NovelToon NovelToon
Janji Yg Di Buat

Janji Yg Di Buat

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Poligami / Cintamanis
Popularitas:979
Nilai: 5
Nama Author: Nova Sarii

Novel ini menekankan pada janji yg dibuat sebagai dasar pengungkit,
bisa karna janji yg tidak ditepati atau karna ungkapan rasa yg tidak diterima karna janji tersebut

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nova Sarii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19

"Assalamu'alaikum," terdengar orang mengucap salam di depan.

"Wa'alaikumussalam, " jawab ku dari dalam sambil membukakan pintu.

Aku terkejut dengan wanita yg berdiri di depanku sekarang aku gak mengenalinya.

"Maaf kak, mau cari siapa?"

"Saya mencari Nayla, " katanya menatapku.

"Saya sendiri kak, silakan duduk kak, "

aku menyuruhnya duduk di teras.

Kebetulan aku sendiri di rumah. Mama pergi mengundang dan adek-adekku kerja.

"Kakak ada perlu sama saya? "

"Ya Nayla saya ada urusan penting dengan anda. "

Aku memperhatikan wajahnya. "kakak tau rumah dan nama saya dari siapa?"

"Dari seseorang yg kamu kenal."

"Siapa kak? " tanyaku.

"Nanti kamu juga tau, " jawabnya.

"Nayla, kamu kenal sama Fadli? "

tanyanya padaku.

"Kenal bangat kak, " jawabku.

"Dia calon suami saya kak,"

kataku.

"Dia calon ayah dari anak yg ku kandung ini Nayla, " katanya sambil menatap mataku.

Aku terkejut aku pun menatap matanya, tak terasa air mataku jatuh, dadaku terasa sesak. Aku tak sanggup lagi untuk berkata.

Sakit sungguh sangat sakit yg kurasakan saat ini. Semuanya terasa hancur. Laki-laki yg sangat ku sayangi yg ku anggap baik selama ini ternyata tega menoreh luka di hatiku.

Aku berlari ke dalam rumah memasuki kamarku dan membiarkan orang itu sendiri di luar.

Di dalam kamar aku menumpahkan kesedihanku. "Ya Alloh kenapa ini terjadi padaku? 😭

" Assalamu'alaikum Nayla, Nayla,"

Aku gak mempedulikan panggilan dari luar.

Hatiku benar-benar hancur.

Setelah capek menangis aku pun tertidur. "Assalamu'alaikum Nay, Nay bangun nak ini mama, kok pintu gak ditutup tidur nak? " ternyata mama sudah pulang.

Aku menatap mama sendu, "Ma Nay gak jadi nikah sama Fadli? "

"Kok gak jadi nak? Mama sudah mengundang keluarga kita nak, apa masalahnya? "

"Masalahnya Fadli menghamili wanita lain ma," kataku sambil menangis memeluk mama, mama juga ikutan menangis dan membalas pelukanku.

Mama membiarkanku menumpahkan kesedihanku dan menungguku sampai tenang untuk bercerita.

Puas menangis aku melepaskan pelukan mama dan mengusap air mataku yg henti jatuh.

"Sudah bisa cerita nak?" aku menarik nafas panjang dan melepaskannya.

"Tadi ada wanita yg gak Nayla kenal datang ke sini ma, dia bilang kalau Fadli adalah ayah dari anak yg dia kandung.

Mama menatap mataku lekat dan mengusap air mataku yg masih berjatuhan. " Nayla sudah nelpon Fadli? " aku menggelengkan kepala.

"Buat apa Nayla menelpon dia lagi ma? cuma menambah luka saja."

"Untuk meminta kejelasan nak."

"Sini telpon biar mama yg ngomong," aku menuruti kata mama, aku mengambil HP dan menelponnya, panggilan pertama gak dijawab panggilan kedua juga begitu sampai berulang aku menelpon tetap gak diangkat.

Aku melihat mama dan memeluk mama lagi, "gak dijawab ma, kenapa kita selalu kayak gini ma? "

"Semua sudah diatur sama Allah nak, Nayla harus bersyukur karna Allah sudah memperlihatkan keburukannya sebelum akad di depan penghulu, kalau sudah akad status Nayla akan jelek nak," ujar mama padaku.

"Jangan hubungi dia lagi nak, jika dia laki-laki yg bertanggung jawab pasti dia akan datang ke sini untuk menjelaskan, " kata mama sambil mengusap kepalaku.

"Sekarang Nayla istirahat dan tenangin diri, jangan lupa sholat, mama mau masak dulu."

"Ya ma Nayla mau tidur ma kepala Nayla sakit bangat ma."

"Tidurlah nak."

Mama keluar dan menutup pintu kamarku. Aku berdiri dan menyingkirkan boneka yg dia kasih padaku. Aku gak mau lagi melihat pemberian darinya.

Aku membungkus boneka dan memasukan kartu ATM yg pernah dia kasih.

Untung saja undangan belum tersebar, aku memperhatikan undangan tersebut sambil menahan sakit.

"Kenapa kamu tega Fadli? aku menutup hati untuk laki-laki lain demi kamu Fad," air mataku keluar lagi gak sanggup aku menahannya.

Sehari ini aku cuma berdiam diri di kamar, aku mengunci pintu kamar.

Gak ada satupun makanan yg aku makan. Cuma sholat yg gak aku tinggalin karna Allah tempatku bebas berkeluh kesah saat ini.

Tok...... tok....... tok terdengar suara ketukan pintu dari luar.

"Kak buka pintunya kak Fikri mau masuk kak," seru Fikri dari luar.

Aku menutup kepalaku dengan bantal karna aku gak mau diganggu.

Hp juga ku matikan.

"Ayolah kak buka pintunya, kakak makan dulu nanti kakak sakit,"

bujuknya dari luar.

"Biarkan kakak sendiri dek, kakak pengen menenangkan diri."

"Kakak jangan macam-macam ya."

Malam ini aku gak bisa memejamkan mata, kepalaku terasa berat dan pusing.

Aku berbaring di sajadahku, badanku terasa lemas dan semuanya terasa gelap. Aku gak tau lagi apa yg terjadi pada diriku.

Sayup sayup ku mendengar suara tangisan mama, aku mencoba untuk membuka mata rasanya berat sekali.

Aku merasa baru bangun dari tidur yg cukup lama.

Aku berusaha membuka mata tapi semuanya terasa berputar. Aku merasa perutku sakit bangat. Aku hendak berdiri mau ke kamar mandi tapi ketika aku duduk semua isi perutku keluar.

"Kakak sudah bangun?" Fikri menghampiriku dan mama mengusap punggungku, "Alhamdulillah nak kamu bangun juga, mama khawatir sama kamu,"

Fikri menggendongku ke kamar mandi, mama mengganti bajuku, Fikri dan Silvi membersihkan kamarku.

Aku istirahat di kamar tamu, karna kamarku dibersihkan. "Minum teh nak," aku meminum teh yg mama berikan.

"Makan ya nak, dari kemarin Nayla gak makan."

"Nanti saja ma."

Mama mengompres kepalaku.

"Kakak kok tidur di sajadah?" tanya Fikri.

"Pagi tadi aku ketuk kamar kakak gak ada sahutan, mama khawatir takut kakak kenapa-napa, beruntung sekali kak Silvi punya kunci kamar kakak, kalau gak aku terpaksa dobrak kamar kakak, " ujar Fikri padaku.

"Kok didobrak? kakak cuma tidur dek gak macam-macam, " jawabku.

"Kakak pingsan kak, badan kakak panas kakak mimisan," ucap Silvi.

Aku cuma diam dan gak sanggup bicara lagi, rasanya aku pengen tidur lagi.

"Assalamu'alaikum," aku mendengar ucapan salam dari luar.

"Wa'alaikumussalam, " Silvi berjalan ke luar. "Silakan masuk buk kak Nayla di dalam," Silvi mempersilakan tamu itu masuk.

"Fikri keluar buk dokter mau periksa kakak nih," kata Silvi pada Fikri.

"Baik kak, silakan buk,"

"Assalamu'alaikum Nayla, " salam buk dokter kepadaku.

"Wa'alaikumussalam buk, "

"telat lagi ya makannya? atau banyak fikiran? ibu periksa dulu ya, " beliau memeriksa ku dan memberikan obat, "ini obatnya diminum Nay, jangan banyak fikiran dan telat makan lagi ya, tensi dan gula darah kamu rendah, ini obat demam, vitamin dan obat magh, " kata buk dokter.

"Lekas sembuh Nay ibu balik ya Assalamu'alaikum,"

"Wa'alaikumussalam buk."

Fikri masuk ke kamar sedangkan mama masih di luar bicara sama buk dokter.

"Kak makan ya, aku suapin, " bilangnya.

"Kakak makan roti aja dek," jawabku.

"Makan dikit kak biar bisa minum obat, "

"Belum bisa dek kakak makan roti aja, "

Dia memberikan roti padaku. Aku memakannya sepotong dan rasanya pahit, "sudah dek kakak mau tidur, " kataku. "Minum obat dulu kak, " Fikri mengambil obat dan minum dan memberikan padaku. "Minum dulu kak, kakak jangan banyak fikiran."

Setelah meminum obat aku tidur lagi.

Kepalaku rasa dipukul-pukul.

Badanku kedinginan dan perutku sakit bangat. Aku gak sanggup menahan rasa sakit ini.

Sudah seminggu aku sakit, sampai saat ini Fadli gak ada datang kemari.

HP gak pernah ku nyalakan. Seminggu ini aku terbaring tak berdaya.

Setiap yg aku makan selalu keluar lagi.

Badanku semakin kurus rambutku rontok kata dokter aku kelelahan.

Mama yg selalu menjagaku, karna kedua adekku kerja.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!