Jaka Keling murid padepokan Adisekar dari golongan rakyat biasa, tidak sengaja berkonflik dengan murid dari golongan darah biru, Untuk bertahan di dunia persilatan dan melindungi keluarga dia harus menjadi kuat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kang Mus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
"kita sudah berada di perbatasan Kademangan Rawa Jajar" Rawing lebih berpengalaman bepergian jauh, beberapa kali ikut rombongan yang pergi keluar.
"akhirnya kau berguna juga" Jaka Keling akhirnya merasa terbantu dengan adanya Rawing, beberapa hari ini Rawing terasa menjadi beban, kurang istirahat dan selalu was-was membuat Jaka Keling terganggu sedang sikap Rawing yang suka mengeluh.
Jaka Keling belum pernah berpergian jauh, selama ini Jaka Keling hanya berada di padepokan dan pergi kehutan, dia tidak pernah pergi keluar Kademangan.
Sedangkan Rawing sudah beberapa kali ikut rombongan pergi keluar Kademangan, sebagai yatim piatu yang bekerja serabutan kadang dia ikut rombongan sebagai pembantu atau kuli.
Rawing yang penakut dan menjadi buronan membuat perjalanan kali ini berbeda. Selalu waspada dan takut membuatnya tidak tenang dan cepat lelah.
"setelah melewati hutan bambu kita sudah keluar dari daerah kademangan Rawa Jajar, dan masuk daerah kademangan Tarikolot" Walau belum pernah pergi ke daerah Manahan, Rawing tahu sedikit arah menuju kesana.
"aku harap kita tidak menuju arah yang salah" saat ini mereka hanya berharap segera keluar dari Rawa Jajar, setelah itu baru mencari informasi tentang daerah Manahan, tempat yang akan mereka tuju.
Sebagai buronan Kademangan, Rawing dan Jaka Keling tidak berani memasuki desa, mereka takut ada hulubalang yang bisa mengenali mereka atau mencurigai mereka.
"orang itu mulai mendekat" Jalu memberitahu Jaka Keling tentang Arya Jipang yang terus mengikuti mereka, hanya sesekali Jalu bisa merasakan keberadaannya. Saat ini Jalu merasakan Arya Jipang mendekat.
Tidak lama muncul seorang yang tidak dikenal, terus mendekat kepada Jaka Keling dan Rawing yang berjalan di depan.
"bisakah kita berjalan bersama, aku akan pergi kedesa di depan, kalau boleh tahu kemana kalian akan pergi..?" setelah cukup dekat, Arya Jipang memulai percakapan fan menyapa.
"kau yang menolongku terakhir kali, siapa anda..?" Jaka Keling tetap waspada, walau dia adalah orang yang menolongnya terakhir kali, Jaka Keling tidak mengenalnya, juga tidak tahu apa motif nya.
"ternyata kau mengenaliku dengan cepat, baiklah perkenalkan aku Arya Jipang dari Cisoka" Arya Jipang mengenalkan diri, kebiasaan seorang pendekar adalah mengenalkan namanya atau julukannya, juga bisa ditambah dengan daerah asal, atau padepokan tempat ia berguru.
"kita bukan musuh atau teman, setidaknya untuk saat ini, seseorang menugaskan untuk menjagamu sampai kau keluar dari Pademangan Rawa Jajar" Arya Jipang juga tidak merahasiakan kepada Jaka Keling tetapi dia juga tidak bisa memberitahu semuanya.
"terimakasih atas bantuannya, aku harap kita bisa bertemu lagi dan aku bisa membalas Budi yang kau lakukan" Walau Jaka Keling tidak bisa mengorek banyak informasi, tetapi setidaknya Arya Jipang adalah orang yang telah membantu dan menolongnya.
"tentu saja, terlepas apa hubungan kita nanti, aku harap kita bisa bertemu lagi dan bisa bertukar gerakan" Arya Jipang tahu jika kelak bertemu lagi Jaka Keling kemungkinan sudah menjadi pendekar hebat, mungkin saja mereka setara atau bahkan lebih hebat darinya.
"seharusnya tuan tidak perlu menyembunyikan diri, kita bisa berjalan bersama dari awal" Rawing merasa kepanikan sebelumnya tidak perlu, seandainya dia tahu ada pendekar hebat yang terus mengikuti, Rawing akan lebih tenang.
Suasana perjalanan menjadi lebih santai, mereka berjalan bersama sampai perbatasan Pademangan.
"Dengan peta ini kita bisa lebih mudah menentukan arah" Rawing sedang memperhatikan peta kerajaan Maespati, peta yang diberikan Arya Jipang sebelum berpisah.
Rawing memahami sedikit tentang membaca peta, tidak punya keluarga membuatnya berharap suatu saat bisa berkelana, ketika dia pergi keluar desa dia beberapa kali belajar melihat peta dari orang yang berpengalaman.
"aku harap saat bertemu lagi dia bukan musuh kita" Jaka Keling berharap bertemu lagi dengan Arya Jipang, selain berhutang Budi Jaka Keling tidak tahu apa motif dan siapa yang memberikan Arya Jipang perintah.
Apapun yang terjadi Jaka Keling harus membalas budi kepada orang yang menolongnya. Setidaknya itu yang diajarkan oleh orang tuanya.
mcnya penakut naif kurang kejam terhadap musuh JD ngk seru