Merubah Hati

Selena keluar dari Itami airport sembari menarik koper di genggaman tangannya. Tadi pagi papa nya itu sempat ngambek karena ia buru-buru kembali ke Osaka, dan kini Selena tengah berdiri menunggu taksi untuk pulang ke apartemen milik nya.

"Postur tubuh itu.... " Selena memperhatikan seorang pria yang membelakangi nya.

"Ah mungkin hanya kebetulan saja" gumam Selena sembari masuk ke dalam taksi yang baru saja tiba.

*****

Sementara Leo yang juga berada di bandara yang sama, saat pesawat sudah mendarat ia langsung meluncur ke apartemen milik Sasha.

Tiba di gedung apartemen, Leo bergegas menuju untuk ke lantai dimana apartemen Sasha berada.

Leo merogoh ponsel dari saku jaketnya.

"Halo"

"Sasha, aku sekarang berada di depan kamar apartemen mu"

"Benarkah?"

"Iya"

Seorang gadis mengenakan setelan pendek keluar dari salah satu ruangan.

"Kak Leo" ucap Sasha yang nampak terkejut.

"Aku datang, honey"

"Kak kita sudah putus"

"Aku ingin minta maaf pada mu, mari kita perbaiki hubungan kita" Leo mencium tangan kekasihnya itu.

"Ayo masuk dulu, kak"

Leo menarik koper kecil, kemudian mengikuti langkah Sasha untuk masuk ke dalam.

"Kakak istirahat dulu, aku pesankan makanan"

"Iya, honey"

Sasha meminta izin untuk keluar sebentar, ia ingin membeli beberapa barang di supermarket terdekat.

Sesampainya di lobi, Sasha segera menekan ponsel nya.

"Halo" suara seorang pria terdengar.

"Kak Edric, kenapa kak Leo ada di sini?"

"Maksudnya?"

"Iya, kak Leo ada di Osaka"

"What! Leo masih cuti menikah"

Deg.

"Jadi dia sudah menikah" ponsel Sasha terjatuh namun saat akan menyentuh permukaan lantai yang keras, ada tangan kekar yang menangkap nya.

"Hati-hati nona" suara berat nan merdu terdengar indah di pendengaran Sasha.

"Eh!"

"Kita ketemu lagi, temannya Selena?" Adhyaksa menyunggingkan senyuman nya.

"Iya, pak dosen kan?"

Adhyaksa mengangguk.

Sasha menoleh ke kiri dan kanan seperti tengah mencari sesuatu.

"Anak saya tidak ikut, dia berada di rumah nenek nya"

Sasha mengangguk paham "Kalau begitu saya permisi dulu pak"

"Silakan"

Sasha mengangguk hormat, kemudian berjalan keluar dari gedung apartemen. Supermarket berada tepat di seberang jalan, jadi Sasha hanya perlu 5 menit untuk menuju kesana.

Setelah sampai Sasha mengambil troli di pojok samping, segera ia memilih barang-barang yang ia perlukan. Sasha mengambil bahan makanan tambahan karena saat ini Leo berada di apartemen nya, ia seketika ingat jika status Leo sudah menikah jadi dirinya harus bisa menjaga jarak. Tak lupa Sasha mengambil peralatan mandi baru, karena tidak mungkin kan harus berbagi dengan nya.

Kini Sasha tengah mengantre di kasir, satu persatu pembeli telah pergi kini giliran nya yang maju untuk membayar semua belanjaannya.

Petugas kasir memberikan total yang harus di bayar.

"Loh dompet ku mana?" Sasha mencoba mengingat dimana dompet nya berada.

"Kak, maaf dompet saya ketinggalan. Boleh titip dulu saya akan pulang sebentar ke apartemen" Sasha menggigit bibir nya.

Ia yakin tidak membawa dompet, saking terkejutnya dengan kedatangan Leo.

"Pakai ini saja" seorang pria menyodorkan sebuah kartu kepada petugas kasir.

"Pak Adhyaksa" ucap Sasha dengan kaget.

Petugas kasir menerima kartu tersebut, kemudian menggesek nya.

"Terimakasih, pak. Boleh saya minta nomor rekening nya"

"Tidak usah" Adhyaksa mengibaskan tangannya kemudian berlalu pergi, ia tadi hanya mampir untuk membeli minum.

Sasha melongo di buatnya, ia buru-buru menyusul langkah dosennya itu namun terlambat karena Adhyaksa sudah masuk ke dalam mobil mewahnya.