pikir dengan Rayden yang begitu lega menerima semua ini.

“Biar aku masakin yang lain ya.” Rayden menggeleng pelan.

“Maula, di dapur ada mie instan, mungkin makan malam kali ini kamu bisa buatkan untuk dia,” kata Isabella yang penuh diskriminasi.

Maula bangkit dan memasakkan sesuatu yang bisa dimakan oleh suaminya. Semua makanan yang tersaji cukup membuat Rayden alergi dan bisa sakit.

Maula mencari bahan makanan yang aman tapi semua sudah habis dan kata pelayan, bahan makanan disimpan oleh Isabella dan hanya boleh diambil untuk memasak besok.

Maula masih menahan rasa sabar dan memasak mie instan untuk suaminya, dua porsi dan itu sangat cukup untuk mereka berdua.

“Mom, apa-apaan ini? Jangan bertingkah terlalu jauh Mom, aku malu,” tegur Archer setengah berbisik pada Isabella.

“Biasanya Victory memang tidak pernah makan bersama dengan kita di meja makan ini, jadi salah Mommy di mana? Kalau dia lapar, dia biasanya keluar kan?” jawab Isabella dengan lantang, Rayden hanya diam memainkan gelas dan sendok sambil menunggu istrinya.

Dari dapur, Maula bisa mendengar perkataan Isabella.

“Ray, maaf, Mommy... kau... maaf Ray,” Archer bahkan bingung harus bagaimana.

“It’s oke Archer, ini sudah biasa dan selama aku di sini, memang baru kali ini aku duduk satu meja makan dengan kalian. Tidak perlu sungkan padaku,” jawab Rayden dengan santai dan senyuman Isabella begitu puas setelah merendahkan Rayden di depan anak dan menantunya.

Maula datang dengan dua mangkuk mie instan yang dia masak dengan baik. Semua sesuai dengan seleranya Rayden, pria itu tersenyum setibanya Maula di meja makan kembali.

“Terima kasih sayang,” ucap Rayden dengan senyum merekah, Maula merasa sedih dengan senyum suaminya tapi dia tahan dan tidak mau Isabella merasa menang.

“Kenapa kamu buat juga?” tanya Isabella karena Maula juga memakan mie.

“Aku suka Mom dan tidak mungkin suamiku makan mie sementara aku makan hidangan ini. Kan tidak adil.” Vanessa sedikit menunduk dan menahan tawa puasnya.

Mereka semua mulai makan malam dengan tenang, Rayden menjangkau ayam panggang di sisi Vanessa lalu dengan cepat Isabella melarangnya.

“Ayam itu kesukaan Vanessa dan memang dibuat khusus untuk Vanessa, kamu ambil yang lain saya ya Vic.” Maula, Vanessa, dan Archer terdiam.

“Mom,” tegur Archer lagi.

“Apa? Kan memang begitu? Itu khusus untuk Vanessa sayang.”

“Tidak apa-apa, kamu ambil saja Ray.” Vanessa memberikan ayam itu pada Rayden tapi Rayden menggeleng.

“Tidak usah Vanessa.”

“Kalau memang kamu ingin, ambil saja Vic, bukankah selama ini kamu memang suka mengambil apa yang menjadi milik orang lain?” Maula membulatkan matanya dengan sempurna. Rayden masih terus menahan istrinya agar tidak meledak.

“Maaf Ny. Isabella, anda merusak mood makan malam kami.” Maula akhirnya bersuara dengan pelan.

“Memang begini situasi di mansion kami Maula, jangan terlalu bawa perasaan dan kamu juga harus terbiasa dengan ini.”

“Sayang ya, ruang makan dengan hidangan terbaik di sini harus menjadi saksi pergolakan konflik batin anda yang belum selesai dengan masa lalu. Anda makan saja semua ini, saya mau menghangatkan tubuh saya yang mulai dingin ini dengan suami saya. Di balik selimut tanpa mengenakan apa pun.” Maula berdiri dan menarik Rayden, mereka berdua langsung menuju kamar.

Archer mengusap kepalanya yang semakin terasa berat.

“Ini sudah sangat keterlaluan, bagaimana pun juga dia tetap satu ayah denganku dan semua rasa sakit itu sudah lama kan?”

“Archer... Rasa sakit itu tidak akan pernah mati sampai kapan pun, aku hanya ingin menunjukkan padanya tentang siapa dia. Bukan berarti setelah dia menjadi orang besar saat ini, dia bisa merendahkan kita.”

“Rayden tidak merendahkan kita sama sekali Mom, dia bahkan tidak menyinggung kita dalam hal apa pun. Semua itu hanyalah pikiran buruk Mommy pada dia.”

“Kamu sekarang lebih membela dia daripada Mommy?”

“Aku tidak mau berdebat, ayo sayang.” Archer mengajak istrinya keluar, mungkin makan malam di luar jauh lebih menyenangkan daripada di rumah.

Maula sudah tantrum di dalam kamar, dia mondar mandir dengan mulut yang masih komat kamit, Rayden hanya bisa melihat tanpa menyela. Maula mendekati suaminya yang duduk dengan santai di sofa lalu mencubit kedua pipi Rayden dengan gemas.

“Kau ini laki-laki Rayden, kenapa kau diam ketika harga dirimu diinjak oleh Ibel itu hah?” Maula berkata dengan nada rendah namun senyumnya mengerikan.

“Sudah aku bilang, aku terikat janji dengan ibuku untuk menghormati dia sampai kapan pun.” Maula mengepalkan tangannya seperti ingin meremas wajah Rayden.

“Janji? Jika kau bisa melihat roh ibumu, dia pasti sedih karena melihat putranya yang imut ini, direndahkan oleh sekelas ubur-ubur bau tanah.” Rayden terkekeh mendengar ocehan istrinya.

“Lebih baik kita cari makan malam di luar, kamu pasti butuh kesegaran dan ketenangan pikiran kan?” Maula langsung bertepuk tangan dengan antusias dan tersenyum.

“Nah benar, aku butuh udara dingin di luar sana karena kepalaku mulai mengeluarkan asap hitam, yang lebih hitam dari asap kereta api.” Rayden tertawa lalu berjalan mengambil jaket tebal miliknya dan Maula, dia memasangkan jaket itu pada Maula, memastikan tak ada celah angin masuk ke tubuh istrinya.

“I love you, Piccola.” Rayden mencium mesra bibir istrinya yang sangat menggemaskan itu.

“Sekalian nanti di luar kita beli gergaji listrik,” kata Maula dengan santai.

“Buat apa?” tanya Rayden kaget.

“Untuk membelah kepalamu dan melepaskan ikatan janji di otakmu itu.” Rayden kembali tertawa, walau pun dunia bersikap tak adil padanya, tapi masih ada Maula yang siap menantang dunia demi dia.

...•••Bersambung•••...

1
Putri vanesa
Semoga Maula kuat dan msih aman sma yg lainnya, Ray knpa gk minta tolong papamu dan om axelee
Putri vanesa
Sukaa banget setelah sekian lamaaaa Mauuulaa ❤️❤️
Vohitari
Next, seriesnya seru thor
Pexixar
Lanjut lagi
Miami Zena
Series yg paling ditunggu, mentalku aman kok thor
Sader Krena
Lanjutan ini selalu kutunggu, cepat rilis thor
Flo Teris
Selalu nungguin series nya, btw mentalku aman banget
Cloe Cute
Segerakan series 3 kak, udah gak sabaar aku tuh
Bariluna Emerla
Aku menunggu series 3 kak
Zayana Qyu Calista
Sedih kan kamu Ray, mana istri lagi hamil lagi kamunya berulah. Sekarang Maula hilang malah kelimbungan, cepat rilis yang ketiga kak, udah gak sabar mau baca
Rika Tantri
Puas banget sama pembalasan Maula tapi kesel banget sma Rayden. Udah tau si barabara itu otaknya gesrek, masih aja diikutin
Zayana Qyu Calista
Ditunggu banget nih series 3, yg paling dinanti ini mah. Cepetan kak ya
Arfi
Cepat di rilis kak, gk sabar aku
Arfi
Puas banget sama Maula ih, salah cari lawan kan lo Bar
Hanna
Kamu tuh ceroboh banget tau dak sih Ray, gak bisa baca apa kalo dia pura2
Hanna
Wajar aja Maula ngamuk dan ninggalin kamu Ray, dia ngeliat pergulatan panas kamu sama barbara.
Hanna
Puas banget aku weehh
Hanna
Dia nyoba ngeracau pikiran Maula ini mah
Ranti Zalin
Puas banget ngeliat dia diginiin, mampos
Ranti Zalin
Bikin masalah nih org njirr
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!