Hubungan yang terus di tentang keluarga, membuat pria tampan bernama RahardiAwan putra Biantara mau tak mau menyerah dan pasrah melepas cintanya pada seorang wanita yang ternyata seorang pekerja sex komersial.
Patah hati hebat itulah membuat ia mendadak menjadi seorang yang dingin dan tak acuh pada apapun termasuk wanita lain. Hingga akhirnya keluarga besar menjodohkan putra mahkota Biantara itu dengan seorang gadis kecil yang baru saja lulus SMA. Sifatnya yang ceria dan bar-bar di yakini keluarga akan bisa mengembalikan sosok Awan yang hangat seperti dulu.
Mampu kah Awan bertahan dengan pernikahan paksa nya itu?
Atau sang istri akan menyerah karna sering kali menajadi bayang-bayang sang Mantan suami?
Yuk kepoin ceritanya yang mungkin akan sedikit bikin darah tinggi 🤧🤧
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenengsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bocor!!!
🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂
"'Hei... kenapa bisa begitu? berbagi ranjang kan bisa!!!!" protes Awan langsung bangun dari tidurnya lalu mencekal tangan Mentari yang hendak berdiri.
"Satu ranjang? denganmu!"
Awan mengangguk pelan, keduanya saling menatap tajam menunggu siapa yang lebih dulu akan bicara.
"Huft, rumahmu besar, Sayang" kekeh Mentari yang melepas tangannya lalu melenggang pergi begitu saja.
"Sial" umpat Awan kesal.
Awan yang memang tak enak badan benar-benar bersembunyi lagi di balik selimut, badannya bagai di pukulo oleh puluhan orang dalam satu waktu. Belum lagi kepalanya yang berdenyut membuat matanya hampir saja menonjol keluar.
"Hah! aku beneran sakit" keluhnya serba salah.
Dan suara pintu terbuka sontak membuat Awan menoleh kearah benda tersebut, ada Mentari yang datang dengan nampan di tangannya.
"Bawa apa?" tanya Awan.
"Makan malam untukmu, di makan ya, biar ku siapi"
Awan melirik ke arah jam yang menggantung di dinding, tentu ini belum saatnya makan malam tapi sang istri sudah membawakan makan untuknya.
Ada bubur nasi lengkap dengan kuah kaldu ayam kampung beserta jeroan nya yang sudah di haluskan, jangan tanyakan rasanya karna satu mangkuk penuh nyatanya habis tak bersisa beserta air putih hangatnya.
"Mau nambah?" tawar Mentari setelah ia meletakkan perlengkapan makan yang kosong keatas nakas.
"Cukup, aku kenyang. Apa tadi masakanmu?" tanya Awan yang seumur-umur baru menyesap rasa bubur nasi seperti tadi yang tentu sangat berbeda dengan Chef di rumahnya. Tak mungkin juga Cahaya yang masak karna Langit tak akan ikhlas ridha dunia akhirat sang istri tercinta masuk dapur kotor kotor meski hanya untuk mengecek saja.
"Hem, iya. Gak enak ya?"
"Asin, kamu pasti kawin lagi, iya kan?" ledek Awan.
"Kalo ada satu lagi kaya kamu, aku mau."
Awan tertawa, ia salut dengan gadis di depaannya yang pantang menyerah. Awan tak menolak ia hanya menyadarkan istrinya saja jika ada hati lain yang masih bertahta tak ingin ia gantikan meski dengan Mentari sekalipun yang sah menjadi wanita halalnya.
"Istirahat lah, aku mau makan malam dulu"
"Hem, tapi janji balik lagi ya" pinta Awan.
"Gak Kebagusan!!!"
.
.
.
Makan malam kali ini tanpa sang putra mahkota Biantara. Mentari sudah memberi tahu semuanya jika suami Laknatullah nya itu sedang tak enak badan tapi sudah ia urus dengan sangat baik. Mentari yang banjir pujian hanya tersenyum kecil, setidaknya hatinya lega masih banyak yang perduli padanya di rumah besar tersebut.
Ia yang sudah selesai masuk kedalam kamarnya sendiri, Mentari asal saja menempatinya asal ada ranjang untuk ia berbaring.
Braaaak
Pintu ia tutup dengan pelan, tak ada yang tahu jika malam ini pasangan suami istri itu sedang pisah kamar.
Tak ada yang di lakukan Mentari saat ini, ia hanya berguling sambil memainkan game di ponselnya dengan Data yang sengaja ia matikan.
Sampai tak terasa akhirnya ia terlelap dengan posisi tidur tak beraturan.
Cek lek.
Jam dua pagi Awan keluar dari kamarnya mencari sosok sang istri yang menepati ucapannya.
Gadis cantik itu tak kembali usai makan malam.
"Cih, pake acara pindah! udah tahu suami lagi sakit" oceh Awan yang saat ia masuk salah satu kamar tamu paling ujung.
Awan meringsek naik keatas ranjang setelah ia membenarkan posisi tidur Mentari yang Lasak.
keduanya kini dengan sengaja sudah berada di balik selimut yang sama. Tapi baru saja Awan ingin memejamkan mata ternyata Mentari terbangun.
"Eh, kamu ngapain disini?" tanya Mentari panik saat tubuhnya sudah masuk kedalam pelukan sang suami.
.
.
.
.
Hem... itu-- itu, apa ya? Eh... Kamar ku BOCOR!!!