Dibunuh oleh putrinya sendiri membuat Kayana bersumpah untuk membalas setiap perbuatan keji sang putri saat ia diberikan kesempatan untuk hidup kembali. Doanya terkabul ia diberikan kesempatan hidup lagi, apakah ia akan membalas dendam kepada sang putri atau luluh karena sang putri berubah menjadi anak baik???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Its Zahra CHAN Gacha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Guru les baru
Siang itu Putri melangkah ragu menuju kediaman keluarga Wijaya. Gadis itu semakin tak percaya diri saat melihat rumah megah milik keluarga konglomerat itu. Wajahnya tampak pucat saat melihat penampilannya yang kumuh.
"Apa aku akan dipersilakan masuk di istana ini, sedangkan penampilan ku seperti pengemis," gumamnya
Melihat banyaknya sekuriti membuatnya membalikkan badannya. Ia berpikir untuk menemui Mala di tempat lain saja. Gadis itu merasa minder saat melihat istana keluarga Wijaya.
"Putri!!"
Ia pun segera menoleh saat seseorang memanggil namanya. Dari kejauhan Mala menyunggingkan senyumnya saat melihat kedatangannya.
Ia pun melambaikan tangannya, memberikan isyarat kepada gadis itu untuk segera mendekat.
Putri pun membalikkan tubuhnya dan melangkah mendekatinya.
Mala segera mengajaknya masuk. Putri terlihat canggung saat memasuki rumah mewah tersebut. Ia bahkan melepaskan sepatunya saat hendak masuk kedalam rumah. Namun Mala justru melarangnya dan menyuruhnya tetap memakainya.
Putri bahkan memilih duduk di lantai saat Mala menyuruhnya duduk.
"Kenapa duduk di lantai, duduk di kursi lah, sinu!" ujar Mala melambaikan tangannya
"Tapi baju saya kotor," jawab Putri
"Gak apa, ayo sini!"
Dengan berat hati Putri pun menuruti keinginan Mala, meskipun sebenarnya ia merasa tak enak duduk di kursi mewah.
"Aku sudah melihat nilai-nilai mu di sekolah, dan aku sangat bangga sama kamu.. Meskipun kamu hidup dalam kekurangan tapi kamu memiliki prestasi yang sangat membanggakan. Jadi maksud aku memanggil mu kemari adalah untuk meminta kamu menjadi guru les Vanesa, semoga dengan belajar bersamamu, nilai mata pelajaran Nesa bisa meningkat. Oh iy untuk masalah gaji, jam kerja dan yang lainnya ada di surat kontrak kerja ini," Mala kemudian menyodorkan selembar kertas kepada Putri
"Kamu bisa baca pelan-pelan, setelah setuju silakan tanda tangan," imbuh Mala
Putri pun mengangguk paham. Ia segera membaca surat kontrak kerja itu, dan menandatangani surat tersebut.
"Syukurlah kamu setuju dengan isi surat itu. Oh iya, kamu jangan sungkan untuk memberitahu kan Ibu apa pun yang terjadi padamu selama mengajar les," pungkasnya
Sementara itu, Shela tampak menemui Haris setelah pertemuannya dengan Ibu Putri.
Ia pun berlari menuju ruang kerja Haris.
Haris yang sedang sibuk bekerja pun merasa kaget saat melihat kedatangan Shela.
"Ada apa, kenapa kamu datang terburu-buru, apa yang terjadi??"
"Gawat, gawat, gawat!" seru Shela dengan nada panik
"Gawat kenapa??" tanya Haris
"Putri kandung Mala masih hidup!" seru Shela
Seketika Haris melotot mendengarnya.
"Bukankah kau dulu sudah membunuhnya, lalu bagaimana ia bisa hidup!" seru Haris
"Aku tidak tahu, yang jelas aku sudah berusaha menyingkirkannya dahulu, tapi kalau Tuhan justru masih memberinya nyawa mungkin itu yang di namakan berkah!"
"Lalu kenapa kamu panik?" tanya Haris
"Aku hanya berpikir keras bagaimana aku harus menyingkirkannya ??"
"Kenapa tidak memakai jasa pembunuh bayaran, dengan begitu maka identitasmu akan aman," sahut Haris
"Seumur hidup aku belum pernah memakai jasa pembunuh bayaran, jadi aku merasa aneh saja!"
"Sudahlah, serahkan saja semuanya padaku, anggap saja ini sebagai balas dendam ku pada mala karena ia sudah menceraikan aku!" seru Haris
Sementara itu Vanesa begitu terkejut saat melihat putri di rumahnya.
"Apa-apaan ini, kenapa kamu ada di rumahku!" serunya
Baru saja ia hendak menampar wajah Putri seketika Mala keluar.
"Aku yang menyuruhnya datang kemari!"
Vanesa langsung menurunkan tangannya saat melihat sang ibu.
"Maaf Bu, aku kira si pengemis ini sengaja datang ke rumah kita untuk mengemis," jawab Vanesa
"Berhenti memanggilnya pengemis, dia punya nama. Asal kamu tahu, mulai hari ini putri akan menjadi guru privat mu!"
"What!!" Vanesa menganga mendengar ucapan sang ibu
"Nilai mata pelajaran mu semuanya menurun jadi Ibu harap kamu bisa mendapatkan nilai yang bagus setelah kamu les dengan putri," ucap Mala
Ia juga memberitahu Vanessa untuk tidak menyakiti putri.
"Semua ruangan sudah di pasang cctv termasuk kamarmu, jadi ibu harap kamu tidak melakukan sesuatu yang buruk kepada Putri
Vanesa hanya mengangguk. Ia tak bisa banyak berdebat dengan sang ibunya.
Ia pun mengajak putri masuk ke kamarnya.
"Wah sekarang kamu pandai menjilat ya, sebenarnya apa yang kamu rencanakan sampai rela menjadi guru les privat musuhmu sendiri!" seru Vanesa
"Aku butuh uang untuk sewa rumah, kebetulan kami di usir dari rumah lama kami," jawab putri
Vanesa menyeringai mendengar jawaban putri, ia menarik lengan gadis itu dan memelintirnya.
"Kau pikir aku percaya!" seru Vanesa
Saat putri hendak menjerit Vanesa langsung membungkamnya. Mengetahui ada cctv di kamarnya ia pun segera menyeret putri menuju ke toilet. Seperti biasa ia memukuli gadis itu dan menginjak luka di tangannya.
"Awas saja kalau kamu mengadu kepada ibuku!" ancam Vansea
Ia pun segera keluar dari kamar mandi dan mengeluarkan buku-buku pelajarannya.
"Aku mengerjakan pr matematika ku!" serunya
"Tapi kan tugas ku hanya mengajarimu bukan mengerjakan tugasmu!"
Vanesa kembali menarik lengan putri dan memelintirnya, "Kerjakan atau aku akan mematahkan tanganmu ini!" ancamannya
Putri pun tak berkutik, ia segera mengambil buku Vanesa dan mengerjakannya. Tidak lama tersebut suara seseorang mengetuk pintu, membuat Vanesa buru-buru mengambil bukunya dari putri.
Ia juga menyuruh putri untuk membukakan pintu untuknya.
Mala tersenyum senang saat melihat Vanesa sedang mengerjakan PR. Ia pun memilih menemani mereka belajar hingga selesai.
"Ibu saya pamit dulu," ucap Putri setelah selesai
"Iya nak, mari ibu antar," Mala pun berjalan bersama putri mengantarnya sampai ke gerbang.
"Bagaimana hari ini, apa dia membuat ulah lagi??" tanyanya
Putri tersenyum kecil sambil melirik lengannya.
"Tidak bu, Vanesa tidak menyiksaku. Apalagi kan kami belajar di rumah," jawab Putri
"Tapi kenapaa kamu menangis??" tanya Mala
"Mungkin karena saya terharu," jawab putri menutupi kesedihannya
"Ok, kalau terjadi sesuatu denganku katakan saja, jangan takut, ibu akan selalu percaya pada mu," ucap Mala
"Dasar pengemis, awas saja kalau kamu mengadu, aku akan habisi kamu si sekolah besok!" pekik Vanesa yang mengamati mereka dari atas balkon.
Putri pun memilih berjalan kaki menuju ke halte bus. Saat perjalanan pulang sebuah mobil melaju kencang berusaha menabraknya, beruntung seorang pria langsung menariknya hingga ia pun selamat.
"Kamu tidak apa-apa??" tanya Laston
Putri menggelengkan kepalanya.
Laston mengamati wajah putri secara seksama.
"Kenapa wajahmu begitu familiar, aku sangat mirip dengan adikku saat ia kecil," tandas Laston
"Kalau boleh tahu siapa namamu?" tanyanya lagi
"Putri?" jawabnya singkat
Laston tak sengaja melihat darah mengucur dari lengan gadis itu. Meskipun ia memakai kemeja lengan panjang namun pria itu bisa melihatnya.
"Tanganmu terluka, bagaimana kalau kita berobat ke dokter dulu," pungkasnya
hadeh ada juga yg kyk gtu